3

376 55 10
                                    

Lesti bersenandung ria menyanyikan lagu Man Ana versi Nissa Sabyan. Meskipun nyanyiannya terdengar seperti racauan tak jelas karena belum sepenuhnya hapal lirik. Setidaknya Lesti dapat mengekspresikan suara hatinya setelah mendengar sang pujaan hati menyanyikan lagu itudalam agenda kajian pekanan PUSDIMA di Masjid Al Fatihah (MAF) Unmul.

Man Ana Man Ana
(siapalah aku, siapalah aku)

Man ana lau lakum
(siapalah aku tanpamu)

Kaifa ma hubbukum, kaifa maa ahwakum
(bagaimana aku tidak mencintai kalian, bagaimana aku tidak menginginkan bersama kalian?.)

Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum,
(Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau)

Laa wa man fiil mahabbah ‘alayya wulaakum
(Tiada siapapun dalam cinta selain engkau dalam hatiku)

Lesti mengira lagu itu untuk memuji kepada seorang kekasih, setelah membaca terjemahnya di mbah google. Padahal itu adalah lagu untuk penghormatan kepada para guru yang mengajarkan ilmu terutama agama kepada para muridnya. Lesti tidak membaca penjelasan artikel itu secara lengkap. Hanya yang ingin ia baca saja.

Bahkan dengan percaya dirinya Lesti mengira lagu itu Fildan nyanyikan untuk dirinya. Karena sekilas Fildan menatap ke arahnya saat menyanyi Padahal Fildan memang penyanyi nasyid yang pandai berinteraksi dengan penonton.

Fildan tidak menatap wanita ke mata mereka, melainkan menatap ke atas kepala mereka, lemari yang posisinya sejajar dengan kepala, gorden, dinding, dll.

Wajah pemuda sholeh yang murah senyum itu memang seringkali membuat para akhawatfillah (sebutan para saudara wanita karena Allah) salah mengartikannya. Jadi tidak salah sepenuhnya jika Lesti yang berkepercayaan diri di atas rata - rata itu salah paham.

"Les, gua tunggu di pramuka. Bete ni, bareng ukhty - ukhty ngaji doang kerjaannya di masjid. Syaithon gue pada ngabur," Tulis Rara.

Lesti memasang senyum bebeknya. Rara memang tidak bisa melihat sahabatnya bahagia. Padahal rencananya siang ini Lesti ingin menampakkan diri di hadapan Fildan. Ini jadwal Fildan mengisi TAMAN (taklim pekanan) PUSDIMA. Lesti ingin mengikutinya.

"Gak, gak, gak. Lo mau gagalin rencana Lestiani Mulia, No No." Gumamnya.

Lesti menulis balasan chat untuk Rara. "Ra, tadi ada Gunawan sama Irwan di MAF, mau ikut TAMAN."

Baru beberapa detik dikirim, pesan balasan Rara muncul, "tunggu gua."

Lesti tersenyum bangga, rencananya berhasil membuat Rara mengikutinya. Bukan apa, Rara adalah muridnya dalam hal playgirlisasi. Lesti tahu Rara tertarik kepada dua kakak tingkatnya yang bernama Gunawan dan Irwan itu. Meskipun saat ini Rara sedang pacaran dengan mahasiswa Widyagama yang bernama Adi, dan beberapa pemuda lain di berbagai kampus. Entah berapa banyak.

"Les."

Rara membuyarkan lamunan Lesti yang tengah menunggu taklim dimulai.

"Hem?."

"Mana Kak Gunawan sama Kak Irwannya?."

Lesti mengedarkan pandangannya. Dia tersenyum melihat beberapa sosok pemuda yang berkumpul di sudut MAF itu.

"Hem." Lesti menunjuk mereka menggunakan dagunya.

Rara mengikuti arahan Lesti. Namun ia mengernyit dahi karena bingung, di sudut itu tidak ada Irwan ataupun Gunawan.

"Mana Les?. Adanya Kak Hari, Rafli, sama Rafi. Kalau ngelihat mereka mah males gua," oceh Rara.

"Ih, lo ni. Lo tau kan Ra?, Irwan itu sepaket sama Rafi, terus Gunawan sepaket sama Hari. Nah, di sana ada Rafi dan Hari, berarti?."

Bismillah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang