❴ ➊.➊➁ the kiss ❵

610 124 13
                                    

𖣂

"sirius" gumamku pelan

aku membenarkan posisi berdiriku, menatap kearah sirius yang membuat regulus melepas tangannya di pinggulku

sirius menatap kearah kami -tepatnya regulus tajam dengan tangannya berada di dalam saku celananya. matanya turun kearah kertas yang aku pegang lalu menarik kertas itu dan melihat kearah gambarannya lalu kebalik kertasnya

"siri-" suaraku terhenti saat sirius merobek kertas itu. aku menatap kaget kearahnya, lalu dia menarik tanganku

"sirius! lepaskan!. aku membenci mu, kenapa kau merobeknya. aku benar-benar membencimu sirius!" teriakku marah sambil memukul tangannya yang menyeretku meninggalkan regulus

aku melihat kearah regulus, yang mengutip robekan kertas itu. yang membuatku memukul tanpa sengaja bahu miliknya tepat di lukanya sirius yang dalam masa pemulihan untuk sembuh

sirius mengerang saat aku memukulnya dan melepas cengkramannya kepadaku. aku lalu berlari kearah regulus

"regie, maafkan aku gamb-" suaraku terhenti oleh suaranya "tidak apa-apa" ucapnya sambil mengantungi kertas robekan itu

aku membalikkan diri menghadap kearahnya sirius yang menatapku tidak percaya. aku yang mengobati lukanya, aku juga yang memukul lukanya

"aku kan sudah bil-" suaraku terhenti oleh suaranya "sekarang kau membelanya?" suaranya yang membuatku menatapnya tajam

"aku bukan mem-" suaraku lagi-lagi dihentikan olehnya "kau menyukai nya? kau menyukai slytherin it-" kali ini aku yang menghentikan ucapannya

"cukup sirius!. aku membencimu, apa urusannya denganmu jika aku berteman dengan slytherin? kau bukan siapa-siapaku. kau tidak berhak melarangku berteman dengan orang-orang yang tidak kau sukai" teriakku kepadanya yang berhasil membuat sirius menatapku marah

dia lalu berbalik dan meninggalkanku dan juga regulus, aku membiarkannya pergi. aku tidak akan menjadi penenang amarahnya kali ini. aku-

"sirius black!" teriakkanku lagi lalu berlari kearahnya yang sudah jauh didepan. tanpa berpamitan dengan regulus

𖣂

holy damn it . aku tidak bisa memegang kata-kataku sendiri, dan berakhir disini mengikuti sirius yang benar-benar marah kepadaku kali ini

"sirius, berhenti. aku capek ngikutinnya" ucapku kesal masih berjalan dibelakangnya dengan dengusan kesal

sirius tiba-tiba berhenti yang membuat kepalaku menabrak punggungnya "aduh!. kalo berhenti tuh bilang-bilang" ucapku mendongakkan kepala sambil mengerucutkan bibirku

"aku tidak menyuruhmu mengikutiku" suaranya yang membuatku terdiam, tatapannya masih menatapku marah sekaligus tak suka "ok. maaf menganggu" ucapku sambil menatap sinis kearahnya

membalikkan badan aku lalu melihat sekeliling dimana kami berada, ternyata kami berada di dekat rumah hagrid. jauh juga ternyata aku mengikutinya

aku lalu berjalan kearah asramaku, sedikit sakit hati sih mendengar kata-kata sirius. tapi ku abaikan, dan berlari terus ke asramaku

berharap dia mengejarku tapi nyatanya tidak

𖣂

sekarang sudah pukul lima sore, yang berarti sudah lama sejak kejadian sirius mengusirku tadi

dan disini aku, duduk disofa ruang rekreasi sambil menumpuh kakiku di atas paha dan meminjam majalah milik lily lalu membacanya

mengabaikan berisik yang diciptakan oleh beberapa gryffindor lainnya, termasuk lily dan juga alice yang sedang bercerita tentang frank longbottom yang menjadikan alice kekasihnya

"kau ini mendengarkan ceritaku tidak!" alice memukul pahaku yang membuatku meringis dan menatap tajam kearahnya "dengar" suaraku jujur

aku memang mengabaikan mereka, tapi telingaku mendengar setiap gosip dari mereka. tidak ada yang ingin melewatkan gosip, bukan?

