Chapter 5 Penggemar Novel

7.2K 1.2K 59
                                    

"Leo aku itu cuma sakit perut, bukannya habis kecelakaan," ujarnya dengan sedikit nada pelan.

"Jangan selalu menempel dan pergi sana lakukan hal lain!"

"Leo! Jangan di makan,Itu makanan si Gary!"

"LEO! AKU BISA MANDI SENDIRI,"

"LEO..Aku bisa makan dengan tanganku sendiri,Oke. Aku bukan sekarat, cuma Datang bulan doang."

Seniya memijat keningnya frustasi, saat dia kembali dari rumah sakit kemarin,Pria ini malah berubah menjadi sangat overprotektif dan terlalu waspada.

Dia kurang tidur,sehingga takar wajah Tampannya malah berkurang. Apalagi kemarin pria ini hampir memakan makanan kucing milik Toko.

"Tidak, Sayang apa yang akan terjadi jika perutmu sakit lagi," balas Leo dengan wajah tertekan.

'Oi..oi..yang datang bulan kan saya,bukan anda! Kenapa malah kamu yang seperti orang sedang mengalami krisis perusahaan disini...'

Seniya mengambil buku miliknya dan bersandar di pundak Leo,tidak ada rasa enggan di wajah pria itu,hanya senyum memanjakan yang dia keluarkan,tangannya juga tidak diam saja,tetapi membungkus tangan Seniya,seakan mengalurkan kehangatannya.

"Besok kamu kuliah?"

Seniya mengangguk dan masih melanjutkan sesi membacanya.

"Jika kamu kuliah,bisakah kamu tidak melirik pria lain...Aku cemburu."

"Pfft..."

Seniya tersedak oleh ludahnya saat mendengar ucapan yang sangat terang-terangan pria ini.

"...Apa kamu sakit?"gadis itu memegang kepala Leo dengan bingung. "Tidak panas."

"Aku sehat dan bugar, Sayang." Balas Leo dengan tertawa kecil.

"Lalu kenapa kamu mengatakan omong kosong padaku. Apa yang 'Jangan lirik pria lain' yang kamu katakan? Apa aku secantik itu sehingga memikat siapapun?"

"Kamu cantik! Sangat cantik." Leo langsung membalas ucapan Seniya dengan sungguh-sungguh.

'Hanya kau yang mengatakan seorang gadis berkulit langsat dan bermuka pas-pasan cantik..entah kamu yang tidak pernah melihat seorang gadis atau kamu memang terlalu buta...atau hatimu yang terlalu baik.'

"Baik-baik...karena aku sudah mendingan, jangan lupa kamu pergi kerja, jangan selalu menempel denganku."

Leo mengerutkan keningnya,lalu memasang wajah cemberut. "Sayang...Aku tidak ingin pisah...lebih baik aku menemanimu ku-...."

"Jangan coba-coba bilang kau menemaniku kuliah, aku menolak."

"Sa-Sayang..."

Leo menundukkan kepalanya sedih,dia memiliki gadis yang sangat kejam,untuk pertama kalinya Leo yang dikenal sengaja Putra Duke yang paling sulit di dekati,harus mengalah dengan gadis di sampingnya.

"Baiklah,tetapi tetap saja kamu harus berjanji padaku, tidak melirik pria lain."

"Um, Aku janji."

Keesokan harinya,Seniya berangkat ke Kampus dengan sepeda miliknya,cuaca cukup cerah hari ini,matanya menyapu beberapa orang yang bersiap untuk bekerja,dia penasaran apakah Leo juga sibuk saat ini?

Saat dia memasuki kawasan kampusnya dan memarkir sepedanya,dia langsung di kelilingi oleh beberapa gadis seumurannya.

"Oh Seniya...kau sudah keluar dari rumah sakit yah?" tanya salah satu gadis di sana.

Seniya mengangguk,dia mengenali gadis ini dengan nama Karin,salah satu teman jurusannya juga.

"Lalu...Apakah Novel mu yang berikutnya sudah di publikasikan!" Karin menatap Ke arah Seniya dengan tatapan berbinar.

Dia lupa bahwa gadis ini adalah salah satu pembacanya yang paling aktif membaca novel miliknya, bahkan gadis-gadis di dekat nya juga sama.

"Belum,tapi akan ku perbarui setelah  selesai Kuliah," Ujarnya.

Karin mengangguk dengan bahagia,dia sangat suka membaca karya gadis itu,karena semuanya sesuai dengan tipenya, sayang sekali Seniya jarang membuat Karya romantis di plot awal atau pertengahan karyanya, selalu saja di akhir sehingga pembaca kadang menduga bahwa Penulis mereka ini pasti masih single,memang benar.

"Bisakah kamu membuat karya yang romantis?" tanya salah satu gadis yang sudah memerah.

Seniya memegang dagunya berfikir, dia tidak pernah membuat karya terlalu romantis,karena dia tidak tahu bagaimana menampilkan perasaan itu,tetapi seketika dia mengingat Leo dan semua yang dia lakukan untuknya cukup di bilang 'Romantis' baginya.

"Akan ku coba."

Setelah berbincang-bincang dengan para gadis itu,mereka langsung pergi ke ruangan mereka, jangan sampai dosen lebih dulu datang bisa kena marah mereka.

Sesampainya di dalam ruangan. Seniya berhenti dengan kaku di tempatnya,di seberang sana dia melihat seorang gadis yang memiliki fitur cantik dan memakai gaun merah muda yang pastinya mahal.

"Bukankah itu Seniya? Dia sudah bangun!"seru salah satu Mahasiswa di sana.

Gadis bergaun merah muda itu sontak melihat ke arah pintu dengan terkejut,saat dia melihat Seniya yang berdiri di sana,kebencian dari gadis itu sontak bangkit.

Gadis itu bernama Alexa, dia juga adalah anak dari Ayah kandung Seniya atau bisa di bilang anak selingkuhan Ayahnya. Alexa sangat membenci Seniya karena bisa dekat dengan semua orang padahal wajahnya sangat biasa saja, tetapi saat mendengar bahwa dia jatuh Koma. Alexa malah membuat pesta dengan teman-temannya untuk merayakan hal itu.

Sekarang dia bangun,Alexa menjadi sangat kesal, kenapa tidak tidur lebih lama lagi?

Seniya dulu akan menghindar jika Alexa mencari gara-gara dengannya,tetapi sekarang dia tidak akan. Leo sudah mengajarinya menjadi sedikit keras kepala dan jangan mau di tindas,dan juga harusnya Alexa-lah yang takut padanya,sebagai Putri Sah,bukannya dia.

"Sepertinya Alexa menatap ke arahmu,"Ucap Karin saat merasakan tatapan panas ke arah mereka.

Dia juga kesal dengan Alexa itu, sangat munafik. Saat dia bersikap lemah lembut di depan orang lain dan akan menindas Seniya saat tidak ada yang melihat. Karin menyadarinya dan sangat membenci Alexa.

"Biarkan saja,Aku au belajar."Balas Seniya dan duduk dengan tenang di kursi paling dekat.

Alexa di sisi lain mengepalkan tangannya saat melihat bahwa gadis itu sudah memiliki keberanian mengabaikannya. "Akan kubuat dia tidur lebih lama lagi."


Bersambung....

Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang