∆POM || PART 18∆

102 33 1
                                    

Sebelum baca, sebaiknya kasih dukungan dengan cara meng-klik tanda bintang di pojok⭐

_𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝓇𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔_

Dengan senang hati, Alice mengambil buku tersebut dari tangan kecil Jazy. Buku itu cukup besar bagi dirinya, tak terlalu kecil. Walaupun tulisan di dalamnya sudah tidak bisa di baca lagi. Karena coretan tinta hitam mulai hilang, buku ini telah rusak. Namun, Jazy sebisa mungkin untuk memperbaikinya.

“Terima kasih, Jazy.” segera, buku itu ia masukkan ke dalam tas rajut pemberian dari sang putri kerajaan. Di mana, Putri ini sangatlah pandai merancang dan menjahit rajut seperti ini. Keahlian yang sudah di wariskan turun temurun dari sang neneknya.

“Pasti aku akan sangat merindukanmu, Jazy. Jaga dirimu baik-baik di sini, dan kuatkan semua pertahanan yang ada di kerajaan ini. Takutnya, Charli akan kembali dan menyerangmu.”

“Emm ... Baiklah Alice. Tentu saja aku akan ketatkan penjagaan di setiap area istana,” Jazy tersenyum kepada Alice. Baginya, wanita ini bagaikan sekuntum bunga Lily yang sangat indah dan cantik. Memiliki kesopanan serta kecantikan yang tiada henti. Patut saja Arga menyukainya.

Jazy mengulum kedua tangan Alice yang besar itu melebihi tangannya, meskipun begitu. Rasa hangat saling menyatu antara permukaan kulit yang saling dipertemukan. Jazy tersenyum kepada Alice sekali lagi. Entah apa yang ingin raja muda kurcaci ini katakan kepadanya.

“Arga sangatlah menyukai mu,” lirihnya. Bola mata Alice melebar ketika ucapan itu terdengar jelas oleh telinganya. Bagaimana bisa Jazy tahu soal hal ini?

Apakah Arga sendiri yang memberitahu Jazy? Pria itu sangatlah keterlaluan.

Jazy memperhatikan Arga sekarang, “Hei anak tampan, jagalah Alice temanku ini. Jangan sampai dia terluka sedikit pun. Jika dia mengalami musibah atau masalah besar karena mu, maka aku tidak akan segan-segan untuk menghukum dirimu!” ucapnya begitu tegas kepada Arga.

Arga tersenyum lantas mengangguk menyetujui ucapan dari Jazy tersebut, “Baiklah. Aku akan melindungi Alice dan menjaga dengan baik. Aku pun tidak akan sampai membiarkan dia terluka sedikit pun.”

Alice memutar bola matanya malas ketika kata-kata Arga menembus telinganya begitu dalam, “Fuck you!” desisnya, dan hanya menggeleng kepala kecil saja. Setelah kejadian kemarin malam yang terus teringat jelas di memori Alice sampai saat ini.

Alice rasa tak payah jika Arga menjaganya, ia bisa menjaga dirinya sendiri. Lantas Alice tersenyum ketika Bob si anjing besar kesayangannya itu datang menghampirinya. Memang, pertemanan mereka tidak begitu lama. Tapi, Alice dan Bob sudah memiliki ikatan batin yang kuat. Sudah seperti keluarga sendiri. Bob pun senantiasa membantu, melindungi dan menjadi teman main untuk Alice ketika sedang sedih.

Bob berlari sangat kencang sampai-sampai tanah yang dipijaki ini bergoyang. Yang lain sudah membiasakan diri jika anjing raksasa yang berlari seperti rasanya seperti ada gempa.

“Wow Bob ... pelan-pelan saja,” teriak Alice.

Bob pun langsung duduk di depan Alice yang kecil di bandingkan dengan dirinya. Dengan wajah memelas, anjing ini menyundulkan kepalanya yang besar itu kepada Alice sampai orang yang kecil hampir terjatuh. Untung saja Arga cepat-cepat menopang tubuh Alice di belakang.

PORTAL OF MISTERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang