17

21.5K 1.2K 10
                                    

"Lo ... suka sama gue?"

Bukannya menjawab Abel malah tertawa mendengar pertanyaan dari Abi, pertanyaan macam apa itu?

"Gue? Suka sama lo? Ngimpi!"

Abi hanya berdecak pelan tak menanggapi ucapan Abel, dia lebih memilih fokus ke jalanan.

Mereka berdua hanya diam hingga tak terasa mereka pun sampai di sekolahnya.

"Kayanya gue bakalan di serang fans lo nih!" ucap Abel dengan tiba-tiba.

"Jangan terlalu percaya diri!" semprot Abi.

"Bukannya gue terlalu percaya diri, tapi emang fans lo sama siapa itu pacar lo yang sok polos itu? Aduh gue lupa namanya!"

"Dia juga adik lo, kalo lo lupa."

"Bodo amat. Pokoknya fans kalian berdua bikin ngeri, mana mainnya cuma adu mulut doang, buat apa gunanya tangan sama kaki kalo cuma bisa nyerocos doang. Heran fans lo!"

Tanpa memperdulikan ucapan Abel, Abi lebih dulu keluar dari mobil. Pemandangan tersebut pun tak lupun dari pandangan orang-orang, apa lagi ini adalah hal langka, seorang Abi Algifari membawa mobil ke sekolah.

Namun, ada yang lebih langka dari itu.

Abel melangkah keluar dari mobil Abu. Kejadian itu pun membuat orang-orang saling berbisik.

"Berasa jadi artis, gue," gumam Abel.

Tak berselang lama Abu pun datang dengan motor Abi. Semua orang makin merasa bingung, sebenarnya ada apa antara mereka bertiga?

"Lama banget bawa motornya," ucap Abel pada Abu dan hanya di beri ringisan olehnya.

Tak ingin berlama-lama melihat dua orang yang membuat matanya perih, Abi pun melangkah menjauhi parkiran.

"Ayo!" ajak Abu dan di angguki oleh Abel. Mereka berdua pun berjalan beriringan, sekali-kali Abel membalas tatapan dari orang-orang dengan tatapan tajamnya.

"Abel!" seru Laura dengan berlari mendekati Abel.

Abel yang mendengar panggilan dari Laura sontak menghentikan langkahnya begitu pun dengan Abu.

"Katanya lo berangkat bareng si ketos, emang bener?" tanya Laura ketika sudah di dekat Abel.

Abel hanya mengedigkan bahunya acuh, membuat Laura berdecak tak suka.

"Gue duluan, ya? Nanti kita ketemu di kantin, oke?" ucap Abu.

Mereka berdua pun mengangguk singkat.

"Aku duluan dah, Ra!" ucapnya kemudian berlalu dari sana.

Laura menatap Abel dengan senyum menggoda, kemudian menyolek pipi Abel.
"Ada apaan, nih? Kayanya gue ketinggalan banyak berita? Lo ada sesuatukan sama si Abu?"

Abel berdecak kemudian menyingkirkan tangan Laura yang sedari tadi menyolek pipinya.
"Apasih, gue cuma temenan sama dia! Cuma temen, dan gak akan pernah lebih!" tegasnya.

"Aiiih, bohong banget, jujur aja kali!" godanya lagi.

"Bodo amat." balasnya kemudian mempercepat langkahnya.

"Eh, btw kenapa lo pake hoodie?"

Abel pun menatap pakaian yang dia kenakan. Benar, dia memang memakai hoodie, kalian pasti tau apa alasannya, apa lagi kalo bukan untuk menutupi kehamilannya.

"Gu-gue lagi gak enak badan," balasnya dengan nada semeyakinkan mungkin, meskipun jantungnya sudah berdetak tak karuan.

"Beneran? Mau gue bawa ke UKS?"

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang