Pukul 10.00 wib pagi di hari Minggu ini. Mereka sudah tiba di Dufan (dunia fantasi).
Gilang mengantri di loket untuk membeli tiket. Setelah mendapatkan tiket Gilang menghampiri Senja yang duduk di kursi memberikan tiket masuk "Yuk masuk Senja." Ajak Gilang.
Senja menerima tiket "Let's go." Serunya.
Mereka bersama memasuki pintu dunia fantasi, suasana Dufan saat ini sangat ramai sekali. Gilang meraih tangan Senja menggengam erat Senja agar tak jauh dari pengawasannya. Senja yang melihat itu merespon dengan senyuman. Banyak sepasang mata yang melihat keromantisan mereka sambil berbisik-bisik.
"Ceweknya cantik kok cowoknya culun ih ga cocok"
"Cowoknya beruntung tuh"
"Ceweknya terlalu cakep"
"Cowoknya jelek banget ih"
"Ga pantes banget"
Gilang yang mendengar itu merasa kupingnya panas dan melepaskan genggaman tangan Senja.
Senja menoleh menatap Gilang binggung "Kamu kenapa Lang?." Tanya Senja khawatir.
"Maafin aku Senja, karena kamu jalan sama aku. Kamu jadi bahan omongan." Jawab Gilang sendu.
Gilang merasa bersalah.
Senja tersenyum "Ya ampun Lang, jangan dengarkan kata mereka. Aku yang beruntung punya kamu. Tunggu sebentar ya jangan ke mana-mana aku mau beli sesuatu dulu." Senja berlari menuju toko sovenir.
Senja kembali menggenggam sebuah earphone yang bergambar Doraemon yang berbahan dari kain wol.
"Lang kamu nunduk coba." Perintah Senja.
Gilang menurut saja, mencondongkan badannya ke arah Senja. Dengan cepat Senja memasangkan earphone lucu itu di telinga Gilang membuatnya semakin gemash.
"Kamu lucu tau Lang." Tawa Senja.
"Kamu baru tau." Kekeh Gilang.
"Kamu jangan dengarkan kata mereka ya Lang itu semua ga benar." Senja menghusap rambut hitam lurus Gilang.
"Makasih Senja, yuk kita main. Kamu mau main apa dulu?" Tanya Gilang.
"Gimana kalau kereta misteri." Seru Senja semangat.
"Oke siapa takut." Ujar Gilang lalu menggengam kembali tangan Senja berjalan berdampingan menuju wahana ekstrem itu.
Setiba di depan wahana mereka mengantri, sesekali Gilang mengupas wajah Senja yang terlihat kepanasan akibat terik sinar matahari dengan kipas listriknya hal itu menjadi pusat perhatian pengunjung yang mengantri namun Senja tak perduli.
"Kamu keringetan banget Lang." Senja meraih tissu di tasnya lalu menghusap dahi Gilang.
Gilang hanya mampu tersenyum. Tubuh dan mulutnya terkunci rapat bila berada di dekat Senja. Entahlah Gilang rasa ia jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Setelah lama mengantri, ahkirnya Gilang dan Senja menaiki kereta misteri itu. Senja dan Gilang duduk bersebelahan.
Setelah memastikan sealt belt sudah terpasang di setiap penumpang kereta misteri berjalan.
"Lang gelap banget, aku takut." Senja menutup matanya.
Gilang terkekeh "aku kira kamu berani Senja." Bisik Gilang di sensual Senja.
"Aku berani sih." Senja membuka matanya kembali.
Hal pertama ia lihat adalah pocong-pocongan yang sangat seram sekali.
"Aaaa pergi sana pocii!!!!" Teriaknya sambil memejamkan mata membuat Gilang tertawa terbahak-bahak pasalnya wajah Senja sangat lucu. Sungguh.
"Udah jangan takut Senja, ada aku di sini." Gilang membawa kepala Senja ke dalam bidang dadanya.
