39

23.7K 1.2K 34
                                    

Lama ya up nya><

Jangan lupa vote+comen+Follow aku aku juga^^

Selamat membaca i love you<3

*

Tubuh Abel menegang, apa dia tidak salah dengar? Abi baru saja membujuknya pulang.

"Bunda tahu kalau lo pergi dari rumah, jadi ayok pulang sebelum kedua orang tua kita marah!"

Jleb!

Ternyata apa yang Abi ucapkan hanya demi tidak kena marah orang tuanya. Abel hanya bisa menertawakan dirinya dalam hati, dia terlalu jauh berekspektasi sampai-sampai terjatuh ke jurang yang paling dalam.

Abi sangat pandai membuatnya melayang ke langit ke 7 dan menghempaskannya ke bumi paling dalam.

"Pulang?" tanya Abel dengan terkekeh sinis.

Abi mengangguk cepat, "iya, kita pulang ya, Bel!"

"Setelah apa yang lo lakuin sama gue, gue mau pulang sama ... lo? Mimpi!" teriaknya.

"Lo denger baik-baik tuan Abi Algifari, gue masih punya harga diri untuk tidak kembali sama lo! Lo jangan egois!" tekannya.

Abi mencekal tangan Abel tanpa merubah posisinya. "Please, Bel. Gue tau gue salah, gue tau apa yang gue ucapin bikin lo sakit hati, tapi tolong... tolong kali ini aja lo pulang ke rumah dan kita mulai semuanya dari awal!"

"Apa? Gue gak salah denger? Lo mau mulai semuanya dari awal, maksud lo kita mulai dari awal dan lo nyakitin gue lagi, gitu?!"

"Hahah, lo kira gue segoblok itu?! Gue juga punya perasaan!" teriaknya dengan napas tersenggal-senggal. "Sekarang lebih baik lo pergi dari sini! Pergi Abi!!"

"Please, Bel! Gue bener-bener minta maaf, ayok pulang, Bel!"

Baiklah, apa yang Abi katakan benar-benar menggelikan, Abi yang keras kepala dan kasar memohon-mohon pada Abel, rasanya itu terlalu berlebihan bukan?

"Mending sekarang lo pergi deh, Bi! Gue juga udah muak liat muka bajingan lo!" cercah Laura.

Abi menatap lantai kemudian bangun dari berlututnya.

"Oke. Gue pulang! Besok gue bakalan jemput lo lagi, dan gue harap, lo bakalan pulang sama gue!" ucap Abi kemudian melangkah meninggalkan kediaman Laura.

Setelah melihat punggung Abi yang mulai menghilang, Abel terduduk di lantai dengan lemah.

Abel mendongak mentap Laura yang berjongkok di hadapannya.
"Apa gue udah terlalu jahat sama dia, Ra?"

Laura menggeleng, "lo gak jahat sama sekali. Lo udah ngelakuin hal yang harusnya lo lakuin! Lupain dia, Bel! Gue minta sama lo lupain dia!"

Abel hanya diam, pikirannya melanglang buana entah kemana. Hatinya masih milik Abi, rasanya akan sangat sulit untuk muve on dari sosok Abi.

Hatinya masih merasa sakit ketika mengingat kata-kata pedas yang di lontarkan Abi. Jika membunuh tidak dosa, sudah di pastikan Abel akan membunuhnya dengan cara yang paling sadis.

"Semuanya akan baik-baik aja, lo gak usah khawatir. Lo masih punya gue dan Abu!"

Abel mengangguk, apa yang Laura katakan benar, dia tidak sendiri, dia masih punya teman yang selalu bersamanya.

"Makasih, Ra. Gue udah gak tahu lagi kalau gak ada lo gue bakalan kaya gimana, gue bersyukur punya temen kaya lo!" ucapnya dengan memeluk Laura.

Laura membalas pelukan Abel, dia mengusap pelan punggung Abel menyalurkan kekuatan.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang