⨳⃨⨳⃨⨳⃨
"severus. kau ingin membawaku kemana" ucapku sekali lagi kepadanya "ikut saja. sebentar lagi juga kau tau" ucapnya yang berhasil membuatku mendengus kesal
pasalnya hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya sedari tadi. sebenarnya dia sudah tidak memegang tanganku lagi dan jika mau aku bisa kabur. tapi ntah kenapa sikapnya itu malah membuatku penasaran dia membawaku kemana
"baik. cukup, snape kau ingin memba-" aku menghentikan suaraku begitu juga dengan langkahku saat severus memegang pundakku dan membalikku agar menghadap kebelakang yang sebelumnya berjalan mundur menghadap kearahnya
aku terdiam saat melihat dimana kami sekarang dan siapa yang sedang duduk di tempat biasa kami duduk. maksudku aku dan regulus, disana berdiri regulus yang menatapku lebih gugup dari biasanya
"selesai. tepati janjimu" suara severus yang membuatku kembali dari lamunanku, lalu melihat kearah severus yang sekarang sudah berjalan meninggalkan aku dan regulus berdua
mendadak suasana menjadi canggung antara aku dan regulus. tidak ada yang saling bicara, hanya saling berdiri berhadapan juga saling menghindari tatapan. maksudku regulus yang menghindari tatapanku sedari tadi
"regie ~" panggilku pelan yang membuat regulus yang ternyata sedari tadi melamun sedikit tersentak dan melihat kearahku "duduk. maksudku ayo duduk" ucapnya sambil menunjuk kearah tempat biasa kami duduk
di rumput tepat dihadapan danau hitam, tempat pertama kami bertemu juga. aku menganggukkan kepala lalu duduk diikuti oleh regulus
"a -aku ingin menunjukkan hasil gambaranku" ucap regulus sambil mengeluarkan sesuatu didalam sakunya
sesuatu terjatuh saat dia menarik kertas berisi gambar itu. aku baru saja ingin melihat sesuatu itu, tapi regulus langsung menyambarnya dan memasukkan kedalam kantungnya
regulus sedikit berdehem yang membuatku melihat kearahnya yang mencoba menarik perhatianku kearahnya. aku memberinya senyum lalu mengulurkan tanganku kepadanya
regulus mencoba menghindari tatapannya dariku. yang membuatku mengerngitkan dahi bingung, tapi kemudian dengan ragu regulus mengeluarkan benda yang dia masukkan kesakunya dan menunjukkan kearahku
padahal maksudku, aku meminta gambaran itu bukan sesuatu yang berada di kantung regulus
"wah, itu untuk siapa ?. bagus sekali, apa kau juga ingin menyatakan cinta kepada seseorang ?" tanyaku bertubi-tubi sambil menatap kagum kearah gelang putih dengan mainan ular bermatakan batu hijau
regulus menganggukkan kepalanya tanpa membalas tatapanku, aku mendadak terdiam tapi kemudian menganggukkan kepalaku dan menawarkan senyum hangat kepadanya
"siapa ?, apa aku bisa membantumu menyatakannya ?" tawarku sambil mengembalikan gelang milik calon kekasih regulus itu, regulus melihat kearahku sambil mengambil gelang itu dari tanganku
regulus mengangguk, menyetujui tawaranku untuk membantunya yang malah membuatku sedikit merasakan sakit di hatiku
ntah lah. dekat dengan regulus beberapa waktu ini membuatku memiliki rasa kepadanya. awalnya ku kira, aku menganggapnya teman dan adik dari sahabatku sirius
tapi semakin kesini, asal bertemu dengan regulus seperti ada kembang api di perutku dan juga kupu-kupu yang berterbangan
"kau mendengarku ?" suara regulus berhasil mengalihkan pikiranku dan menatap kearahnya "maaf, tidak" ucapku dengan nada bicara tak enak kepada regulus
bisa aku lihat kalau regulus mendadak melemah, seakan semangat dan keberaniannya mendadak menghilang
"regulus ?" tanyaku kepadanya sambil memegang pundaknya, regulus sedikit tersentak kaget "emang tadi kau bilang apa ?" tanyaku lagi kali ini ada helaan nafas tertekan atau berusaha menghilangkan gugup dari regulus
"intinya jika mau kau jawab 'ya' saja. dan pakai gelangnya. jika tidak, jangan jawab apa-apa. langsung lempar gelangnya ke danau hitam" penuturan dari regulus membuatku semakin menatapnya karena tak paham dengan ucapannya
"tapi aku harus bilang ya untuk apa reg-" suara ku terhenti dan raut wajahku mendadak menampilkan ekspresi kaget dan tak percaya saat mencernah apa maksud dari perkataan regulus itu
"no, regie -" suaraku terhenti oleh suara regulus "sudah ku bilang buang saja gelangnya jangan menjawab" suara regulus dengan tangan yang ingin melempar gelang itu ke danau
"no, i mean -kau serius ?" tanyaku berusaha menghilangkan senyum dan suara antusias dari diriku, sambil memegang tangan regulus guna mengambil alih memegang gelang itu
"apa wajahku kurang serius ?" dia balas bertanya kepadaku yang membuatku memperhatikan wajahnya, tapi mendadak menunjukkan ekspresi cemberut kepadanya
"kau selalu menampilkan wajah serius kepadaku. bagaimana aku tau itu serius untuk apa" jawabku sedikit kesal dan ada suara tawa pelan dari regulus yang aku balas senyum. terakhir aku melihatnya tertawa saat kami bermain ice skating dan itu sudah lama sekali
aku lalu memperhatikan lagi gelang pemberian regulus lalu memasangnya kepergelangan tanganku yang berhasil membuat regulus terdiam
"kau serius ?" suara regulus tak percaya yang kubalas dengan senyuman dan anggukan lalu berusaha memasang wajah serius untuknya "apa wajahku kurang serius ?" jawabku menirukan perkataan dan suara regulus, yang berhasil membuat kami berdua tertawa
"terimakasih, star" ucap regulus sambil memelukku erat yang kemudian aku balas tak kalah erat "terimakasih kembali, regie" jawabku diakhiri tawa pelan. sedikit geli dengan kenyataan bahwa regulus ternyata memiliki rasa juga kepadaku
"oh iya, mana gambarnya ?" tanyaku saat kami melepas pelukan, regulus lalu kembali memberiku gambarannya yang sebelumnya dia letakkan di rumput
aku lalu mengeluarkan bolpoint dari sakuku, pemberian lily. lalu mengamati gambaran atau yang bisa kita sebut lukisan aku yang sedang bermain ice skating bulan lalu. tidak ada regulus, hanya aku sendirian
"apa itu ?" tanya regulus menatap bingung kearah bolpoint milikku, aku lalu mengangkat bolpointku lebih tinggi guna menunjukkan kepada regulus apa itu "bolpoint cair. milik muggle, lily memberikannya untukku liburan lalu" jelasku yang masih membuat regulus menatap bingung bolpoint itu
"kegunaannya sama seperti bulu, untuk menulis ataupun menggambar" ucapku lagi dengan fokus ke lukisan milik regulus
aku menambahkan gelang pemberian regulus di pergelangan tanganku di lukisan regulus, lalu tersenyum kearah regulus. regulus yang awalnya bermuka bingung kemudian membalas senyumku
"aku tak akan membukanya, sampai kita berpisah" ucapku yang membuat regulus mengusak puncak kepalaku "dan aku harap tak akan ada yang memisahkan kita" sambungnya untuk kata-kataku yang membuatku memberinya senyum tulus dan dibalas olehnya
⨳⃨⨳⃨⨳⃨
t᥆ bᥱ ᥴ᥆ᥒtιᥒᥙᥱ
d᥆ᥒ't f᥆rgᥱt t᥆ ᥎᥆꧑ᥱᥒt
YOU ARE READING
⠀ᵎ 👩🏻💻 + ʬ۪ʬ ˒ 𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐀𝐍𝐃 𝐖𝐇𝐈𝐓𝐄 ❪ !#⃞THEMARAUDERSERA ❫
Fanfiction⠀⠀ 𖠳 ꜝꜝ 𖢨 ៸ BLACK AND WHITE ꜝꜝ 𓂸 ❛ also black and white, always contradictory but have one side in common, namely loving each other. maybe... ❜ ── 𖡈 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 cerita tentang si gadis bermarga blanca yang selalu di juluki black and wh...