"kalian sudah dengar belum kalau black dan marlene berkencan" suara shivanya patil yang baru saja duduk disebelahku membuatku melihat kearahnya "marlene mckinnon berkencan? kenapa dia tidak bilang kepadaku dan lily, tapi black yang mana?" tanyaku bingung

marlene mckinnon adalah teman seasramaku dan lily, salah satu temanku juga walaupun tidak sedekat aku, lily dan juga alice

"sirius black, siapa lagi" ucapnya yang membuatku menganggukkan kepala lalu kembali membaca majalah lily

mendengar nama sirius membuat mood ku hilang total, jadi itu alasan dia tidak mau berbicara dengan ku seharian ini. ada yang baru yang lama dibuang. tapi aku sih bodo amat sama semuanya

tiba-tiba shivanya dan alice bangkit dari tempat duduk mereka yang membuatku menatap bingung kearahnya. padahal sebelumnya lagi menggosip eh malah bangkit

lalu terdengar suara empat lelaki dibelakangku tertawa, dan aku paham kenapa mereka bangkit dan meninggalkanku juga lily disini

aku sedikit menghela nafas malas, lalu ingin bangkit tapi kakiku ditahan oleh lily yang mengisyaratkan duduk. aku menatapnya tajam, tau kalau aku disuruh menemaninya berpacaran dengan james disini. lily hanya membalas dengan cengiran

aku menenggelamkan kepalaku di majalah, lagi tidak ingin ikut pembicaraan The Marauders dan juga lily. aku merasakan sofa disebelahku miring, lalu disebelah kiriku juga. aku tidak memperdulikannya masih fokus dengan majalah

sesekali menggosokkan tanganku, dibagian parfum yang bisa tercium kalau tangannya digosokkan kekertas majalahnya. setelahnya mencium tanganku dan benar saja ada aroma parfum yang lengket disana. muggle memang canggih ternyata

"itu anak ngapain" suara james dari depanku yang berarti duduk disebelah lily

aku mengangkat mataku dari majalah sebentar lalu melanjutkan mencoba beberapa parfum dari sana, godric. gabutnya diriku pikirku

aku melihat kearah nama parfum itu chanel grand extrait. pokoknya aku harus meminta lily untuk membelikan ini kepadaku saat dia liburan natal tahun ini

"kau sedang apa nona white" suara dikananku yang kuyakin adalah remus, membuatku mendengus kesal dengan nama yang diberikannya kepadaku "rem-" suaraku terhenti saat menyadari kalau wajah kami sangat dekat

"dorong-dorong pete!" teriakkan didepanku yang ku yakin adalah suara james membuatku tersadar. tapi sialnya peter dibelakangku mendorongku yang membuatku memejamkan mata

membuka mataku saat aku merasa sesuatu menciumku, tepat di pipiku yang membuat wajahku memerah. aku meletakkan majalah lily asal, lalu bangkit dan menatap tajam kearah peter

"peter, sialan!" pekikku sambil memukuli badan gempalnya yang dibalas dengan ringisan darinya "a-aku hanya menuruti ucapan james!" ucapnya berusaha menjauhiku

lalu aku menghentikan pukulanku dan menatap tajam kearah james yang sedang tertawa bersama lily, sedangkan remus hanya terdiam mungkin dia syok. sirius hanya memperhatikan kami dan disebelahnya ada marlene mckinnon tentunya

aku berjalan kearah james yang membuat james berhenti tertawa, lalu menarik-narik rambutnya dan memukul tangannya dengan mengeluarkan kata-kata kesal

"lily! tolong aku!" suaranya sambil memegang tanganku, lily tertawa semakin kuat dan menggumamkan kata 'rasain' tanpa mau membantu james

"aaa pipi suciku!" ucapku kesal lalu mengelus pipiku setelah melepaskan james yang sekarang rambutnya sudah acak-acakkan karena ulahku

aku lalu berjalan kearah tangga menuju kamarku dengan kesal. sementara mereka menertawakanku dibelakang, mereka suka sekali menjahiliku. ntah apa salahku kepada mereka

𖣂
t᥆ bᥱ ᥴ᥆ᥒtιᥒᥙᥱ
d᥆ᥒ't f᥆rgᥱt t᥆ ᥎᥆꧑ᥱᥒt

⠀ᵎ 👩🏻‍💻 + ʬ۪ʬ ˒ 𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐀𝐍𝐃 𝐖𝐇𝐈𝐓𝐄 ❪ !#⃞THEMARAUDERSERA ❫Where stories live. Discover now