di puisiku kamu hidup.

3 2 0
                                    

Puisi-puisiku memilikimu, Daksa.

Kamu dimiliki setiap kata, rima, dan baitnya.

Dari mereka yang ramai, yang berontak, yang sunyi, yang sedih, yang tak sempat tertulis. Mereka memilikimu di setiap bagiannya. 

Satu-satunya ruang paling rahasia yang buatku aman dan nyaman bercerita tentangmu di sana.

Terlalu banyak bisingku yang tertinggal dibalik semua sunyinya. Puisi yang satu dua mungkin kamu baca, lalu sisanya kamu lewatkan begitu saja. Puisi yang satu dua mungkin kamu mengerti, lalu sisanya tak akan ada yang paham kecuali aku sendiri.

Puisi-puisiku memilikimu, Daksa.

Dari sekian mata yang aku temui, ia memilihmu di antaranya. 

Disembunyikannya kamu di balik sajak tentang burung pipit yang sedang bersedih tapi tetap bernyanyi riang di pagi yang putih. Disamarkannya kamu di balik cerita tentang gadis pemecah cermin dan pangeran entah berentah yang tersesat. 

Mereka memilikimu, Daksa.

Lantas andai kata di suatu masa, mereka diberi kesempatan untuk kamu baca, akan kamu temui segala macam cermin untukmu berkaca atas apa-apa yang mungkin tak kamu sadari sebelumnya. 

Yang di dalamnya kamu kekal―melebihi abadi.

Karena nanti pada akhirnya, tidak akan ada yang tersisa selain puisi-puisi itu. 

Sampai akhir pun, yang kekal hanyalah cerita.


---------------

surat-surat yang pergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang