42

25K 1.3K 118
                                    

Hay!

Jangan lupa vote+comen ya^^

Buat yang tetap setia di sini, makasih banget:( meskipun pembaca bener-bener menurun, tapi kalian tetep setia membaca, bikin aku benar-benar seneng banget😭

Buat kalian semua, sehat-sehat terus ya:) aku di sini juga sehat terus buat kalian:))

Langsung baca aja ya ^^ i love you<3

*

"Gak usah kegeeran!" sentak Abel dengan menghempasakan lengan Abi yang berada di pundaknya.

"Bel, please. Pulang sama aku, ya?"

"Kenapa lo jadi gini sih?!" kesalnya dengan mengacak rambut frustasi.

Kenapa Abi tiba-tiba jadi alay seperti ini? Kenapa Abi tiba-tiba lembut seperti ini? Apa mungkin dia ... kesurupan?! Pasti, pasti Abi kesurupan!

"Bi? Lo ... gak kesurupan 'kan?" tanyanya merasa ngeri.

"Ck, nggak. Ayok pulang, Bel!" ajaknya dengan menggoyang-goyangkan tangan seperti anak kecil.

"Sumpah demi apapun, gue gak suka liat lo kaya gini, bikin gue mual aja,"

"Ayok pulang, Bel!"

Abel memutar bola matanya jengah. "Lo apa-apaan sih? Kenapa juga lo bisa di sini? Lo masih sakit gak usah keluar-keluar segala! Lo mati siapa yang repot? Orang tua lo, Bi!" kesalnya.

"Makannya ayok!" ajaknya lagi dengan bergelayut di lengan Abel.

"Oke. Gue anterin lo ke kamar lagi!"

Abi menegakkan tubuhnya kemudian menggeleng cepat, membuat Abel bingung.

"Mau lo apa, Bi?!" tanya Abel yang mulai kesal.

"Kita pulang ke apartemen aja. Aku gak suka di sini!"

"Abi? Lo ... ah gue gak ngerti lagi! Kenapa lo jadi kaya anak kecil gini?" teriaknya.

Abi pun merasa bingung dengan dirinya saat ini, entah lah dia hanya ingin berprilaku seperti ini pada Abel supaya perempuan itu tidak pergi meninggalkannya lagi.

"Ayok, Bel!"

"Nanti bunda nyariin! Lo jangan kaya gini kenapa,"

Abi menghela napasnya panjang, "nanti aku hubungi bunda, kamu gak perlu cemas. Ayok!" ajaknya dengan merangkul Abel kembali.

"Lo kenapa sih?" tanya Abel terus menerus.

Abi hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh, dia berjalan dengan memperhatikan wajah Abel, seakan-akan perempuan itu akan menghilang jika tidak dia pandangi.

"Gak usah liatin gue," ucapnya menggeram pelan.

Mobil taxi pun berhenti ketika Abi melambaykan tangan, mereka berdua segera memasuki mobil tersebut.

"Pacar lo udah pulang?" tanya Abel tiba-tiba.

"Siapa?"

"Gak usah pura-pura gak tahu!" balasnya.

"Emang aku gak punya pacar, Bel. Kalau mau nanya, nanya yang jelas!"

Helaan napas terdengar dari mulut Abel, "Citra,"

Abi tersenyum tipis mendengar apa yang Abel katakan, dia merasa bahwa Abel tengah cemburu padanya, benar bukan?

"Aku emang gak ada hubungan apa-apa sama dia, kita cuma ... ya kamu pasti tahu," balasnya.

Tidak ada percakapan antara mereka berdua, mereka sama-sama berkela dengan pikirannya masing-masing.

Abel memandang jalanan dari jendela mobil, tangannya mengepal erat, dadanya berdesir perih. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Bahkan hanya dengan sedikit perhatian yang Abi berikanpun mampu membuat niatnya goyah.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang