❴ ➊.➃ blαck lαkᧉ ❵

645 133 32
                                    

𖣂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𖣂

"kau kenapa berteman dengan slytherin idiot itu" ucapnya sedari tadi yang hanya ku abaikan

sirius sepertinya benar-benar esmoci karena aku berbicara dengan slytherin. sebenci itu kah dia sama orang-orang slytherin ?

pikirku. aku menariknya ketempat duduk yang disediakan Hogwarts untuk memandang keindahan danau hitam. lalu mendorongnya duduk

"dengar, sirius. aku tidak sengaja berbicara dengannya, kau tau kan itu tempat biasa aku menyendiri. tiba-tiba dia ada disana, aku malas mencari tempat lainnya jadi aku memilih duduk disebelahnya" ucapku jujur sambil memegang kedua bahu lelaki bermarga black itu

sirius seperti sedang mengontrol emosinya dengan memejamkan matanya dan mendengus kesal

"lagian sirius, dia adikmu. apa salahnya aku berteman dengan adikmu, dia baik. pendiam tidak sepertimu petakilan" ucapanku berhasil membuat dia membuka matanya

berdiri dan bergantian mendorongku duduk dan memegang kedua pundakku, yang kubalas dengan dengusan kesal

"dia slythe-" suaranya ku potong dengan menghempaskan tangannya dari kedua pundakku dan berdiri menghadapnya

"kau tidak bisa membencinya hanya karna dia slytherin, sirius. dia adikmu! perbedaan rumah bukan masalah yang tepat untuk membencinya" suaraku memandang kesal kearahnya

bukan kah aku benar? perbedaan rumah tidak bisa memisahkan dua kakak beradik bukan ?

sirius menatapku marah, lelaki black ini memang sedikit tempramental dibalik kejahilannya bersama dengan The Marauders

dia menghadap kearah pohon didekat kami dan memukul batangnya. melepaskan amarahnya melalui rasa sakit di tangannya

aku hanya menatapnya biasa saja, sudah biasa melihat dia seperti itu. aku berjalan mendekatinya lalu memeluknya dari samping

"aku memaafkanmu siri-old" ucapku pelan yang membuat dia melihat kearahku sebentar lalu mengelus rambutku

aku membenci sirius, ini alasanku membencinya. hanya aku satu-satunya yang bisa menenangkan emosinya dan juga tidak bisa terlalu lama bertengkar dengannya

"lihatlah lily, kau tidak perlu khawatir. lihat keduanya sudah saling berbaikan dan sepertinya menjadi kekasih?" suara remus dibelakang kami

aku melepas pelukan ku kepada sirius yang membuatnya terdorong dan masuk ke danau hitam, begitu juga denganku yang ditariknya yang membuatku berteriak kaget

"lihat stara, kau benar-benar bodoh!" ucapnya kesal yang kubalas dengan tatapan kesal "kau yang bodoh! masa tidak bisa menjaga keseimbangan padahal baru didorong seperti itu. kenapa kau menarikku bodoh!" teriakku, walaupun kesal aku tetap memeluk tubuhnya takut tenggelam

"padahal baru tadi mereka berbaikan dan sekarang sudah bertengkar lagi. dasar black and white" suara james menggelengkan kepala melihat kearahku dan sirius

sirius membantuku keluar dari danau hitam lalu dia keluar dari sana

"wow, berbentuk" suara peter yang kemudian matanya ditutup oleh remus dan remus memejamkan mata. sedangkan lily menutup mata james

aku baru ingat aku hanya memakai kemeja, karena niat awalku adalah sarapan dan kemudian kembali ke kamarku, ingin membolos arithmancy

aku menutup kedua dadaku dan pipiku memerah karena malu

"sirius! tutup matamu" ucapku melihat sirius yang malah berdiri didepanku dengan seringaiannya. lalu memakaikanku jubahnya yang menutupi bagian depanku

aku menggumamkan terimakasih, lalu berlari menarik lily menuju asrama kami. sedangkan dibelakangku samar-samar aku mendengar keempat lelaki itu saling berbicara

"menurutmu apa ukurannya" itu suara remus aku yakin. aku akan memenggal kepalanya besok lalu terdengar remus meringis kesakitan "tutup mulutmu bodoh. hanya aku yang boleh lihat dan tau"

itu suara sirius yang membuatku menghentakkan kaki kesal dan mempercepat langkahku dan juga lily ke kamar kami

𖣂

aku baru saja mengganti bajuku setelah sebelumnya mandi, rasanya ingin menjambak rambut lily karena omongannya yang berulang-ulang membuatku kesal

"sudah percaya kan, sirius itu menyukaimu" suara lily mengikuti kemana pun aku melangkah guna menyakinkanku

"shut up, lily!. kau ini macam tidak tau mulut sirius saja, dia kan memang seperti itu, dia fuckboy. kau jangan lupakan itu" ucapku menatapnya kesal

lily sedikit berfikir lalu menganggukkan kepala setuju dengan kata-kataku

"iya sih, tapi perlakuannya benar-benar berbeda kepadamu" suaranya yang sekarang sedang menyisir rambutku sedangkan aku menatap kearahnya kesal

aku dan lily benar-benar persis seperti kakak dan adik. dan aku sebenarnya berharap aku lah saudara lily bukannya petunia. gadis nakal itu

bukan tanpa alasan aku berkata begitu untuk petunia ataupun karena omongan lily, tapi aku pernah tinggal selama musim panas di rumah keluarga evans dan petunia benar-benar sangat membuatku kesal

dia berkata, bahwa aku dan lily aneh. ini dan itu dan sekali dia ingin menjahiliku tapi beruntung ada lily disana yang membuat tumpukkan tepung itu terjatuh ke kepala lily bukan aku. lalu petunia dimarahi oleh mrs evans dan tidak diizinkan keluar kamar sampai makan malam

"lily~" panggilku pelan yang membuatnya berdehem sambil tangannya masih lincah mengepang rambut pirangku "kau mau tidak jadi kakakku?" tanyaku ragu. kekanakan memang tapi aku benar-benar ingin menanyakan itu kepadanya sejak lama

"omong kosong macam apa itu, kau sudah ku anggap seperti adikku sejak lama, star. kau adalah saudara perempuanku yang paling aku sayangi. melebihi sayangku kepada saudara kandungku petunia" ucapan lily tulus yang membuatku tersenyum lebar dan memeluknya erat yang dibalas olehnya

setelahnya kami pergi untuk melanjutkan kelas kami, herbology

𖣂
t᥆ bᥱ ᥴ᥆ᥒtιᥒᥙᥱ
d᥆ᥒ't f᥆rgᥱt t᥆ ᥎᥆꧑ᥱᥒt

⠀ᵎ 👩🏻‍💻 + ʬ۪ʬ ˒ 𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐀𝐍𝐃 𝐖𝐇𝐈𝐓𝐄 ❪ !#⃞THEMARAUDERSERA ❫Where stories live. Discover now