■POM || PART 2■

307 146 143
                                    

Chayton berada di belakang Alice sekarang, tiba-tiba Chayton berdiri di belakang Alice. Menampakan raut wajah yang seram, berpapasan langsung dengan Alice. Alice bergetar, ia sangat takut melihat muka Chayton yang nampak seram bagi dirinya. Alice melihat tangan Chayton yang dipenuhi darah sebab membunuh istrinya sendiri, Chayton tersenyum tipis kepada Alice.

“Hai gadis, kenapa kau diam disini?” tanya Chayton.

Alice terdiam, ia benar-benar takut kepada Chayton yang menatapnya tajam seperti itu.

“K-kenapa kau membunuh wanita yang tidak bersalah?!” tanya Alice gugup.

Chayton mengernyit, “Dia pantas mendapatkannya, karena dia telah mengkhianatiku.”

Alice tegang saat Chayton menjawab pertanyaan seperti itu, ia ingin pergi menjauh dari Chayton dan tidak pernah bertemu dia lagi untuk selamanya.

Chayton semakin mendekatkan dirinya kepada Alice, Alice semakin ketakutan. Chayton menodongkan pistolnya di hadapan Alice, Alice gemetar, semua tubuhnya berkeringat.

“Sekarang giliran kau yang harus-”

BUGK!

Ada seseorang yang memukul Chayton dari belakang, seorang wanita yang melakukannya, wanita itu menyuruh Alice untuk pergi secepatnya.

“PERGI!” titahnya berteriak.

Alice pun gugup, apa yang harus ia lakukan. Alice hanya terdiam di tempat. Wanita itu menghajar Chayton dengan kayu yang ia pegang, Chayton memberontak.

“KURANG AJAR!” teriak Chayton kepada wanita itu.

Chayton ingin mengambil pistol miliknya yang jatuh, namun wanita itu malah menendang pistol sejauh mungkin dari Chayton.

“PERGI! KENAPA KAU MALAH DIAM!” teriak wanita itu kembali kepada Alice, Alice langsung mengikuti apa kata wanita itu bilang. Alice pun berlari, sesekali melihat kebelakang.

Semoga kau baik-baik saja_

Alice terus berlari kencang meninggalkan suasana keadaan, wanita itu masih berantem dengan Chayton.

“Aku tidak akan membiarkan mu hidup.”

■ ■ ■

Akhirnya Alice sampai di depan rumah, dengan tergesa-gesa ia memasuki rumah dalam keadaan yang takut. Membuka pintu dan membantingnya, raut wajahnya menampakan ketakutan yang sangat mendalam. Alice sangat takut sekarang, ia butuh pelukan seorang Ibu untuk dirinya.

Alice terengah-engah, ia sangat lelah berlari tadi. Ibunya menghampiri Alice dengan raut wajah yang sangat panik.

“Alice sayang, kau kenapa?” tanya sang Ibu bernama Ayana.

Alice gemetaran saat berhadapan dengan Ibunya, Alice takut.

“Ibu, Ibu, A-Alice!” ucapnya ketakutan.

“Kau kenapa Lice? Ibu bingung dengan tingkah lakumu?”

“Pokoknya kita harus cepat pindah dari sini bu, tadi Alice melihat sendiri orang yang membunuh wanita di dalam gang menyeramkan itu, Alice takut ibu!” Alice langsung memeluk Ayana dengan tubuh yang bergetar, Ayana pun langsung melihat wajah anaknya yang sangat ketakutan.

“Sayang, k-kenapa ini, Alice, sudah kau tidak usah takut.”

Ayana pun langsung memeluk Alice kembali, memeluknya erat, mengusap helai rambut Alice yang sangat ketakutan. Ayana pun membawa Alice menuju ruang tamu, dan beristirahat disana.

PORTAL OF MISTERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang