DANDELION (29)

46 5 4
                                    

HAPPY READING💖
Maapin kalo ada typo yaaaak!

******************

"Rakus."

Kinan, Roi, Alan,dan Olan berpaling dari permainan ludo mereka. Video lucu Callista dan Aca terjeda. Kipasan Tristan pada ayam diatas panggangan terhenti. Pertikaian antara Haikal dan Beni juga terpotong. Sementara Adit yang duduk di sekitar mereka sontak menoleh, menatap adiknya.

Diatas pangkuan Liam, gadis kecil itu menaikkan dagu tinggi-tinggi. Menatap sengit pada Callista. Mendapat tanda permusuhan itu, Callista hanya mengemil sambil membalas santai.

"Udah ambil sayangnya Lula, sekarang mau ambil abang ganteng lagi!"

Benar. Saat Callista masih syok melihat senyum kakaknya tadi, gadis bermulut pedas ini tiba-tiba datang hingga memaksa duduk di tengah-tengah mereka. Tidak hanya itu, Lula bahkan mengomel hingga berteriak marah hanya karena Liam memanggilnya 'princess'.

Seriosly?!

"Lula udah duga dari awal. Jangan-jangan pelakor emang sirik kan sama kecantikan Lula! Makanya suka rebut calon-calon suami Lula."

Callista menghembuskan napas lelah. Berkat gadis ini, semua kesedihannya menguap entah kemana. "Dia kakak gue." Ucapnya penuh penekanan.

Lula berdecih. "Mana ada cewek sama cowok berduaan gak jatuh cinta!"

Tergelak, Callista bahkan bisa menemukan kedutan samar pada kedua ujung pipi kakaknya. Seolah-olah lelaki ini memang menikmatinya.

"Gue tanya deh sama lo." Callista mengubah posisi duduknya, menatap bocil itu serius. "Lo bisa gak jatuh cinta sama Adit?"

"Dia kan kakak Lula!"

Hanya sekejap, ketika suara remasan bungkus snack di tangannya mengiringi pejaman mata Callista. Bocil sialan. Dia benar-benar sukses memancingnya emosinya sekarang. Bahkan kekehan geli dari yang lain menambah kekesalannya berkali-kali lipat.

"Ya udah lo ambil semuanya. Kak Liam, Adit, Haikal, Beni, Roi, Alan, Olan, semuanya! Ambil! Ambil!"

"Biar pelakor gak kasih juga Lula ambil kok!" Ledek bocah ini menjulurkan lidahnya. "Semuanya kan punya Lula. Kalo pelakor rebut, ya Lula ambil lagi lah! Gitu aja kok repot."

Woah. Rupanya selain banyak bicara, gadis kecil ini juga sangat pintar! Sangat berhasil dalam membuat Callista benar-benar terbanting.

"Lagian sekarang itu goodlooking lebih diutamain. Mana ada cowok yang gak mau sama Lula. Iya gak sayang?" Lula mendongak, tersenyum lebar ketika Liam mengangguk sebelum memberikannya paha ayam yang baru.

Tercengang, Kinan mengangakan mulutnya. "Sejak kapan lo tau istilah kayak gitu?"

Gadis kecil ini memang sungguh menakjubkan.

"Jadi maksud lo gue gak goodlooking?" Callista menyela Kinan.

Sambil menikmati paha ayam bakarnya, Lula mengangguk. "Anda sudah mengatakannya."

"BOCIL SETAN!" Membanting snacknya kasar, Callista menghampiri gadis kecil itu berapi-api. Siap menarik rambutnya andai saja Kinan dan Aca tidak menahan lebih dulu.

"Woi elah!"

Semakin mereka menahan, semakin Callista memberontak. Alih-alih ketakutan atau mempedulikan mereka, Lula memilih menikmati makanannya dengan santai--atau tidak pencernaannya akan terganggu.

"Tunggu dulu deh." Beni tiba-tiba bersuara. Mengehentikan gerakan Callista untuk sesaat. "Kalo gua ingat-ingat nih ya, tadi lo enteng banget biarin Lula ambil semuanya. Tapi kok lo kagak nyebut nama bang Tristan yak?"

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang