ToD | 05. Pelanggan

1.8K 276 126
                                    

"Mau lo apa?" Tanya Aqeela dengan wajah memelasnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau lo apa?" Tanya Aqeela dengan wajah memelasnya itu. "Jangan ganggu gue."


Rassya menarik sudut bibirnya, ia tersenyum penuh arti. "Mau gue? Gue mau deket sama lo."


Aqeela berdecak sebal. "Ck. Ngapain mau deket sama gue? Mau keikutan jadi anak bad juga?"


Cowok itu cukup tertegun setelah mendengar perkataan Aqeela tadi. Dengan cepat, Rassya menggelengkan kepalanya.


"Lo mau bolos kemana coba?" Tanya Rassya mengalihkan topik pembicaraan.



"Bukan urusan lo," Balas Aqeela.



"Ya emang, itu bukan urusan gue. Tapi gue punya tempat yang enak buat bolos," Sahut Rassya.



Aqeela menoleh kebelakangnya, dan segera menatap Rassya dengan tatapan dalamnya. Rassya merinding. "Terus? Udah, pokoknya lo jangan ikutin gue, kalau lo gak mau nyesel."




Gadis itu berlari, Rassya mengikutinya dari belakang juga, tetapi dengan langkah yang sangat pelan.



Rassya berpikir, Aqeela mau kemana dah? Jangan-jangan, dia mau ke tempat yang aneh-aneh? Halah, gak mungkin.


Lalu setelah sampai di suatu tempat, Aqeela memasuki toilet.

Beberapa menit kemudian, Aqeela keluar dari toilet. Dan Rassya terkejut, Aqeela mengganti pakaiannya.




Seperti.... Pakaian pegawai Cafe?



Sedetik kemudian, Aqeela memasuki sebuah Cafe. Dan langsung menggantikan staff yang bekerja di sebuah kasir.








Rassya memasuki Cafe itu. Ia duduk, dan memilih beberapa menu.

Rassya jadi tidak sabar, saat ia ingin membayar semuanya.













Sementara disini.

"Loh, kamu bolos sekolah lagi?" Tanya Firly. Aqeela menganggukkan kepalanya.


"Iya hehe. Lagian kalau sekolah, bosen banget, Kak. Lebih baik kerja kayak gini, lumayan kan dapet uang," Jawab Aqeela sambil terkekeh pelan.


Firly menatap Aqeela dengan khawatir. "Emangnya orang tua kamu kemana? Kenapa anaknya malah dibiarin kerja gini? Harusnya kamu sekolah loh. Panjat ilmu setinggi mungkin, jangan kayak Kakak."


Aqeela tersenyum. "Orang tua aku ada kok. Tapi aku mau mencoba mandiri. Ketika aku kuliah nanti, aku pengen jauh dari orang tua sambil biayain hidup Adek aku."



Firly terkejut. "Mama sama Papa kamu... Sering berantem?"



"Hehe, iya."



Firly menghembuskan napasnya. "Yaudah gini deh. Biar kamu sekarang dapet gaji yang banyak, kamu layanin semuanya, gimana? Nanti gaji Kakak hari ini, Kakak kasih ke kamu."



Aqeela menggeleng. "Ah, gak usah Kak. Gak enak di aku nanti, masa harus bawa gaji orang."



"Gapapa," Sahut Firly. "Itu ada satu orang. Coba kamu kesana, terus tanya dia mau pesen apa. Nanti Kakak bikinin menunya."



Aqeela mengangguk.


Aqeela menuju meja nomor 8, paling ujung, dan selalu terpapar sinar matahari itu. Menurutnya, meja ini yang paling tidak nyaman.


"Permisi, mas mau pesen apa—" Ucapannya terpotong. Terkejut, karena seorang pelanggan yang berada di hadapannya ini adalah Rassya.


"Kalau saya liat dari menu sih, Mba. Saya pengen americano satu, dan roti selai kacang," Balas Rassya. Rassya tersenyum jahil.



 Rassya tersenyum jahil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







××
Ini emg perchapternya pendek gitu wkwkwk jgn ada yg protes yaa

ToDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang