“Alice!” panggil Starla, Alice pun langsung membalikkan badannya kebelakang, melihat Starla yang sedang berusaha berjalan menghampirinya, “Kau duduk sendiri?” tanya Starla kesusahan untuk berjalan. Karena mobil melaju sangat kencang, Starla tidak bisa menyeimbangkan tubuh nya saat berjalan.
“Aku sendiri,” jawab Alice.
Starla tidak sengaja menginjak kaki Kevin. “Hah... aku minta maaf, tidak sengaja,” ujar Starla panik, seraya tersenyum malu kepada Kevin.
“It's okay!”
Starla hanya tersenyum tipis, lalu ia langsung duduk di sebelah Alice dengan ekspresi yang masih malu kepada Kevin. “Sumpah, seharusnya ini tidak terjadi,” gumam Starla.
“Hati-hati lain kali,” sahut Alice.
Starla menoleh, “Aku sudah hati-hati, tapi tetap saja terjadi.”
Alice menghela napas pendek, ia membenarkan posisi duduknya dengan nyaman. Starla sedari tadi terus memperhatikannya, dan tatapannya seperti menyelidiki dirinya. Alice pun bingung, ia melipat kedua tangan di dada, kalung yang bersinar yang di pake Alice membuat Starla penasaran. Starla pun memegang kalung itu, ia seperti mengindentifikasi kalung tersebut.
“Hmm ... kau dapat dari mana kalung ini?” tanya Starla memegang kalung itu.
Lirikan mata Alice kebawah, tepat di mana tangan Starla memegang kalungnya itu. Alice pun hanya cengir dan tertawa renyah, saat Starla menanyakan kalung tersebut.
“Hah! Oh—kalung ini? Haaa .... hahahaha uh—hahaha ....” Alice hanya tertawa, ia tidak tahu harus menjawab pertanyaan apa dari Starla. Kalau sampai Starla tahu kalau kalung ini hasil dari penemuannya di bandara tadi pagi, pasti Starla akan banyak mengomelinya sama halnya seperti Arga tadi awal di dalam pesawat. Banyak bicara.
“Kenapa ketawa? Perasaan kamu tidak punya kalung itu?”
“Kau saja yang tidak tahu,” balasnya terkekeh. Ia memalingkan wajah dari hadapan Starla, betapa payahnya ia sekarang.
“Ck, sangat jelek,” ejek Starla lalu terduduk dengan posisi melipat kedua tangannya di dada, menyandarkan pundak kebelakang.
“Kau baru saja mengejek kalung ini,” lirih Alice melirik Starla.
Starla menoleh kembali, dengan wajah tanpa ekspresi, “Aku tidak suka warna hijau. Kau mengerti!”
“Betapa bencinya kau tidak suka warna hijau, padahal ini bagus!” gumam Alice, memalingkan wajah mengarah ke arah keluar jendela kembali.
“Hah... aku jijik, jangan di bahas!”
▪ ▪ ▪
Kini Daisy terjebak di dalam toilet wanita, ia kini sendirian diam di toilet sekitar hampir 2 jam ia menunggu kedatangan Tomi untuk menjemputnya.
Sekilas, Tomi itu teman kampus Daisy yang sudah lama kenal dan berteman dengan baik walaupun Daisy bukan orang Indonesia tapi Tomi senang berteman dengan Daisy. Bahkan, Tomi pun mengajari Daisy bahasa Indonesia hingga sekarang ucapan bahasa Indonesia Daisy selancar ini sampai-sampai sudah seperti orang Indonesia asli. Tomi pun selalu menjaga Daisy dari teman kampus yang suka membuli Daisy karena fisik Daisy. Mata yang berwarna biru gelap membuat Daisy habis-habisan di buli di kampusnya, untung saja ada Tomi yang senang tiasa membantu.
Tomi pun pria sejati yang selalu setia menunggu Daisy, ia pun diam-diam suka kepada Daisy karena kecantikan yang unik dari Daisy yang selalu terpancarkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PORTAL OF MISTERY
Misteri / ThrillerSebelum baca alangkah baiknya Follow akun author terlebih dahulu, bestie 💞 [17+] Genre: Fantasi, Horor, Mistery, Thriller, Action ______________________ Mengisahkan sekumpulan remaja SMA yang sedang berlibur ke negara Amerika Serikat, untuk merayak...