Chapter 3 Dokter Devon

8.8K 1.5K 83
                                    


Leo menatap wajah pucat gadis itu yang dia tutupi dengan senyum manisnya,rasanya sakit melihat wajah orang yang dia sukai terlihat sakit.

"Kita ke dokter,oke?"

Seniya menggelengkan kepalanya, "Aku baik-baik saja setelah tidur."

Leo mengernyitkan keningnya karena dia tidak tahu harus bagaimana agar kekasihnya ini merasa baikan,seketika dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

Suara seorang pria terdengar dari sambungan ponsel milik Leo.
[Halo...?]

"Apa yang diperlukan untuk perempuan yang menstruasi?Pacarku sedang kesakitan."

[....]

"Cepat jawab."

[APA KAU PIKIR AKU DOKTER KHUSUS PEREMPUAN! AKU DOKTER BEDAH SARAF!]

" Jika kamu tidak ingin dana dari perusahaanku lagi.."

[....baik..kekasihmu sedang 'datang Bulan' jadi kamu sebagai seorang pria sejati...]

" Jangan bertele-tele,Katakan."

[Bisakah kamu berhati lembut padaku? Belikan dia pembalut dan berikan air gula hangat untuk meredakan rasa nyerinya.]

"Oh."pemuda itu langsung menutup sambungan mereka.

[...pria tidak tahu terima kasih !]

Setelah mendapatkan pengetahuan 'lebih' dari seseorang,Leo menelpon asistennya untuk membawakan air gula untuknya.

Seniya melihat semua gerak-gerik pria itu,senyum tulus merekah dibibirnya,jadi beginilah rasanya di perhatikan oleh pacarmu,lumayan menyenangkan.

"Sepertinya aku tidak membawa bantalan deh."Leo mengangguk dan berjalan keluar dari Toko dengan sangat cepat.

Setelah beberapa menit,Pintu dibuka lagi dan Leo sudah membawa kantong plastik besar putih yang berisi semu merek pembalut wanita.

"....."

Gadis itu tidak tahu bahwa pria ini sangat serius dalam memilih hal itu, " Kamu bisa memilih satu saja,kenapa banyak sekali?"

"Persiapan."jawabnya singkat.

Seniya mengambil salah satu benda itu dan berjalan ke arah kamar mandi,sayangnya tubuhnya sangat lemah,sampai dia terhuyung kedepan.

"Berhati-hatilah."

Leo memegang tubuh Seniya dengan sangat cepat,padahal jarak nereka tadi cukup jauh,tapi pria ini dengan mudah menangkapnya di tempat.

Dengan langkah hati-hati,Leo membawa Seniya ke depan pintu,"Mau aku bantu lagi?"

Wajahnya seketika memerah mendengar ucapan polos pria ini,dengan malu dia masuk ke dalam kamar mandi,di dalam dia bersandar di pintu dengan menahan rasa malu dan tawanya karena kekonyolan orang itu.

Di luar Leo masih khawatir jika Kekasihnya akan jatuh lagi,jadi dia berkata, "Sayang,jika kamu masih lemah aku bisa membantumu memakaikannya."

Seniya yang berada di dalam baru saja akan membuka plastik itu,mendengarkan ucapan Leo,Seniya ingin melemparkan pembalut ditangannya detik itu juga.

"DASAR MESUM!"

Leo yang mendengar teriakan itu,menatap ke pintu dengan mata polos. "Aku? Mesum? Sayang apa kamu meragukan diriku?"

Seniya mendecakkan lidahnya kesal,rasa nyeri di bagian bawah tubuhnya sudah membuatnya kewalahan.
"Jangan mengajakku berdebat."

Leo tersenyum kecil,lalu mengulurkan kedua tangannya dan menggendong gadis itu dengan mudah dan membawanya keluar dari Toko itu.

Masuk ke dalam mobil,Seniya mematung karena ini pertama kalinya dia masuk ke dalam mobil sport mewah seperti ini,dengan warna merah yang membuat mobil Sport ini sangat mencolok.

'Pacarku orang kaya...'

Seniya bersandar dengan lemah, setiap dia bergerak sedikit saja perutnya akan mulai terasa sakit. Wajahnya sudah pucat pasi karena kesakitan. Leo dengan cepat mengendari mobil kerennya itu pergi ke arah rumah sakit.

Setelah 20 menit berkendara, akhirnya mereka sampai di depan rumah sakit. Leo keluar terlebih dahulu dan mengeluarkan Gadis itu dan menggendongnya masuk ke dalam rumah sakit.

Sontak saja kedatangan keduanya membuat semua orang yang ada di sana menatap pria yang menggendong gadis dalam pelukannya dengan kekaguman.

Sepasang mata obsidian yang memikat, kulit putih tapi ada otot lengan yang menonjol keluar, tubuhnya tinggi dan langsing.
Wajahnya tidak di ragukan lagi sangat tampan.

"Di mana Dokter Devon?" tanya Leo kepada perawat di depan meja.

Perawat itu memerah saat mendengar suara seksi pria di depannya,lalu dengan gugup dia membuka daftar di bukunya.

"Do...Dokter..Devon..berada di gedung sayap timur."

Tidak membalas ucapan Perawat,pria itu langsung berlalu pergi dengan gadis dalam pelukannya,Seniya sudah tertidur saat ini.

Para perawat yang di lewati Leo akan memerah setiap kali mereka melihat wajah orang itu.Dua perawat di meja tadi langsung mengobrol dengan semangat.

"Apa kalian lihat pria itu? Sangat tampan."

"Apa dia seorang model terkenal?Wajahnya sangat tampan."

"Tapi dia menggendong seorang gadis,bukan?"

"Mungkin itu pacarnya."

"Oh sayang sekali.."

"Si Tampan sudah ada yang punya yah."

"Bahkan jika dia tidak punya,kamu pikir dia mau dengan kamu? Mimpi."

"Si-Sialan!"

Di sisi lain, Seniya menahan rasa mual dan sakit karena gerakan Leo yang terlalu cepat dan keras. Tubuhnya terlalu banyak terguncang dan rasa sakit di bagian tulang ekornya yang terasa di injak-injak malah menjadi-jadi karenanya.

"L-Leo.." panggilnya dengan suara lemah dan menarik kerah pemuda itu.

Leo segera berhenti berjalan dan membungkuk menatap pacarnya itu. "Kenapa sayang?

"Pelan..pelan..perutku sakit..." Ucapnya dengan nada lirih dan lemah.

Leo langsung di sadarkan dan mengubah posisi gendongan gadis itu dan menaruhnya lebih dekat dengan lehernya.

Seniya mencium aroma manis dan wangi dari tubuh pemuda itu. Dia tahu ini bukan aroma parfum tapi aroma tubuh pemuda itu sendiri.

"Aku hanya merasa nyeri karena datang bulan saja..ini bukan masalah besar." Ujar gadis itu lemah.

"Tidak. Rasa sakit apapun yang kamu rasakan tidak akan kubiarkan. Kamu hanya perlu tersenyum saja tanpa merasa sakit apapun."

"Terima kasih." Ucap Seniya dengan tulus. Tidak ada orang yang pernah memikirkan kebahagiaan dia seperti Leo saat ini.


Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang