DANDELION (4)

75 11 0
                                    

HAPPY READING💖

Hari-hari berlalu dengan samar.

Callista menuruni tangga sembari menjinjing tas sekolahnya. Ia berjalan menuju meja makan dimana semua sudah berkumpul untuk sarapan. Edward, ayahnya duduk di kursi terujung meja. Sama seperti Liam yang berada di ujung meja yang lain. Sementara Arumi dan Luna duduk bersebrangan tepat disisi kanan dan kiri Edward.

Callista menggeser kursinya sendiri. Tampak pelayan yang berniat melakukan itu kembali mundur ke tempatnya. Berdiri di samping belasan pelayan yang lain.

"Kamu terlambat sepuluh menit." Ujar Arumi setelah melirik jam tangannya. Tentu dengan suara sinis menghakimi.

"Gue gak nyuruh lo nunggu gue." Callista menjawab cepat tanpa menghentikan jemarinya yang mulai mengoles selai di roti.

"Kamu--------"

Dentingan sendok terdengar. Semua tahu itu peringatan keras dari Edward. Arumi memilih diam. Sama seperti Callista yang sama sekali tidak peduli.

"Malam ini kolega-kolega papa akan datang. Tunda apapun acara kalian." Edward bersuara. Sejenak meneguk air putih, sebelum akhirnya menaruh pandangan pada Callista. "Callista jaga sikap kamu. Paham?"

Callista hanya menoleh. Masih sempat melihat kekehan sinis dari Luna.

"Papa berangkat." Edward beranjak. Meraih tas kerja yang pelayan ulurkan kemudian melangkah pergi seraya mengabaikan Arumi yang berdiri menjulutkan keningnya berharap mendapatkan kecupan.

Tawa Callista meledak. Berbeda dengan semua orang yang menggigit bibirnya, tidak berani melakukan hal seperti gadis itu.

"Simpanan yang terlupakan."

"Callista!"

Mendongak, Callista terkekeh. "Kenapa? kalo itu emang gak bener seharusnya lo gak marah kan?"

Decakan Callista terdengar tatkala wanita itu terdiam. Memilih duduk lalu melanjutkan sarapannya. Tak lama kemudian, Liam selesai. Callista mengernyit heran. Biasanya Liam akan langsung pergi setelah sarapan. Kenapa lelaki ini masih duduk ditempatnya?

"Selesain sarapan lo." Tukas Liam mendapatkan tatapan tanya dari adiknya.

Callista mengangguk. Menikmati sarapan sedikit lebih cepat dari biasanya. Sepuluh menit kemudian, dia sudah berada di samping Liam, menyusuri lorong panjang yang akan membawa mereka ke halaman depan. Dibelakang mereka, beberapa bodyguard mengikuti termasuk Arthur.

Tiba diluar, Liam berhenti. Sukses membuat Callista yang menunduk memperhatikan jalan ikut berhenti. Ia mengikuti arah pandang kakaknya, tepat kearah pria yang sama sekali tidak asing.

"Abang!" Callista berseru. Tersenyum senang juga merasakan dadanya menghangat setelah melihat pria berbalut seragam yang sama dengannya itu. Kenapa dia bisa ada disini? Sejak kapan pria itu berdiri disana? Kenapa dari jarak seperti ini lelaki itu justru semakin tampan? Bersinar dan begitu memukau.

"Mulai hari ini dia bakal jadi bodyguard lo."

Semua pertanyaan-pertanyaan Callista tertelan begitu saja. Ia menoleh terkejut. "Bodyguard?"

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang