💮dua💮

850 33 1
                                    

Sesampai di parkiran sekolah. Senja melangkahkan kakinya menuju kelas dengan tatapan kusut.

Moodnya hancur ketika mamanya selalu saja membandingkannya. Memangnya Devi saja yang selalu di puji Senja juga ingin.

Tapi Senja sadar apa bisa yang di puji darinya?  Tidak ada. Yang ada Senja hanya membuat kedua orang tuanya pusing dan stress memikirkan kelakuannya.

Seperti saat ini Senja belum mengerjakan pr. Senja sangat malas mengerjakan tugas di rumah.

Menurutnya untuk apa pekerjaan rumah. Rumah adalah tempat istirahat menghilangkan penat ini malah di kasih banyak tugas memang guru-guru kadang tak berprikemuridan.

"Kar nyontek pr dong" ucap Senja yang baru saja datang.

"Kebiasan lo ja mau jadi apa lo nanti ck, ck" ucap Karina sambil meyodorkan buku prnya pada Senja.

Senja tersenyum sambil menerima buku pr Karina. Karina memang terbaik sebagai sahabat selalu ada saat Senja membutuhkan dan tak pernah marah.

Senja menyalin semua jawaban Karina di bukunya.

Bel masuk berbunyi.

Bu Marta melangkah memasuki kelas dengan tatapan tajam.

"selamat pagi anak-anak" ucap bu Martaa ketus.

"Pagi bu" seru seluruh murid serempak.

"Siapa di sini yang tidak mengerjalan pr, acungkan tangan?" tanya bu Marta galak.

Tidak ada yang mengancungkan tangan.

"Semua mengerjakan. Kumpulkan ke depan" perintah bu Marta.

Senja berjalan menuju meja guru membawa dua buku pr bukunya dan Karina. Setelah mengumpulkan Senja kembali ke tempat duduknya.

Pelajaran di mulai. Bu Marta menjelaskan materi trigonometri di papan tulis.

Senja menatap ke arah papan tulis mau tak mau tetapi pikirannya tidak berada di sana.

Bel istirahat berbunyi.

"Sampai di sini dulu pelajarannya, besok kita lanjut selamat siang" ucap bu Marta lalu melangkah pergi.

Semua murid-murid di kelas Senja dengan cepat berhamburan keluar kelas untuk mengisi asupan pada cacing-cacing yang ada di dalam perut mereka terkecuali Senja dan Karina.

Vito melangkah pergi menuju kelas Senja dengan menggengam paper bag sesekali ia tersenyum memandang tas itu yang akan di berikannya spesial untuk Senja.

"Hai ja, lo ga ke kantin? Gue bawain makanan nih untuk lo" ucap Vito sambil menunjukan paper bag.

Senja melepaskan handset yang bertengger di kupingnya mendongkak menatap Vito yang jangkung.

"Ga usah makasih. Gue bisa ke kantin" tolak Senja.

"Terima ya ini dari nyokap gue" ucap Vito.

"Yaudah gue mau" ucap Senja malas berdebat kepanjangan.

Vito tersenyum senang "Pulang sekolah gue tunggu ya di parkiran" Ucap Vito lalu melangkah pergi.

Karina yang sedari tadi mendengar dan menyaksikan perbincangan kedua insan itu pun bertanya tanya dalam hatinya.

Senja kok bisa kenal sama Vito?

Vito kan orangnya dingin?.

Kabarnya Vito tak pernah dekat dengan perempuan manapun di sekolah ini. Karina terkejut tiba-tiba Vito mendekati Senja sahabatnya.

BAD GIRL ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang