"Yeaaaay. Lulus Geng Gong 100 % lulus." Sorak Lesti dan ketiga sahabat bobbroknya. Nia, Meli, dan Rara.
"Gue gak nyangka kita bakal lulus barengan" ucap Rara.
"Meli apa lagi. Secara Meli gak jago MTK sama pembukuan. Tapi lulus juga di akuntansi."
"Apa kabar Nia?," tanya Nia yang membuat semua anggota Geng Gong menatap miris. Di antara mereka, Nia cenderung istimewa. Dia tidak jago di banyak mata pelajaran. Tetapi ratu di bidang seni dan prakarya. Nia sangat pandai menggambar, menari dan membuat kerajinan tangan. Entah angin apa yang membawanya menyasar ke jurusan akuntansi.
"Dahlah yang penting lulus kita," ucap Lesti sang ketua geng. Semua mata menatap kagum padanya. Di semua mata pelajaran utama, kecuali Agama. Lesti adalah ratunya. Nilainya selalu tertinggi. Bahkan saat lulus ini pun Lesti mendapatkan predikat juara umum.
"You are the best," seru Meli, Nia dan Rara seraya memeluk Lesti.
"Kalian yang best," Lesti menangis haru karena sahabat bobbroknya ini. Setelah kelulusan mereka. Rara dan Lesti akan menyusul Aulia untuk kuliah di Unmul, Nia dan Meli akan pergi ke Bandung. Di sana, Meli akan kuliah di ITB sedang Nia akan kuliah di ISBI.
"Pisah dah kita," ujar Rara.
"Mau gimana lagi?, Nia mesti lanjutin kuliah di bidang kesukaan Nia. Kapok ulun (saya) kuliah di jurusan yang ada angka - angkanya, uyuh banar (capek banget)," keluh Nia.
"Iya, Meli juga harus ikut Bapak balik ke Bandung, nenek kan sakit," timpal Meli.
"Yang penting tetap jaga komunikasi ya. Aku pasti kangen kalian," Lesti mengeratkan pelukannya kepada sahabatnya. Sejujurnya dia yang paling bersedih di sini. Orang tua satu meninggal dunia, satu meninggalkan di kampung orang. Kenalan di sini pun sudah tidak mau menampung karena tergolong tidak mampu dan memang bukan ikatan darah dekat, hanya kerabat. Sekarang harus ditinggal kedua sahabatnya yang sudah ia anggap adik sendiri.
"Kami juga pasti kangen Kak, Teh Lesti," Ucap Nia dan Meli bersamaan.
Sedang Rara tidak berkata - kata banyak. Hanya diam dalam pelukan sahabat - sahabatnya.
***
"Les,""Uy,"
"Hari ini pengumuman lulus apa kagak. Doain gue lulus yak."
"Aamiin. Lo pasti bisa Ra."
Rara menampilkan mata kecilnya yang nyaris hilang jika tersenyum. Bangga punya sahabat seperti Lesti yang sebelum lulus pun sudah dinyatakan lolos dengan jalur prestasi dan mendapat bidikmisi, salah satu beasiswa atau sebenarnya bantuan biaya pendidikan bergengsi dari pemerintah.
"Coba gue otaknya tokcer kayak lo. Aman damai gua."
Lesti tertawa terbahak - bahak mendengar celotehan Rara. Sampai - sampai ia baru menyadari satu hal. Seorang pemuda menatapnya sekilas lalu memalingkan wajahnya. Mata Lesti langsung familiar dengan sosok itu. Dia sang pujaan hati, Fildan Fathcholis Hasyim.
"CALON IMAM, akupfmh," seru Lesti. Yang langsung dibekap mulutnya oleh Rara. Dasar tidak tahu tempat, mereka berdiri di antara ratusan calon mahasiswa. Dan Lesti malah memanggil seseorang seperti itu.
Yang dipanggil menoleh dengan tatapan heran pada Lesti. Senyum tipisnya terbit dan segera pergi meninggalkan kerumunan para calon mahasiswa baru.
"Ihhh, Rara lepasin. Aku mau datangin calon imamku."
"Aduh Les. Please dah. Ini masih siang. Masih rame. Jan bikin malu gua ah."
Lesti mendengus kesal. Matanya memicing memikirkan sejuta ide yang muncul di otaknya. Dan saat Rara lengah, Lesti berlari mengejar pujaan hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/265775274-288-k186449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Cinta (END)
Romansa"Karena puncak dari cinta bukan sekadar memiliki dalam pernikahan." "Ketika kamu bosan dengan kondisi ini, percayalah padaku, dan percayalah pada cinta."