Chapter 36 HANCUR

1K 258 17
                                    

Seminggu Kemudian...

Seniya dibantu dengan Qin, akhirnya berjalan keluar dari rumah sakit. Seniya terlihat muram dan lesuh. Sejak terkahir Leo memberikannya makan, ia tidak pernah datang lagi.

Anehnya lagi, Qin juga menyita ponsel dan melarangnya untuk menghidupkan televisi selama seminggu ia dirawat. Saat ia akan bertanya, "Ada apa?", Maka Qin akan menjawab, "Tidak baik jika ibu hamil terlalu banyak terkena radiasi."

Ia juga menunggu suaminya untuk datang, tetapi Leo tidak pernah menjenguk ataupun memberi kabar padanya.

Mobil mereka mulai menyelusuri jalan raya yang masih ramai, padahal sudah sedikit tengah malam. Diluar juga mulai hujan deras dan terlihat akan sangat lama.

"Qin... Rasanya ingin segera pulang," Ucapnya yang rindu akan rumah dan Leo. Ia masih berpikir bahwa Leo mungkin sibuk dan tidak ada waktu menyentuh ponselnya.

Qin diam dan tidak menjawab. Tetapi, ia masih memutar setirnya ke arah Kediamannya. Merasakan bahwa ada yang aneh dengan diamnya pemuda itu, Seniya mulai merasakan firasat buruk. Yang akhir-akhir ini dia sangat peka dan emosional.

"Qin..kamu kenapa aneh sekali beberapa hari ini? Apa Cenora memukulmu lagi?" tanyanya dengan nada bercanda, tapi pihak lain masih diam seribu bahasa.

Tidak butuh beberapa lama, mereka akhirnya sampai ke rumah. Seniya dengan semangat membuka pintu dan turun dari mobil. Ia berlari dan langsung membuka pintu dengan sebuah senyum bahagia terukir indah diwajahnya.

Tapi rumah terlihat sepi tanpa ada satupun pelayan dan kepala pelayan yang biasa masih bekerja di jam begini. Masih berpikir positif, Seniya lari menaiki tangga dan langsung berjalan menuju kamarnya.

Ia mendorong pintu dengan penuh semangat.
"Sayang...Aku pu...lang..."

Seniya kehilangan semangatnya dan matanya menatap tidak percaya pada pemandangan didepannya.

Suaminya, orang yang paling mencintainya. Kini didepan matanya sendiri, memangku seorang wanita yang sangat seksi.

Deg!

Ia bisa mendengar suara hancur dalam hatinya. Dadanya seperti di remas oleh sesuatu dan rasanya sangat sesak sekarang.

Tes..tes..tes..

Air mata tidak bisa ia bendung dan secara alami jatuh membasahi pipinya. Pemandangan didepannya menghancurkan segala hal dalam hati Seniya.

Wanita seksi itu tidak panik, ia malah dengan manja memeluk leher Leo dan menanamkan ciuman yang menyisakan bekas merah dileher pria itu.

"Kakak..ah, tidak..Seniya, kamu sangat cepat pulangnya." Alexa tersenyum penuh kemenangan melihat patah hati dimata perempuan itu. Akhirnya ia bisa menatap penuh sombong Seniya lagi, ya memang harusnya seperti ini.

"Sayangku..ah..suamimu, beberapa hari ini menemaniku bermain. Jadi tidak sempat menjengukmu, tidak apa-apa,kan?"

Leo tidak pernah sekalipun menatap ke arah Seniya, mata pria itu hanya menatap kosong pada Alexa.

Seniya menatap sendu dan sedih pria yang selama ini selalu mengatakan kata-kata cinta dan manis padanya. Kedua matanya terasa panas dan perih. Alexa melihat bahwa mata Seniya sangat aneh, satu berwarna emas dan satunya gelap tidak berdasar.

"Ka...KAMU MONSTER!" teriaknya penuh jijik. Dia dengan sengaja malah memeluk Leo lebih erat.

Deg.

Seniya mulai bisa melihat aura-aura yang perlahan muncul dihadapannya. Tapi matanya tiba-tiba ditutup oleh tangan orang lain.

"Jangan gunakan kemampuanmu itu. Bahaya untuk si kecil."

Qin memutar tubuh perempuan itu agar menghadap kearahnya. Seniya mengedipkan matanya linglung, perlahan matanya kembali normal.

"Kami sudah tidur bersama,benar kan Leo." Alexa tiba-tiba berkata dengan suara keras agar Seniya dan Qin bisa mendengarnya.

