Chapter 38 KESEIMBANGAN

1K 238 5
                                    

Di alam iblis yang berada dibagian paling bawah. Lilith duduk diatas singgasannya, dibagian bawah terdengar banyak jeritan para roh yang berdosa yang berhasil ia pikat dalam tipu dayanya.

Lilith melihat ke arah cermin didepannya, dimana disana terlihat Leo yang ia kurung dan tidak bisa melarikan diri.

"Permainan ini benar-benar menyenangkan. Bukan begitu,Belian."

"JALANG!" teriak seseorang yang saat ini terikat sebuah rantai. Belian menatap marah pada saudara perempuannya itu.

"Ck. Kau harusnya senang dengan semua ini, Belian. Bukankah sedikit lagi 'kekuatan' itu akan menjadi milik kita para iblis." Ungkap Lilith disertai dengan tawa menakutkan miliknya.

"Kamu terlalu berlebihan, Lilith. Semuanya memang sesuai rencanamu, tapi kamu tidak akan bisa lolos jika Seniya akan datang dan membunuhmu!"

"Wanita bodoh itu? Dia sudah masuk dalam jebakanku. Semakin ia tidak percaya lagi pada Leo, semakin cepat pula matanya aktif. Aku hanya tinggal mengambil sepasang mata wanita itu."

"Semudah itukah untukmu? Lilith...jangan lupa bahwa ia adalah penguasaha sesungguhnya," ejek Belian.

"DIAM!"

Lilith turun dan mendekati saudara laki-lakinya itu, ia menarik kerahnya dan melemparkan pria itu dengan kencang.

"Uhuk!!" Belian terlempar dan jatuh dengan keras.

"AKU ADALAH PENGUASA YANG SEBENARNYA! SEDANGKAN PEREMPUAN ITU HANYALAH ALAT BAGIKU!" Teriak Lilith dengan senyum bangga.

"Uhuk...kamu terlalu cepat berpuas diri." Belian dengan sisa tenagannya perlahan duduk dan bersandar dibatu. "Tidak ada yang akan bisa menebak nantinya. Apakah berjalan seperti rencanamu, atau kau akan hancur karena kejahatanmu sendiri."

"Kau lebih baik diam, Belian. Jika terlalu banyak bicara, lidah wanita mu itu akan ku potong sebagai gantinya," ujarnya dengan penuh ancaman.

"LILITH!!"

Belian terpancing dan langsung mengamuk. Ia berusaha mendekati wanita itu, tapi tubuhnya langsung ditarik ole rantai yang mengikatnya.

"Akh..!!"

Lilith berbalik dan meninggalkan pria itu disana.
"Selamat menikmati permainan ku,Belian."Ucapnya sebelum menghilang didepan Belian.

Belian menatap dengan penuh kebencian kepergian wanita itu. Walau mereka bersaudara, Belian hanyalah iblis yang datang jika ada orang yang ingin melakukan kontrak jiwa dengannya. Berbeda jauh dengan Lilith, perempuan itu adalah iblis yang sangat licik dan penuh keserakahan.

Lilith adalah pelaku yang menghasut Seniya saat menulis kisah Cenora dan Lucia. Dialah yang membuat hidup Cenora hancur dan Lucia dijadikan kambing hitam dari semuanya. Dengan alasan bahwa inilah yang harus terjadi, Lilith memaksa Lucia untuk melalukan banyak pembunuhan selama ini.

Bahkan, Lilith jugalah yang mengontrol Leo saat perang antara iblis dan Dewa waktu itu. Dialah yang menyuruh Leo membunuh Cenora (Seniya) dengan Lucia sebagai kambing hitamnnya.

Lilith jugalah yang memaksa jiwa Seniya masuk dalam tubuh Cenora. Iblis wanita itu, menginginkan sesuatu dalam diri Seniya. Sesuatu itu hanya bisa aktif jika Seniya sudah mengalami transmisi jiwa.

Semuanya berjalan sesuai rencana Lilith. Cenora, Seniya, Lucia, dan Leo, mereka semua hanyalah pion baginya. Lilith berencana menguasai Seluruh alam semesta dengan menjadikan semua karakter yang dibuat oleh Seniya.

Belian mengkhawatirkan keselamatan Lucia saat ini. Wanita yang ia sukai sedang dikurung di suatu tempat juga. Entah Lilith akan menggunakannya lagi, atau tidak. Lilith bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi. Bahkan olehnya yang seorang raja iblis.

------

Seniya dibawa ke alam bawa sadarnya. Ia saat ini hanya melihat semua yang terjadi diluar dengan pantulan cermin. Hanya ia seorang diri disini, sangat kesepian dan kedinginan.

Ia menatap ke arah jari manis yang melingkar sebuah cincin indah. Rasanya sesak melihat cincin itu, tapi ia tidak bisa juga melepaskannya.

'Rasanya..aku benar-benar selalu membawa nasib buruk yah...'

'Apakah salah bagiku menginginkan sebuah rasa nyaman?'

'Di kehidupan menjadi Cenora, aku pasti akan merasakan sakit yang menyiksa, sekarang pun sama.'

"Apa kamu sangat suka membuat dirimu menjadi orang yang malang?" tanya sebuah suara wanita yang tiba-tiba sosoknya muncul didepannya. Walau ada sedikit jarak yang memisahkan keduanya, Seniya bisa merasakan keakraban dari sosok itu.

Warna kulitnya seperti biru malam, wajahnya cantik dan bentuk tubuhnya ramping dan seksi. Wanita asing itu membawa aura yang anggun dan lembut.

"S-Siapa anda?"

Wanita asing itu mengeluarkan tawa kecil dan kembali memandang lembut kearahnya. "Kamu yang menciptakanku, tapi kamu sendiri lupa. Seniya...Namaku Seline, Dewi yang kau tulis di novelmu."

Seniya seketika kaget dan berdiri, lalu mundur menjauh. "Anda Gila!?"

"Tentu saja tidak. Kamulah yang membuat jalan hidup Cenora dan yang lainnya, hanya saja kamu belum menyadari betapa hebatnya imajinasi dalam pikiranmu itu..."

"...ini pasti cuma mimpi aneh ku lagi," sahut Seniya dan mengangkat tangannya ke arah wajahnya.

Plak!

"Akh! Sakit!" pekik-nya kesakitan. "Ini benar-benar nyata."

Seniya melihat ke arah wanita bernama Seline dengan ngeri. Dia sangat takut dengan makhluk asing, apalagi jika warnanya biru. Seakan warna biru adalah sesuatu yang membuat rasa takut miliknya meningkat tanpa sebab.

"J..jangan mendekat!!" Jerit perempuan itu saat melihat bahwa Seline seperti semakin dekat dengan tempatnya.

Seline yang melihat rasa takut diwajahnya, terlihat ragu. Sepertinya semakin lama Seniya di alam bawah sadarnya, semakin berkecamuk pikiran perempuan itu.

"Anggap saja ini salam perjumpaan dariku," ujar Seline dan entah sejak kapan ia sudah berdiri didepan Seniya. Tidak membiarkan ia melarikan diri, Seline menekan jarinya ke arah tengah kening Seniya.

Cahaya biru lembut bersinar diantara keduanya. Perlahan mata Seniya menjadi berat dan semuanya menjadi gelap dalam sekejap.

•••

"Bagaimana? Apa ada tanda-tanda bangun?" Tanya Qin yang terlihat gelisah dan mondar mandir kesana kemari.

"Berhentilah bergerak. Kepalaku jadi pusing karena melihatmu," ujar Cenora dengan nada kesal. Padahal ia sedang memeriksa kondisi Seniya, tapi Qin malah membuatnya pusing dan tidak berkonsentrasi sejak tadi.

"Bagaimana aku tidak panik..Seniya tiba-tiba kejang dan memuntahkan banyak darah!!" Pekik Qin yang walau ia laki-laki, suaranya cukup melengking.

"Kamu hanya..." Cenora terhenti saat merasakan sebuah gerakan dari orang dibawahnya.

Saat keduanya melihat kebawah, mereka membeku. Mata Seniya berbeda warna, satu emas dan satunya masih normal.

"Aku lapar," ucapnya dan menyentuh perutnya. Seniya memandang kedua orang itu dengan tatapan memelas.

"A-Aku akan menyiapkan makan untukmu!" Seru Qin dan berbalik pergi dengan cepat.

Cenora juga bangun dan menunjuk keluar. "Akan ku ambil kan beberapa buah untukmu."




Bersambung..


Please: Remember Me [SELESAI]✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang