Aku tidak paham kenapa Biru tiba-tiba memintaku bercerita tentangnya. Isi kepala perempuan itu memang sangat sulit kutebak. Tapi ya sudah, karena ini Biru, maka kuturuti saja.
Namanya Abiruka M. Tak perlu tahu M ini apa sebab katanya nama belakangnya adalah rahasia paling rahasia yang ia punya. Perempuan ceroboh yang suka menulis. Ya, itu Biru.
Biru itu penulis dengan ide yang tidak pernah habis. Katanya, tulisan-tulisannya adalah tentangku. Hmm, tapi aku tidak tahu juga sebab aku tidak terlalu suka membaca tulisan-tulisan panjang. Tapi lagi, karena ini Biru, aku tak akan bosan membaca semua puisi-puisi yang kadang tidak bisa aku pahami itu.
Biru suka kopi. Sepertinya kopi adalah Biru dan Biru adalah kopi. Dia senang sekali mengejekku karena aku suka sekali susu―bukan kopi. Biru juga yang menamai kucingku dengan Gembul―padahal dia takut kucing. Kadang memang tak bisa kubaca sama sekali isi kepalanya itu.
Selain tidak suka membaca tulisan panjang, aku juga tidak pandai menulis. Yang jelas, bagiku Biru itu rumah. Rumah yang sangat ingin kujadikan tempat pulang atas segala yang kutemui nanti.
Rumah paling rumah yang sangat ingin aku jaga sampai nanti―melebihi abadi.
Semoga, ya.
---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
surat-surat yang pergi
Teen FictionKita adalah sebentang jalan yang berseberangan, Sebentang laut yang saling melawan, Sebentang langit yang saling memanggil hujan, Pun sebentang batas antara dua isi kepala yang terlalu sukar untuk dipadukan. Tapi, untukmu aku ada, dan untukku, kamu...