Seniya langsung berbalik dan melihat bahwa Leo benar-benar mengangguk dan berkata. "Iya."

"L...Leo...apa maksudmu dengan ini? Kenapa kamu tidur bersama dengan Alexa!?" Seru Seniya dengan kecewa. Ia tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat dan dengar saat ini.

"Kenapa? Marah? Seniya..aku kan sudah bilang bahwa kau hanya bisa hidup dibawaku, bukan diatasku."

Seniya mengubah ekspresinya dalam sekejab dan terlihat sangat datar dan tenang. Matanya beralih ke arah Leo, matanya sudah mati rasa.

"Leo..kita pisah saja."

Baginya, sebuah penghianatan tidak akan pernah bisa dimaafkan. Sebagaimanapun dia mencintai orang itu, dia tidak ingin bersama dengan orang yang sudah menghancurkan kesetian mereka.

Mata Leo seperti mendapatkan sedikit cahaya, tapi sesuatu yang aneh langsung menekan kesadaraannya itu. Tidak ada yang menyadari keanehan itu.

Seniya berbalik membelakangi pasangan itu, dengan sebuah kertas yang ia genggam hingga berkerut, karena terlalu kuat digenggam.

"Semoga kalian hidup bahagia..bersama." Kalimat terkahir yang diucapkan dengan hilangnya rasa percaya dan kekecewaan yang dirasakan oleh perempuan itu.

Qin sedikit memandang ke arah Leo dengan tatapan benci. Memang seharusnya mereka tidak bersama, karena hanya akan saling menyakiti.

Kedua orang itu pergi dan Alexa buru-buru melepaskan pelukannya dari Leo. Dia mundur ke belakang dengan panik dan ketakutan.

Leo perlahan mengerjapkan matanya bingung dan kembali fokus. Dia melihat ke arah Alexa dengan niat membunuh.

"Apa..yang kau lakukan padaku!?" Tanyanya dan mengulurkan tangannya ke arah leher wanita itu. Sayangnya sebuah penghalang muncul dan menghentikannya melangkah lebih jauh.

"Ja..jangan marah padaku...ini semua perintah Lilith." Ungkap Alexa penuh ketakutan. "Ini semua..rencananya! Aku hanya disuruh!"

Leo mengepalkan kedua tangannya kuat. Dia berusaha menghancurkan penghalang dengan meninjunya, tapi sia-sia. Tangannya malah terluka dan berdarah. Ia sudah dikendalikan selama seminggu oleh sebuah mantra hitam yang terasa sangat familiar baginya.

Sosok bergaun hitam panjang, berjalan keluar dari sebuah lubang dimensi yang muncul dihadapan keduanya. Lilith berjalan kearah Leo dan menyentuh rahang tegas pria itu tanpa perlawanan dari pihak lain.

"Bagaimana kabarmu hari ini Leo? Apakah baik? Bagaimana dengan istrimu tadi..ah, aku lupa kamu tidak akan mengingat apapun itu."

"Apa yang kau katakan tadi!? Jangan kau berani menyentuh Istriku!"

"Bukan aku, tapi kamu yang akan melakukannya Leo."

Deg.

Sebuah perasaan buruk menimpa hati pria itu. Dia selalu merasa sudah melewatkan sesuatu. Setiap kali dia dalam mantra wanita ini, pasti ia akan lupa apa yang sudah ia lakukan berikutnya.

"JANGAN BERANI KAMU SENTUH ORANG KU!!"Bentak Leo dengan wajah yang mengerikan.

"Oh~~ aku sangat takut." Lilith memasang ekspresi takut, tapi langsung berubah menjadi ekspresi licik. "Tapi semua sudah sesuai rencanaku, gimana dong?"

"DASAR IBLIS SIALAN!!" Teriak Leo dengan mata penuh kebencian.

"Heh~~" Lilith mengegam dagu pria itu kuat. "Aku memang iblis, Leo."

Alexa mundur berusaha mengurangi keberadaanya. Ia benar-benar ketakutan saat ini. Awalnya ingin mendapatkan pria yang paling menawan di dunia, tapi malah ia dijadiakn budak. Tubuh ini dan jiwanya hanyalah pion bagi Iblis Lilith itu.

Lilith melirik ke arah Alexa dan tersenyum ceria padanya. "Kamu masih banyak pekerjaan Ke depannya."

"B-Baik!" Alexa hanya bisa menjawab dengan patuh.




Bersambung...



Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang