"Aaaaa!" jerit seorang gadis dengan menendang orang yang berada di sampingnya.
BRUK!!
"Stts, lo apa-apaan, sih?" ringis orang yang terkena tendangan dari gadis tersebut.
"Lo, Lo ngapain di sini!" teriaknya dengan mengeratkan selimut yang membungkus tubuh polosnya.
"Gue?" bingung pria tersebut, dia bangkit dari tersungkurnya dan menelisik setiap sudut kamar tersebut termasuk gadis yang berada di depannya.
"Apa yang gue lakuin?" lirihnya sembari mengingat kejadian yang telah menimpanya semalam.
"Gue gak ngapa-ngapain lo'kan?" tanyanya dengan takut-takut.
"Keluar! Lo gak ngapa-ngapain gue! Cepet keluar!" murka gadis tersebut.
"Gue tanya sekali lagi! Gue gak ngapa-ngapain lo kan, Bel?" tekannya.
Pasalnya dengan keadaan mereka yang seperti ini membuat dia menduga yang tidak-tidak.
"Lo gak ngapa-ngapain gue! Sekarang lo keluar dari kamar ini dan bawa baju lo yang berserakan itu!" tegasnya dengan suara yang menyirat akan ancaman.
"Jawab gue Abel!" teriak pria terdebut dengan murka.
"Iya! Lo ngapa-ngapain gue! Lo udah hancurin masa depan gue! Tapi gue gak perduli sama sekali, sekarang lo keluar, cepat Abi!"
Pria yang bernama Abi tersebut menatap Abel dengan dingin, kenapa perempuan ini tidak menangis atau apapun saat dirinya sudah menghancurkan masa depan gadis itu? Apa dia sudah sering melakukannya? Dugaan-dugaan tidak masuk akal terus berkeliaran di benak Abi.
Tanpa banyak kata Abi pun memakai kembali pakaiannya, kemudian berlalu tanpa melihat ke arah Abel.
Brak!
Abel terperanjat kaget dengan suara yang di tutup keras oleh Abi.
Dia terdiam dengan memandang pintu kamar dengan tatapan kosong.
Air matanya tiba-tiba mengalir begitu saja, harta satu-satunya yang paling berharga telah hancur dengan tidak sengaja.
"Bunda, Abel minta maaf, hiks."
Dengan cepat dia menghapus air mata yang mengalir deras, dia turun dari ranjang dan memunguti pakainnya, dengan segera dia memakainnya dengan cepat.
Abel keluar dari kamar dengan terburu-buru, dia melewati orang-orang yang berada di club tersebut. Karena ini pagi, keadaan club tidak seramai seperti malam hari.
Dia keluar dari tempat laknat tersebut dengan perasaan campur aduk, andaikan dia tidak datang ke tempat ini, mungkin kejadian ini pun tidak akan terjadi.
Ketika melihat taxi dia pun menghentikannya, setelah taxi itu berhenti dengan segera Abel pun masuk.
________________________
"Abel, kamu dari mana jam segini baru pulang, nak?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan balutan hijab di kepalanya.
"Bukan urusan, lo!"
"Jaga ucapan kamu, Abel!" tegur pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
Mood Abel yang sudah hancur kini bertambah hancur dengan adanya dua orang ini. Dia sangat membenci mereka berdua.
"Kak? Kakak dari mana aja? Kita nyariin kakak semalam,"
Mood yang sudah semakin hancur lagi-lagi di buat hancur dengan pertanyaan dari adik tirnya, dia benar-benar ingin membunuh semua orang yang ada di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||
Teen FictionAda baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di kenal dengan segala tingkah pemberontakkannya menikah dengan si ketua osis yang memiliki sifat dingi...