31

22.6K 1.2K 77
                                    

Sorry kalo part ini gak nyambung sama acak-acakan:))

Jangan lupa vote+comen ya^^ btw aku suka deh liat komenan kalian, tapi maaf gak bisa aku balesin soalnya aku lagi sibuk ngefangirl>< ini juga aku sempetin buat ngetik.

Pokoknya happy reading and anjoy guys<3

*

Skakmat!

Apa yang di katakan Abel menohok Abi, di sini memang Abi yang salah, tapi apa pantas jika seorang istri berpelukan dengan lelaki lain?

"Sebegitu bencinya kamu sama aku, Bi? Kamu berani bentak-bentak aku di depan semua orang! Kamu pikir aku gak sakit hati?! Aku sakit hati, Bi! Dan ... kamu bilang aku gak punya perasaan? Kamu yang gak punya perasaan!" napasnya meburu seiring dengan buliran yang mengalir di pipinya.

"Kamu pernah mikirin perasaan aku gak?! JAWAB!!"

Abi tetap diam membiarkan Abel mengeluarkan segala unek-uneknya.

"Kamu gak pernah sedikit pun ngertiin perasaan aku! Menurut kamu aku gak cemburu ngeliat kamu deket sama Citra? Aku cemburu Bi, bener-bener cemburu! Aku yang notabenenya istri kamu, tapi aku gak pernah ngerasain gimana rasanya di sayang sama kamu!"

Abel mengusap air matanya dengan kasar, "aku gak mau cinta sama kamu! Tapi hati aku nolak buat jauh dari kamu, Bi! Coba kamu pikirin perasaan aku sekali aja, seengganya kamu anggap aku sebagaimana istri kamu."

"Kalau kamu gak bisa membalas cinta aku, aku gak masalah! Tapi ... tolong bersikap kamu cinta juga sama aku, aku rela meskipun itu cuma pura-pura,"

Abi berdiri dari ranjangnya kemudian menarik tubuh Abel ke dalam pelukannya.

"Sorry, gue salah."

Abel menumpahkan tangisannya di pelukan Abi, apa harus dengan cara ini agar Abi bisa luluh padanya? Apa dengan cara Abel memohon-mohon agar Abi simpati padanya?

"Sorry," gumam Abi dengan mengelus punggung Abel yang bergetar.

"Lo boleh nangis sepuas yang lo mau! Lo bisa tampar, tonjok atau apapun yang lo mau selama itu bisa buat lo gak nangis lagi kaya gini!"

Bukannya berhenti menangis, Abel malah lebih mengencangkan suara tangisannya dan Abi sama sekali tidak menyukai itu, dia benci melihat seorang wanita menangis, apa lagi itu karena dirinya.

"Kenapa kamu selalu kaya gini, Bi?" tanya Abel dengan suara parau setelah Abel melapskan pelukan.

Abi mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu selalu tarik ulur hati aku, kadang kamu bersikap kasar, kadang juga kamu begitu baik sama aku, aku bingung, Bi!"

Abi menatap Abel dengan mata tak terbaca, "lo gak perlu mikirin apapun, lo lagi ngandung anak lo, Bel! Jaga kesehatan, gue gak bisa lindungin lo!"

Abel tersenyum miris, bahkan Abi sama sekali tidak mengakui anaknya sendiri, jika ditanya siapa wanita paling bodoh sedunia, mungkin jawaban yang tepat adalah Abel. Dia benar-benar bodoh, berkali-kali di sakiti namun rasa cintanya pun berkali-kali tumbuh.

"Kenapa? Kenapa kamu gak bisa ngelindungin aku? Apa karena Citra, pacarmu itu?" tanya Abel dengan terkekeh singkat.

Air muka Abi tiba-tiba berubah ketika mendengar pertanyaan Abel.

"Lo gak perlu bawa-bawa Citra di rumah tangga kita!"

"Bahkan dalam keadaan kaya gini pun kamu masih belain dia,"

"Sebenernya kamu cinta sama aku atau Citra?" tanyanya dengan mata menatap Abi serius.

Abi tak bergeming, pertanyaan yang di lontarkan Abel cukup membuatnya tak bisa berkutik, dia bimbang, di satu sisi dia mulai nyaman dengan Abel, namun di sisi lain dia juga sayang pada Citra. Lalu Abi harus bagaimana?

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang