50

33.3K 1.6K 241
                                    

Ternyata bukan part end guys><

Aku ngiranya ini tuh part terakhir padahal nggak><

Aku baru bisa up sekarang, jangan marah:))

Semoga kalian suka sama part ini^^ happy reading, i love you<3

*

Malam telah tiba, kini Abel sedang berada di kamar tentunya dengan sang suami di sebelahnya.

Hatinya kian teriris melihat sang suami yang terus mengecup perutnya, dia tidak bisa menampik kalau dia sangat mencintai Abi, namun dia juga tidak ingin terus menerus menyakiti dirinya sendiri.

"Kalau anak kita lahir, menurut kamu siapa namanya?" tanya Abi dengan tiba-tiba.

Abel diam sebentar seraya berpikir, dia belum pernah memikirkan nama yang cocok untuk anaknya nanti.

"Aku belum tahu. Kamu ada saran?"

"Ada, aku punya nama yang cocok untuk anak kita! Namanya Arkana Alfedri!" ucap Abi dengan semangat.

Abel mengernyitkan dahinya samar, "kenapa itu?"

Abi tertawa pelan, "aku ngasih nama huruf berawalan A karena kita juga dari A, dan kenapa Arkana bukan yang lain, ya karena aku menyukai namanya," jelasnya membuat Abel mengangguk paham.

"Alferdri?" tanyanya lagi.

"Alfedri nama dari kita berdua, Algifari dan Feranika. Kamu suka?"

Dengan pelan Abel mengangguk, dia menyukai nama itu, tapi ... apa anak mereka nanti laki-laki?

"Bagaimana kalau anak kita perempuan?"

Abi diam sesaat, dia bahkan belum memikirkannya, entahlah dalam benaknya anaknya nanti adalah Abi junior. "Nanti aku pikirin,"

Setelahnya tidak ada lagi percakapan, denting jam pun bahkan terdengar menggema saking sunyinya.

"Bagaimana jika aku pergi?" gumam Abel namun dapat terdengar jelas oleh Abi.

"Kamu mau meninggalkanku?" tanya Abi dengan merubah posisinya menjadi duduk tegap.

Abel tersenyum tipis dengan menggeleng pelan, dia mengusap pipi Abi dengan ibu jarinya. "Aku gak tahu bagaimana kehidupan kita selanjutnya, tapi ... aku juga gak bisa terus sama kami, Bi,"

Abi menatap Abel lamat-lamat, dia menggenggam tangan Abel yang berada di pipinya. "Jangan coba-coba pergi!" tegasnya.

Helaan napas panjang terdengar dari mulut Abel, tiba-tiba matanya mulai memanas, dia ingin menangis sekarang.

"Jangan pergi!" ucap Abi, lagi.

"Aku gak akan pergi, Bi. Kamu gak usah khawatir," ucap Abel mencoba menenangkan Abi.

Grep!

Tiba-tiba Abi memeluk tubuh Abel dari samping dengan sangat erat seakan-akan dia tidak mengizinkan Abel pergi.

"Maaf karena nyakitin kamu terus menerus," gumam Abi membuat Abel meremas bajunya kuat-kuat.

"Gak papa," Hanya itu balasan dari Abel, mulutnya mungkin bisa memaafkan namun dalam hati ...

"Sekarang tidur, Bi!" suruhnya membuat Abi mengangguk pelan.

Mereka berdua merebahkan tubuhnya, Abi menempelkan kepala Abel di dadanya, dia memeluk tubuh Abel dengan terus mengusap lembut perut Abel.

"Good night my wife," lirih Abi.

Satu tetes air mata meluncur dari mata Abel, rasa sesak begitu menggerogoti hatinya, dia ingin menangis sekencang-kencangnya, dia ingin menangis!

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang