Chapter 11 Perjanjian

4.1K 832 40
                                    

Seniya bisa kembali untuk berkuliah lagi,setelah beberapa hari dikurung oleh 'Bos' posesif di dalam rumah. Dia akhirnya bisa menghirup udara segar setelah sekian lama. Tapi tetap saja Leo mengantarnya ke kampusnya dengan tekad yang kuat. Di depan kampus, Seniya menatap dengan aneh pria didepannya.

"Apa belum pergi juga? Bukankah Asisten-mu bilang kamu sibuk dan banyak dokumen yang menumpuk? Kenapa masih disini!"

"Tidak ingin pergi..." Leo yang notaben-nya memiliki wajah rupawan dan sikap seorang bos besar yang secara alami selalu dia tampilkan.

"Ada apa lagi?" tanya Seniya dengan wajah frustasi.

"Sayang...aku ingin lebih lama denganmu disini saja. " Ucapnya dengan nada manja.

Seniya yang melihat perilaku pria ini melebarkan matanya kaget. Siapa saja tolong beritahu dia,jika pria ini tidak sedang mabuk atau minum obat yang salah. Kenapa dia sangat manja dan sok manis didepannya. Walaupun,dia tahu jika dengan wajah dan identitas pria ini,dia tidak perlu menunjukkan sikap seperti ini.

Dijamin semua wanita akan naksir dan menyerahkan diri mereka padanya.

"Lalu...My Hubby-ku ingin apa?" Dengan sengaja,dia menggunakan nada manis yang tidak pernah dia gunakan sebelumnya.

Leo terkejut dalam beberapa detik. Seketika senyum bahagia merekah diwajah tampannya.

"My Hubby? Sayang, aku suka dengan panggilan baru kamu ini. Oke,secara resmi aku akan sangat senang jika kamu memanggilku dengan sebutan intim itu."

'Pria bajingan ini...'

Seniya mengambil sesuatu di tasnya. Dia mendekati Leo dan mengikat sebuah kalung dengan bandul berbentuk jam pasir.
"Anggap saja hadiah jadian kita. Sekarang pergi bekerja."

Tanpa menunggu respon pihak lain, Seniya berbalik dan melarikan diri dari sana. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu,dia sangat kenal dengan sifat tidak tahu malu Leo yang pasti akan menarik banyak perhatian orang disekitar jika masih di ladeni.

Disisi lain, Leo masuk ke dalam mobilnya dan melihat melalui cermin miliknya. Kalung pemberian gadis yang disukai memang paling berharga lebih dari apapun. Mata pria itu melembut,dia akhirnya bisa mengenggam dan memeluk orang yang selama ini dia rindukan.

Tidak peduli dimensi,tahun,tempat maupun identitas yang mereka miliki berbeda. Dia tidak peduli. Baginya, Seniya adalah kebahagiannya dan alasan dia bisa hidup.

Leo menatap keluar jendela,dia mengingat kembali saat dia berhadapan dengan 'Cenora' waktu itu.

Flashback.
[Dunia Atas]

Leo menatap Sosok gadis dengan tubuh yang mengeluarkan cahaya dan aura murni sekelilingnya. Dia menekuk lututnya dan menundukkan kepalanya. Bagi siapapun yang memiliki ego dan sifat keras kepala seperti dia untuk menunduk seperti sekarang. Dia tetap harus memaksakan diri nya.

Cenora melirik pemuda didepannya dengan tatapan acuh. "Bukankah kau harusnya hidup dengan bahagia?"

Leo langsung menjawab."Tidak mungkin."

"Kenapa? Apa kau menginginkan sesuatu?" Cenora memiringkan kepalanya. Lalu,dia melanjutkan ucapannya,"Apa kau tidak menghargai kehidupan yang telah diberikan olehnya padamu? Leo Alexander Adolfo...Kau benar-benar sangat tidak tahu malu."

"...Kehidupan baru ini harusnya kau meneruskan kedudukan ayahmu,bukan begitu? Tapi kau malah memilih untuk memaksa datang ke wilayah para Dewa. Jadi,katakan padaku apa yang sebenarnya kau inginkan?"

Leo mengangkat kepalanya. Sepasang mata birunya bersinar dengan niat yang tegas dan penuh tekad. "Ijinkan aku untuk menemuinya...hidup bersamanya. Aku mohon!"

"Ke dunianya? Kamu? Dengan klarifikasi apa kau meminta itu,"ucap Cenora dengan mata menyipit berbahaya. Timbangan emas disampingnya ikut bergetar karena perubahan emosi majikannya.

Sikap Leo tetap sama yaitu tenang dan serius dengan apa yang dia minta. Cenora yang melihat bahwa dia tidak menyerah dengan keinginannya,akhirnya memilih mengalah.

Mungkin saja...mungkin keduanya bisa bersama?

Cenora menganyungkan lengannya dengan lembut. Seketika portal dimensi muncul di samping gadis itu. "Masuklah kedalam. Jika kau beruntung,kau akan berada di tempat yang sama dengannya...tapi,jika kau malah tersesat...itu akan menjadi urusanmu."

Leo menghembuskan nafas lega. Dia bangun dan berjalan ke arah gerbang dimensi tanpa ragu. Dia melirik Cenora untuk terakhir kalinya. "Terima kasih."

Cenora mengangguk sebagai tanggapannya. Dia menatap punggung pria itu dengan tatapan rumit. Semua plot yang seharusnya telah berubah total. Dirinya menemukan identitas alinya dan menjadi Dewi Keseimbangan,Duke menjadi ayah yang baik,Lucia sang pemeran utama menerima nasib buruk,dan Leo jatuh cinta pada roh dalam tubuhnya yang yelah kembali ke dunia aslinya.

"Semua bisa berubah dengan campur tangan seseorang atau dengan usahamu sendiri," gumam Cenora dengan nada kecil.

Bersambung...


Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang