Kadang Aqeela pernah berpikir, seperti,
Gimana ya, punya orang tua yang selalu akur?
Gimana ya, rasanya gak denger orang tua ricuh mulu?
Gimana caranya, biar orang tua gak berantem terus?
Pertanyaan seperti itu, kadang ia lontarkan untuk dirinya sendiri ketika ia sedang melamun. Setelah melontarkan pertanyaan seperti itu, biasanya Aqeela tersenyum tipis.
Niatnya untuk membawa pergi Aira dan ngekos saat kuliah, tidak akan jadi. Ia akan menetap disini.
Mengapa?
Entahlah. Aqeela sendiri juga tidak tahu, tidak alasan lebih tepatnya.
Ngomong-ngomong tentang Aira, Adiknya itu sedang berada di rumah temannya. Katanya, Aira akan menginap selama beberapa hari di rumah temannya.
Syukurlah, Aira tidak perlu mendengar ocehan bertengkar orang tuanya ini. Dan Aqeela, tidak perlu repot-repot menyuruh Aira untuk memakai earphone dengan volume yang cukup keras.
"AQEELA! SINI KAMU!"
Suara Papa terdengar jelas memanggilnya. Aqeela yang sedang melamun itu, tiba-tiba langsung menghembuskan napasnya secara kasar. Malas sekali, menghampiri Papanya yang sedang bertengkar dengan Mamanya itu.
Aqeela keluar dari kamarnya. Menatap orang tuanya dalam-dalam. "Kenapa?" Tanyanya dengan suara seperti orang pasrah.
"Kamu yang kenapa!" Bentak Papa. Aqeela mengerutkan keningnya. Perasaan, ia tidak membuat salah apa-apa.
"PA! UDAH!" Teriak Mama.
Mama menangis sejadi-jadinya. Aqeela disini tak tega melihat Mamanya menangis. Ingin sekali memeluk Mamanya, dan berkata 'Mama jangan nangis.... Semuanya bakalan baik-baik aja kok'. Tetapi, karena gengsinya dan ada Papa dihadapannya membuatnya malas.
"Papa tau. Kamu selalu bolos," Ujar Papa sambil menatap anaknya.
Aqeela mengerutkan keningnya. "Kenapa Papa tau?!"
Plak!
Papa menampar Aqeela, hingga Aqeela terjatuh ke lantai. Gadis itu meringis kesakitan.
"PAPA!" Bentak Mama. "GAK SEHARUSNYA KAMU TAMPAR ANAK KAMU SENDIRI! DIA DARAH DAGING KAMU JUGA!"
Papa tersenyum miris sambil menatap Aqeela. Papa tidak mendengarkan perkataan Mama tadi.
"Anak aku bolos? Bukan anak aku namanya," Balas Papa.
Baik Aqeela maupun Mama, mereka berdua sama-sama terkejut mendengar ucapan Papanya tadi. Terlebihnya Aqeela, ia benar-benar sangat terkejut.
Mama menyuruh Aqeela memasuki kamarnya lagi. Aqeela mengangguk pasrah, dan menatap sang Mama dengan sangat sendu.
Aqeela menutup pintunya dengan cara di banting.
Aqeela mengunci pintunya.
Aqeela membenci situasi ini.
"Haha. 'Bukan anak aku namanya'. Iya! Emang gue bukan anak lo!" Balas Aqeela kesal, dengan suara yang kecil itu.
Aqeela kemudian menangis. Membawa ponselnya, dan chat Rassya.
Karena sejujurnya... Aqeela lebih membutuhkan Rassya daripada ketiga temannya itu. Rassya tahu semuanya, sedangkan ketiga temannya hanya tahu setengahnya saja. Bahkan, setengahnya pun tidak.
Rassya:
Aqeela:
rassya... lo dimana? |
gue butuh lo sekarang |
🍀🍀
Rassya yang baru saja selesai bermain basket di lapangannya sendiri, terkejut setelah melihat chat dari Aqeela.
Aqeela kenapa?! Kenapa Aqeela membutuhkannya sekarang?
Argh. Rassya telat menjawab.
Aqeela IPS 5:
Aqeela IPS 5:
19.20
| rassya... lo dimana?
| gue butuh lo sekarang
Rassya:
20.09
KENAPAAA |
lo kenapa, qeel? |
gakpapa kan? |
××
Chapter depan mulai freak... MAAP🥲🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
ToD
FanfictionRassya mendapat tantangan untuk mendekati Aqeela selama satu bulan. Dan setelah satu bulan, Rassya diharuskan untuk menjauhi Aqeela. Aqeela adalah bad girlnya sekolah. Ia tak akan pernah luluh dengan cowok siapapun. Tapi suatu saat, Aqeela malah jat...