Chapter 2 Zenid

10.4K 1.7K 85
                                    

Kemarin setelah Leo pergi untuk urusan pekerjaan,dia kembali kesehariannya, yaitu membantu Ibunya menjaga Toko buku,karena hal itulah dia menjadi suka menulis novel sampai sekarang,tidak jarang ada beberapa buku miliknya yang disusun rapi di rak lemari.

Pintu toko tiba-tiba dibuka,melihat ke arah pelanggan yang baru saja masuk,Seniya mengeryitkan keningnya saat melihat bahwa itu adalah seorang murid sekolah menengah,dengan tinggi 1,75 m dan rambut yang di tata rapi membuat remaja itu sangat menarik dalam sekali lirikan.

"Apa anda pemilik Toko ini?"

Mendengat pertanyaan anak itu,Seniya mengangguk,bisa di bilang dia menganggap murid itu sebagai anak kecil,mungkin umurnya baru 17 tahun.

"Ada buku yang kamu cari?"

"Um. Apakah anda memiliki buku Fantasy?"

Tercengang untuk beberapa detik,dia tidak menyangka pemuda yang terlihat sebagai contoh orang yang acuh itu malah mencari Buku Fantasy,menarik.

Seniya mengangguk dan menunjuk ke arah rak buku dekatnya."Kamu bisa berjalan ke sebelah kiri, di sana ada rak buku dengan judul genre yang sudah disusun."

Murid laki-laki itu terlihat malu karena telinganya sedikit memerah,mungkin tidak mengharapkan tanggapan santai Seniya,murid itu melirik Gadis yang kembali membaca buku itu.

"Terima kasih."

Seniya hanya mengangguk tanpa melihat ke arah murid itu,saat asyik membaca tiba-tiba dia merasa tulang belakangnya bagian bawah sakit,di ikuti pinggang kirinya yang ikut kesakitan,keringat dingin menetes dari kening gadis itu.

Memegang perutnya yang kesakitan,dia menyadari bahwa ini sudah tanggalnya untuk masanya bulan ini. Buruknya lagi dia melupakannya,tidak membawa pembalut saat ini,dia memakai rok selutut bewarna putih,bisa ditebak pasti dia tembus.

"...Tanggal merah si**ln..." umpatnya,setiap kali dia 'Datang bulan' pasti rasa sakit di tubuhnya akan sangat buruk.

Menyimpan kembali buku yang tadi dia baca,dia menempelkan keningnya di meja sambil memegang perutnya menahan rasa sakit,dia saat ini ingin sekali mencari kasur.

Murid laki-laki yang sudah menemukan buku yang dia cari kembali ke kasir tapi terkejut saat melihat gadis itu terlihat menahan rasa sakit, buru-buru dia mendekatinya dengan khawatir.

"Apa anda baik-baik saja?"

Seniya menggelengkan kepalanya lemah,dia bukan gadis yang kalau 'tidak baik-baik saja' malah bilang 'baik-baik saja',jujur rasa sakit datang bulannya sangat menyakitkan.

Murid itu mendekatkan wajahnya ke wajah Seniya,gadis itu menutup matanya dengan rapat.

"Apa anda sakit perut? Apa saya bawa ke rumah sakit saja?"

Seniya menggelengkan kepalanya menolak. "Tidak perlu."

Murid laki-laki itu baru saja akan memaksa gadis itu untuk ke rumah sakit lagi,saat tiba-tiba gadis itu mengangkat kepalanya dengan wajah pucat pasi.

"Tidak perlu khawatir,Bocah kecil."

"Siapa yang kamu panggil Bocah!"

Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang