"Loh ini kemana?" Tanya Aqeela.
Rassya menghembuskan napasnya kasar, lalu membawa kedua tas Aqeela tadi. "Ini di rumah gue. Gue gak akan biarin lo ngekos."
"HEH???? GAK MAU. MALU," Balas Aqeela dengan menaikkan satu nadanya dari yang biasanya.
"GUE GAK SALAH DENGER LO TERIAK?" Tanya Rassya.
Aqeela memasang wajah pasrah. Mengapa Rassya malah membawanya ke rumah ini? Apakah Rassya tidak tahu, jika Aqeela adalah seseorang yang pemalu?
Bad girl hanyalah julukannya. Sikapnya tidak seburuk itu. Sifat aslinya adalah pemalu, apalagi dengan orang yang tidak ia kenal.
"Udah ah, cepet masuk," Ucap Rassya.
"Gak mau," Tolak Aqeela.
"Kenapa sih? Yang penting lo ada tempat untuk sementara kan? Seenggaknya, rumah gue lebih aman daripada kos-kosan," Sahut Rassya.
Aqeela terkekeh. "Kenapa lo peduli?"
Rassya merenungkan kalimat Aqeela tadi. Ia juga tidak tahu. Mengapa dirinya sangat peduli kepada gadis yang ada di hadapannya ini?
Dare. Mungkin jika Rassya bisa mengatakan hal di samping tadi, sudah Rassya katakan.
"Udah cepet masuk."
Rassya mulai memasuki rumahnya. Aqeela mengikutinya dari belakang.
"Di rumah lo ada siapa? Mama lo? Papa lo?" Tanya Aqeela.
"Ada Bunda doang. Ayah gue ada tugas ke luar kota," Balas Rassya.
"Iiiih malu," Rengek Aqeela.
Rassya menertawai ekspresi Aqeela tadi. Lucu saja menurutnya. Yang awalnya Aqeela galak dan jutek, kini menjadi pemalu ketika berada di rumahnya ini.
"Oh iya. Gue juga punya Kakak cewek. Tapi lagi kuliah sih," Ucap Rassya tiba-tiba.
Aqeela memukul tangan Rassya. "Makin malu gue."
Rassya menggeleng. "Ya gapapa lah."
Setelah itu, Rassya sampai di ruang tamunya. Ada Bunda yang sedang membaca-baca majalah.
"Assalamualaikum Bunda. Ini temen Aca," Ucap Rassya memperkenalkan Aqeela kepada Bundanya itu. "Namanya Aqeela. Dia lagi ada masalah sama keluarganya."
Aqeela tertawa pelan. Aca?! Nama panggilan di rumahnya tuh Aca? Hahahaha.
Lalu Aqeela memasang wajah seperti biasa. Dan sedikit tersenyum. "Hallo, Tante."
Bunda mengerutkan keningnya. Seakan menatap Rassya dengan, 'Loh ngapain kamu bawa?'.
"Ooh gitu ya," Balas Bunda. "Yaudah. Aca, bawa temenmu ke lantai atas ya. Kamar yang ada di samping kamu."
Rassya mengangguk. "Siap, Bun!"
Bunda terkekeh pelan melihat respon anaknya itu.
Aqeela tersenyum kearah Bunda. Dan mengikuti Rassya dari belakang. Merasa malu, karena akan tinggal di rumah Rassya selama beberapa hari kedepan ini.
Setelah sampai di atas, Rassya langsung memasukkan tas Aqeela ke kamar yang berada di samping kamarnya ini.
"Lo tidur disini," Ucap Rassya.
Aqeela memajukan bibirnya. "Sumpah gue malu... Ngerasa gak enak banget."
"Gapapa lah. Lagian Bunda gue juga gak keberatan," Balas Rassya.
Aqeela mengangguk pelan.
"Yaudah, lo beresin aja dulu baju-bajunya. Itu ada lemari, kan? Nah, masukkin aja kesana," Jelas Rassya. Aqeela memasang ekspresi tidak enak. "Gak usah merasa gak enak. Lagian kan sesama temen harus saling membantu."
Aqeela memajukan langkahnya, dan memeluk Rassya secara erat. Bingung, harus membalas kebaikan Rassya dengan cara apa. Jadilah, ini yang ia lakukan.
Rassya terkejut. Jantungnya berdegup lebih kencang. Dan keringat dingin dari kepalanya mulai bercucuran.
"Makasih banget, Rassya!" Ucap Aqeela di sela-sela pelukannya itu. Setelah mengatakan itu, Aqeela langsung melepaskan pelukannya.
"Iya, sama-sama. Gue kebawah dulu," Balas Rassya. Aqeela menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Dan senyuman itu, adalah senyuman kedua yang Rassya lihat.
Rassya keluar dari kamar yang Aqeela tempatkan ini. Berusaha menampar pipinya sendiri. Apakah ia salting?
Rassya turun dari tangganya. Bundanya menunggunya sejak tadi. Rassya menghampiri Bunda.
"Itu Bunda gak salah? Liat kamu bawa cewek?!" Tanya Bunda histeris.
"Bun, maaf. Abisnya Aca gak tega liat temen Aca yang mau ngekos. Daripada ngekos, lebih baik tinggal disini kan?" Balas Rassya.
Bunda mengangguk. "Bukan gitu loh. Bunda bukannya gak seneng. Bunda seneng banget! Akhirnya kamu bawa cewek kerumah. Bunda kira selama ini kamu gak normal."
Rassya menganga mendengar kalimat terakhir Bunda. Apa kata Bunda???? Gue gak normal?????
Bunda tersenyum jahil. "Cieee, temen apa temen tuh."
Rassya menatap malas Bundanya itu. "Temen lah, apalagi."
Bunda tersenyum lagi. "Suruh temen kamu makan dulu, Aca."
Rassya mengangguk. Kemudian menghembuskan napasnya lega. Rassya kira, Bunda akan memarahinya. Tau-taunya tidak.
××
Ramein dongg
KAMU SEDANG MEMBACA
ToD
Fiksi PenggemarRassya mendapat tantangan untuk mendekati Aqeela selama satu bulan. Dan setelah satu bulan, Rassya diharuskan untuk menjauhi Aqeela. Aqeela adalah bad girlnya sekolah. Ia tak akan pernah luluh dengan cowok siapapun. Tapi suatu saat, Aqeela malah jat...