Senja dapat mendengarkan suara debaran jantung Gilang yang sangat kencang. Senja tersenyum senang di balik bidang dada Gilang.
Kereta misteri kembali ke semula, Gilang dan Senja turun dari kereta menuju kedai minuman.
Gilang menghampiri Senja membawa dua gelas minuman "Minum dulu Senja, kamu kayak abis lari maraton." ucap Gilang sambil menyodorkan minuman itu.
Senja menerima "Makasih Lang," Senja menengak minuman itu.
"Lain kali kalau kamu takut jangan sok berani Senja." Kekeh Gilang.
"Nyebelin ih." Senja memukul lengan Gilang pelan. Gilang hanya dapat tersenyum.
"Kita mau main apa lagi?." Tanya Gilang semangat.
"Kamu mau main apa?." Senja balik bertanya.
"Aku penasaran dengan istana boneka." Ucap Gilang.
"Ya ampun Lang kamu cowok tau, masa main boneka." Kekeh Senja.
"Aku cuma penasaran Senja." Ucap Gilang.
"Iya, iya Ayuk." Ajak Senja semangat.
Mereka berdua berjalan berdampingan menuju wahana istana boneka. Sesampainya di depan pintu mereka menaiki kereta yang akan membawa mereka. Senja dan Gilang duduk bersebelahan seperti biasa.
Kereta berjalan memasuki istana boneka. Kedua bola mata Gilang berbinar saat melihat boneka yang sangat indah. Senja meraih kamera polaroid yang berada di tasnya lalu mereka berfoto.
"Lucu banget kan Lang." Senja tersenyum senang melihat hasil foto.
"Iya, kamu cantik." Ujar Gilang.
"Baru tau kamu Lang." Kekeh Senja.
Tak terasa kereta kembali ke tempat awal, Gilang membantu Senja turun dari kereta. Kemudian mereka berjalan keluar dari wahana.
"Lang aku mau beli eskrim." Ucap Senja.
"Tunggu sini, aku beli dulu." Gilang berlari menuju kedai es krim.
Gilang kembali membawa dua cone es krim, satu cone es krim di berikan Senja.
"Makasih lang, kok kamu tau aku suka es krim rasa coklat?." Tanya Senja.
"Aku tau semua tentang kamu Senja sejak aku lihat kamu pertama kali." Jawab Gilang lalu tersenyum.
"Pasti mama ya yang kasih tau." Kekeh Senja.
"Iya." Balas Gilang.
Senja menjilat es krim coklat dengan semangat hingga ia tak sadar bahwa mulutnya belepotan sekali. Gilang yang melihat itu dengan lembut menghusap bibir Senja. Senja terpaku menatap wajah Gilang seketika.
"Makasih lang." Ucap Senja.
"Sama-sama." Balas Gilang.
Langit biru berubah menjadi orange, jam menunjukan pukul 05.00 wib sore. Tak terasa mereka menghabiskan waktu bersama.
"Makasih ya Senja karena kamu dunia aku jadi lebih berwarna." Ucap Gilang tulus.
"Sama-sama Lang. Aku juga makasih ya karena kamu aku jadi wanita lebih baik." Balas Senja lalu tersenyum.
"Itu bukan karena aku Senja. Itu karena diri kamu sendiri yang mau berubah." Gilang menghusap rambut Senja lembut.
Senja memeluk bidang dada Gilang erat "kenapa kamu baik banget Lang." Lirihnya tak terasa meneteskan air mata.
*****************
Jangan lupa follow and subscribe ya guys maacih muah.
Siap-siap untuk konflik sesungguhnya???????

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL ( END)
Teen FictionNamanya Senja, seperti itu juga sifatnya perempuan yang bisa memiliki apa saja yang ia inginkan. Karena parasnya yang cantik, contohnya pria. Namun meninggalkannya begitu saja tanpa ada dosa. Menyakiti hati setiap orang itu hobinya!. Terdengar an...