오십오

3.3K 338 10
                                    

Beberapa hari pasca operasi kecil yang di jalani Chenle, anak itu diharuskan menginap di rumah Hendery. Kenapa tidak dibawa rumah sakit? Jawabannya sederhana, tidak ingin mempermudah Lee Donghae melakukan rencananya.

Selain itu Xiaojun juga bisa menjadi dokter pribadi untuk Chenle, mengingat kemampuan istri Hendery yang mempunyai pengetahuan yang melebihi orang normal. Ya, Xiaojun memahami ilmu kedokteran meskipun tidak sepenuhnya.

Sejauh ini sandiwara untuk mengecoh Lee Donghae berjalan dengan sempurna. Mark tentu saja waspada dengan apa yang akan dilakukan Chenle selanjutnya, karena dia tidak tau rencana selanjutnya. Akan tetapi secara bersamaan Mark juga merasa khawatir dengan Chenle.

Bagaimana bisa Lee Donghae menanamkan chip pada tubuh manusia tanpa pelindung apapun? Orang itu memang sudah gila. Dampak yang bisa di timbulkan jika komponen pembuat Chip beraksi dengan darah adalah sesuatu yang berbahaya. Mempunyai penyakit kanker darah misalnya.

Selain mengkhawatirkan Chenle, Mark juga mengkhawatirkan Haechan. Jelas sekali istrinya itu tidak tenang selama Chenle berada di rumah Hendery. Mark paham jika Haechan ingin bersama Chenle dan merawatnya, namun apa boleh buat Chenle memang masih membutuhkan perawatan dari Xiaojun.

Meskipun setiap pagi mereka mengunjungi Chenle, akan tetapi Haechan ingin bersama Chenle sepanjang waktu. Mark tidak mengijinkan menginap karena suatu hal.

"Haechanie" panggil Mark pelan saat melihat Haechan yang lagi-lagi termenung.

Dengan wajah sedihnya Haechan mengalihkan pandangan ke arah sumber suara "Hyung" katanya pelan dengan memelas.

"Ini untuk kebaikan Chenle, Haechan" ujar Mark menenangkan Haechan untuk kesekian kalinya.

Haechan menghela nafas berat "Chenle pasti baik-baik saja kan? Iyakan? Tidak ada hal buruk yang menimpanya kan?" deretan pertanyaan khawatir mengenai keadaan Chenle keluar dari mulutnya. Hanya untuk memastikan.

"Semoga saja" kata Mark membawa Haechan ke dalam pelukannya dan mengusap kepalanya lembut.

Haechan diam tidak menjawab. Meskipun suaminya meyakinkan dengan kalimat yang menenangkan, tidak bisa dipungkiri hatinya tetap merasa tidak tenang.

Mark melepas pelukannya dan menatap Haechan dalam. Di tangkupnya wajah Haechan dengan telapak tangannya "Kau terlalu mengkhawatirkan Chenle, hingga melupakan ada orang lain yang juga membutuhkan mu" ucapnya terdengar amat lembut di telinga Haechan.

"Siapa yang lebih membutuhkan ku?" tanyanya terdengar tidak bersemangat sekali "Saat ini Chenle sedang sakit, dan Chenle lebih membutuhkan ku, tapi .. "

"Aku juga membutuhkan mu, Haechan" dengan cepat  memangkas perkataan Haechan, dengan tatapan matanya menunjukan suatu kesedihan.

Tak berapa lama pandangan mata Mark menunduk "Aku membutuhkan mu" gumam Mark pelan dan nyaris berbisik. Suaranya pun tiba-tiba serak.

"Mark hyung .. " Haechan paham, ia mengangkat dagu Mark dengan tangannya untuk membuat keduanya saling berhadapan.

Mark tersenyum tipis "Tidak apa-apa, aku tau kau mengkhawatirkan Chenle" kemudian kedua tangan milik Mark beralih pada kedua bahu sempit milik Haechan dan menepuknya pelan beberapa kali.

"Akan tetapi kau juga harus memperhatikan sekitar mu, terlebih keadaan mu sendiri. Mengerti" lanjutnya masih menunjukan senyumannya, diakhir kalimatnya Mark mencubit hidung Haechan dan kemudian meninggalkan lelaki manis yang sedang terdiam ditempatnya.

Inilah yang tidak disukai Mark dari Haechan, dimana istrinya lebih sering mengkhawatirkan orang lain daripada dirinya sendiri. Mark mencoba memahami kebiasaan Haechan selama ini. Akan tetapi jika terus dibiarkan Haechan tidak akan menyadarinya dan tidak akan ada perubahan pada kebiasaan Haechan yang ini.

[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang