"Seluruh sekolah udah tau kalo lo hamil!""A-apa?!"
Abel tak bisa berkata apa-apa ketika mendengar ucapan Laura.
Masa depannya akan benar-benar hancur, bagamana bisa orang-orang mengetahuinya?
"Gimana bisa?" tanyanya dengan terduduk di pasir.
"Gue juga gak tau, Bel! Tapi pas gue mau ke sini gue liat di grup WA kelas 12 kalo lo hamil!"
Abel mengurut dahinya bingung, Abu yang melihat itu pun sontak mengusap bahu Abel.
"Kamu gak usah khawatir, Ra! Aku bakalan nyari tau siapa yang udah nyebarin berita ini!"
"Aku sebenernya gak masalah kalo ketahuan, yang aku takutkan cuma satu, aku takut di DO dari sekolah!" ucapnya dengan lesu.
"Lo gak usah banyak fikiran dulu! Gue bakalan nyari jalan keluarnya, Bel!" ucap Laura menenangkan Abel.
"Masa depan gue bener-bener suram, kayanya!" gumam Abel.
"Anjing banget tuh yang nyebarin!" sambungnya dengan mengumpat.
"Menurut kalian siapa aja yang berpotensi tau kalo Abel lagi hamil?" tanya Laura pada mereka berdua.
"Guesih gak yakin, tapi menurut kalian Citra mungkin gak sih?" tanya Abu.
Abel menegakkan tubuhnya, "bisa jadi, tapi kayanya gak mungkin deh! Dia itu polos-polos bego, masa iya berani nyebarin kaya gitu, lagi pula dia gak tau kalo gue lagi hamil!"
"Tapi bisa jadi juga, siapa tau ibu tiri lo yang udah ngasih tau si Citra!"
Abel menerawang kedepan, ucapan Laura memang ada benarnya juga, bolehkan dia curiga pada Citra?
"Kamu jangan gegabah, Ra! Aku gak mau kamu kenapa-napa!" ucap Abu dengan menatap Abel dengan serius.
Abel menghela napasnya pasrah, "gue bakalan buat orang itu menyesal karena berurusan sama gue!" desisnya dengan tersenyum miring.
"Bel?! Lo jangan senyum kaya gitu! Gue jadi ngeri sendiri," ucap Laura dengan memukul kepala Abel pelan.
"Apasih, ini tuh senyum orang-orang jahat di drakor!" sentak Abel membuat mereka berdua terkekeh.
"Kamu terlalu cantik buat jadi orang jahat!" ucap Abu dengan lugasnya.
Abel mendelik menatap Abu dengan tampang garangnya.
Prok! Prok! Prok!
Laura bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya ketika mendengar celetukan Abu.
"Gila! Abu terang-terangan banget suka sama lo, Bel!" ucapnya di sertai tawa puas.Abel mengangkat bahunya singkat, kemudian mengibaskan rambut pendeknya.
"Gue juga tau kalo pesona gue tuh gak bisa di tolak!" ucapnya dengan percaya diri."Huek!" teriak Laura dengan ekspresi pura-pura muntah.
"Sumpah demi apa? Gue jijik dengar lo ngomong kaya gitu!"
Plak!
Abel memukul punggung Laura cukup keras membuat si empunya meringis.
"Lo gak bisa banget liat gue seneng, Ra!"Abu yang melihat pertengkaran mereka berdua sontak tersenyum lembut, dia begitu bersyukur bisa melihat Abel mempunyai teman seperti Laura.
"Sekarang kita pulang! Gue anterin balik kalian berdua!" seru Abu dengan melangkah terlebih dahulu di susul oleh Abel dan Laura.
_______________________
"Siapa yang udah berani nyebarin ini semua?" gumam Abi dengan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||
Teen FictionAda baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di kenal dengan segala tingkah pemberontakkannya menikah dengan si ketua osis yang memiliki sifat dingi...