Biru, ingat tidak dulu kamu pernah katakan apa waktu kita mengobrol di bawah pohon angsana yang bunganya menggugur?
Tuhan itu dekat pada orang yang hatinya patah, Daksa. Dan Dia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Katamu waktu itu demikian, bukan?
Berarti, saat ini Tuhan sedang dekat sekali denganmu, Biru.
Dia jelas akan menyelamatkan jiwamu yang sedang remuk itu. Sebab memang hanya Dia yang bisa, bukan aku, bukan orang lain.
Kalau yang di belakang gerayangimu dan membuatmu ingin lari dari semuanya, atau kalau yang di depan buatmu khawatir dan takut akan apa yang mungkin datang, coba berhenti dulu.
Lihat ke langit, Biru. Luas, kan?
Di sana ada Tuhan yang akan selalu jaga kamu di manapun―tak hanya dari yang di belakang atau yang di depan, Dia menjaga di segala arahmu.
Sudah, sudah. Sudah menangisnya, ya?
Nanti dadanya sakit.
Kalau yangMahatau saja yakin di depan nanti kamu akan baik-baik saja, kenapa menolakuntuk mempercayainya?
Ayo lajukan lagi kapalnya.
Kapal tenaga doa.
-----------------
KAMU SEDANG MEMBACA
surat-surat yang pergi
Teen FictionKita adalah sebentang jalan yang berseberangan, Sebentang laut yang saling melawan, Sebentang langit yang saling memanggil hujan, Pun sebentang batas antara dua isi kepala yang terlalu sukar untuk dipadukan. Tapi, untukmu aku ada, dan untukku, kamu...