Sejauh ini Chenle memegang janjinya, ia tidak melukai Haechan lebih parah dari sebelumnya. Minimal bisa membuat Haechan pingsan. Dan tentu saja Mark mengawasi istrinya sepanjang waktu.
Rencana buruk yang di tujukan untuk Haechan sudah terjadi beberapa kali, seperti mengurung Haechan di ruangan dengan gas beracun, mengalirkan aliran listrik untuk Haechan meskipun hanya tegangan rendah, meracuni Haechan, membuat kecelakaan kecil untuk Haechan.
Dan Chenle sengaja melakukannya saat Mark berada di sekitar mereka, lebih tepatnya Mark yang sengaja melakukan pengalihan untuk melancarkan rencana Chenle. Supaya ia tetap bisa melakukan pertolongan pertama pada istrinya.
Saat ini keduanya, yaitu Mark dan Chenle saling menatap satu sama lain. Mark menatap Chenle kesal, sementara Chenle menatap Mark dengan pandangan polosnya serta senyumnya yang tak kalah polos, layaknya anak kecil seusianya.
Sudah di bilangkan jika Chenle tidak perlu bersandiwara pada Mark. Jadi Chenle bisa dengan berani berbicara dengan lantang dan santai apapun yang berhubungan dengan ‘rencana jahat Lee Donghae’.
“Paman kenapa?” tanya Chenle seolah-olah tidak tau apa-apa. Namun nyatanya ia tau Mark cemburu dengan tindakannya, sejak terakhir mereka tidur bertiga.
“Kau sengaja memonopoli Haechan dari ku” ucap Mark kesal dengan anak kecil didepannya ini. Gara-gara Chenle, Mark tidak bisa menikmati waktu berkualitasnya bersama Haechan. Terlebih saat malam hari. Mengingatnya saja membuat Mark kesal.
Sejak kejadian Chenle yang ingin lebih ‘dekat’ dengan Mark, anak itu gencar mencuri perhatian Haechan darinya. Dan lebih beruntung lagi, Haechan selalu memihak pada Chenle. Tentu saja Mark kesal dengan apa yang di lakukan Chenle padanya. Ia tidak terima.
“Bukankah tujuan kita Paman. Eomma lebih memihak ku atau memihak Paman” ujarnya dengan percaya diri yang tinggi. Di tambah lagi kenyataan Haechan memang lebih memihaknya, Chenle jadi semkin ingin menyombongkan diri.
Mark menghela nafas kasar “Ck!! Kekanakan sekali” ketusnya melihat ke arah lain.
“Aku memang anak-anak, Paman tidak lupakan?” ujar Chenle tertawa remeh.
Perhatian Mark seketika langsung tertuju pada Chenle, ia marah.
‘Kau memang anak-anak, tapi cara berpikir mu dewasa’ batin Mark kesal dan gemas secara bersamaan.
Beruntung saat ini mereka sedang bekerja sama. Jika tidak, ingin sekali rasanya Mark melipat-lipat tubuh Chenle dan memasukannya dalam koper untuk kemudian dia kirim ke segitiga bermuda. Ah, membayangkannya saja sudah bisa membuat Mark tertawa puas.
“Tersenyum tanpa alasan yang jelas memungkinkan seseorang mengalami gangguan jiwa” celetuk Chenle melihat Mark yang menyeringai dan menatapnya tajam.
“Kau!!” geram Mark dengan perilaku Chenle saat ini. Lagi, Chenle suka sekali mengejek Mark dengan menjulurkan lidahnya, di sertai tawa pelannya.
Mark membuat ketukan,
‘Ini bukan bagian dari rencana, apa tujuan mu?’
Mark bertanya demikian karena ia merasa Chenle memang sedang mengerjainya terlepas dari rencana mereka terhadap Lee Donghae.
‘Aku hanya tidak ingin Eomma kelelahan karena ulah Paman’ arti ketukan Chenle di sertai senyum jail.
Chenle memang masih anak kecil, akan tetapi saat mengunjungi pertama kali kamar Haechan, terlebih Haechan yang menemuinya dengan panik, ia tahu dua lelaki dewasa itu sedang melakukan hal yang tidak seharusnya dia ketahui.
Mark menghela nafas pelan ‘Kau tidak tau saja manfaatnya’ arti ketukan Mark untuk menjawab ketukan Chenle.
Dan sebagai jawaban, Chenle hanya memutar bola matanya malas. Memang apa manfaatnya? Batin Chenle ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BOOK II ] Perfect? Imperfect || Markhyuck || [Completed]
Fiksi PenggemarBOOK 2 DARI MY BODYGUARD AND I Tidak ada manusia yang sempurna, hakikatnya saling menyempurnakan satu sama lain. "Bagaimana jika aku tidak sempurna seperti yang kau lihat selama ini?" - Haechan "Aku mencintaimu apa adanya. Jika kau merasa tidak semp...