■POM || PART 5■

274 104 92
                                    

Badai petir pun berlalu setelah mengalami cobaan yang berat dan besar bagi mereka, akhirnya mereka semua pun selamat. Masing-masing mereka memulihkan keadaan, diarahkan oleh kabin pesawat agar tidak panik dan takut lagi.

“Semuanya sudah baik-baik saja, jadi jangan khawatir lagi,” ujar Kabin pesawat.

“Apakah badai nya sudah tidak ada?” tanya Milly ketakutan.

“Tidak,” jawabnya.

Arga menghela napasnya dalam-dalam, ia benar-benar ketakutan saat badai itu menerjang pesawat hingga menimbulkan getaran hebat. Badannya pun masih gemetar sampai saat ini, ia tidak mau lagi naik pesawat untuk terakhir kalinya karena kejadian yang baru saja terjadi. Alice yang berada disisi nya melirik Arga, keringat dingin bercucuran melewati pelipis, wajahnya pun pucat. Disitu, Alice hanya menahan tawa melihat Arga yang masih ketakutan.

“Aku pengen pulang, aku pengen pulang,” rintih Arga badan bergetar.

“Sudah tidak apa Arga, badainya sudah tidak ada, semua kembali aman,” kata Alice.

“Tidak, aku tidak jadi pergi ke Amerika nya, aku pengen pulang. Perjalanan kita lumayan lama, nanti kalau ada badai lagi bagaimana? Tidak, aku tidak mau,” tukas Arga berbicara gugup.

“Ternyata kau penakut juga, ya?”

Arga menoleh cepat, terkejut dengan ucapan Alice yang seperti akan menghina nya. Arga mendekati wajahnya berjarak satu senti dengan wajah Alice, Arga menatapnya, “Siapa bilang aku takut, aku tidak takut. Hah?!”

“Oiya, terus kenapa badan mu semua bergetar gitu, wajahmu pucat juga,” cibir Alice. “Lihat, keringat deras turun dari wajahmu,” lanjutnya.

Arga secepatnya menyeka keringat tersebut, ia harus bersikap gagah di depan Alice karena tidak mau terlihat lemah di depan Alice. Arga bersikap layaknya tidak terjadi sesuatu yang sudah menimpa mereka semua, tersenyum konyol di depan Alice yang membuat Alice sebal melihatnya.

“Mana, keringat? Haah ... ini cuma keringat panas ruangan, hahaha ....” ucap Arga terkekeh.

▪▪▪

Silvie memeluk lututnya itu, ia masih takut karena badai besar dan petir yang menyambar cukup keras hingga suaranya bergema. Disebelahnya ada Starla yang tengah mendapat pertolongan pertama karena dadanya sesak, Starla memang seperti itu mempunyai penyakit asma yang cukup berat.

Silvie menoleh, menurunkan pelan-pelan kedua kakinya kebawah dan langsung memegang bahu Starla. Karena kasihan, Starla tengah mengalami dadanya yang sesak, tapi tidak lama dadanya pun membaik.

“Starla, are you okay?”

Starla menjawab hanya dengan anggukkan kepala ringan, ia benar-benar mengalami sesak napas yang berat apalagi ini kan liburan mereka semua ke Amerika.

“Syukurlah.”

▪ ▪ ▪

10 menit ~

Akhirnya mereka semua pun sampai di negara Amerika Serikat yang dikenal dengan New York sampai di bandara dengan selamat walaupun tadi sempat mengalami bencana yang cukup besar namun tuhan memberikan mereka keselamatan, mereka bersorak ria karena akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba juga.

NEW YORK!

Mereka turun dari pesawat dengan tertib dan hati-hati, bawaan mereka harus di cek kembali takutnya ada yang lupa tertinggal di pesawat. Saat turun mereka berlarian kesana-kemari, mereka tidak sabar mengelilingi kota New York dengan pesona yang indah nan cantik.

PORTAL OF MISTERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang