❴ ➊.➁➅ thᧉ ραꪱnful truth ρt 2 ❵

389 87 11
                                    

𖣂

tahun ajaran semester kedua ku di hogwarts sudah kembali di mulai beberapa minggu lalu, perlahan aku menjauh dari the marauders, lily dan juga marlene

bahkan saat di hogwarts express waktu itu, aku lebih memilih sekompartemen dengan alice dan shivanya juga ada frank longbottom

aku membenci mereka yang selalu menceritakan hal buruk tentang regulus kepadaku, ya. walaupun aku sedikit percaya dengan mereka

aku juga sudah mulai memperhatikan gerak-gerik regulus. aku tau, aku sudah melanggar ucapanku sendiri untuk selalu percaya kepada regulus tapi semuanya itu persis seperti yang disebutkan oleh sirius

saat ini aku duduk di dekat danau hitam dengan kepala menyender di bahu regulus, sementara regulus sesekali mengelus rambutku lalu lanjut menganggar

tak ada kata kami hanya saling terdiam dan semua itu karena aku yang deluan mendiaminya

aku sedari tadi memperhatikan tangannya yang sedang menggambar dan juga lengan bajunya, aku benar-benar penasaran apa tato itu benar-benar ada atau tidak di lengannya

"stara, kau mendengarku" suara regulus berhasil membuatku kembali dari lamunanku dan melihat kearahnya dan menggelengkan kepala "maaf, tidak" ucapku sambil memberikan tatapan meminta maaf kepadanya

"kau tau, ini sudah 3 atau 4 atau berapa kali aku lupa kau melamun dalam satu hari ini. apa terjadi sesuatu kepadamu?. bahkan belakangan ini kau sering menatapku aneh, apa sesuatu terjadi kepadamu"

tanyanya yang membuatku membenarkan dudukku saat dia menyentuh keningku dengan tangannya yang agak sedikit bergetar, mungkin berpikir kalau aku sedang sakit

"tidak, hanya. ya sedikit kurang enak badan" ucapku berbohong perlahan aku memegang tangannya guna menurunkan tangannya dari keningku

aku tersentak kaget saat dia menghempaskan tanganku tiba-tiba yang membuatku menatap sedikit tak percaya kearahnya, hatiku rasanya benar-benar jatuh. takut yang dikatakan sirius benar adanya

"a-aku, maaf kan aku" ucapnya tidak enak sambil memegang kedua tanganku dan menciumnya sekilas "kau tau, aku tidak bermaksud seperti itu" sambungnya sambil mengelus tanganku, ada ekspresi khawatir di wajahnya

"t-tidak apa-apa regie. apa tanganmu terluka?, coba sini aku lihat" ucapku menghindari tatapannya takut dia tau kalau aku sama gugupnya seperti dia, aku kemudian memegang tangannya perlahan dengan sedikit bergetar sambil perlahan menaikkan lengan bajunya

regulus langsung menarik tangannya lagi, yang membuatku menundukkan kepala sambil menelan gumpalan kasar di tenggorokanku. sebenarnya tidak terlihat, atau belum sesuatu di balik lengan bajunya itu tapi dengan gerakannya yang seperti itu. sudah terlihat kalau dia benar-benar menyembunyikan sesuatu disana

"tidak, tidak terjadi sesuatu dengan tanganku hanya-" "hanya apa?" suaranya langsung ku potong cepat, aku menatap kearahnya mencoba menyembunyikan ekspresi gugupku

regulus menggeleng cepat lalu bangkit dan ingin meninggalkanku yang membuatku bangkit dan mengejarnya

"regie, kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanyaku sambil berjalan cepat kearahnya, regulus tidak menjawabku hanya melanjutkan jalannya

"regulus!" teriakku, kali ini air mata mengalir di wajahku sangking aku tidak ingin semua yang dibilang sirius benar adanya

regulus menghentikan langkahnya yang membuatku ikut menghentikan langkahku dengan jarak yang lumayan jauh darinya

"jadi kau sudah mendengarnya dari sirius? kalau begitu tinggalkan aku. kita akhiri semuanya disini" ucapnya yang membuatku semakin menangis bahkan menarik perhatian dari banyak orang disekitar kami

aku memundurkan langkahku saat dia berbalik melihatku setelahnya aku berbalik dan berlari dengan tangis mengucur di pipiku

𖣂

aku masuk kedalam potret setelah mengucapkan password dan terus berlari kearah ruang rekreasi lalu menaikki tangga mengabaikan panggilan dari the marauders dan juga lily, marlene

setelahnya aku membanting pintu kamar asramaku dan berlari ke ranjang dan menidurkan tubuhku telungkup

sejujurnya aku tidak ingin pergi, aku sudah terlanjur mencintainya. tapi mengingat perjuangan orang tuaku melawan orang jahat seperti grindelwald. aku tak yakin mereka akan merestui hubunganku dan regulus yang sudah jelas seorang pengikut you know who

aku juga tak habis pikir, padahal baru pertama kalinya aku mencoba membuka hati untuk seseorang tapi malah aku mendapatkan dia yang sebentar lagi pasti akan menjadi bagian dari death eaters

gedoran pintu kamarku semakin mengeras juga panggilan dan teriakkan untuk namaku yang hanya aku abaikan hingga suara alice berhasil membuatku bangkit dari tidur ku

"the marauders memukuli slytherin, apa kau tau ada masalah apa?. lily dan marlene sudah berusaha memisahkan mereka tapi tidak berhasil!" teriakkan alice

aku bangkit dan keluar dari kamarku melewati alice dan beberapa gadis gryffindor lainnya dan berlari keluar potret menuju tempat kejadian

𖣂
t᥆ bᥱ ᥴ᥆ᥒtιᥒᥙᥱ
d᥆ᥒ't f᥆rgᥱt t᥆ ᥎᥆꧑ᥱᥒt

⠀ᵎ 👩🏻‍💻 + ʬ۪ʬ ˒ 𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐀𝐍𝐃 𝐖𝐇𝐈𝐓𝐄 ❪ !#⃞THEMARAUDERSERA ❫Where stories live. Discover now