💮dua puluh tujuh💮

294 12 0
                                    

"Ya sampai di sini dulu, kita ahkiri pelajarannya selamat siang." Ucap Bu Marta lalu melangkah pergi meninggalkan kelas.

Dengan cepat Senja memberesakan bukunya ke dalam tas menoleh ke samping "Gue duluan ya kar." Pamit Senja lalu melangkah pergi.

Senja berjalan gontai menyusuri koridor menuju parkiran mobil.

"Senja" Teriak Raka membuat langkahnya terhenti.

Senja menoleh ke samping menatap raka dengan nafas terengah-engah "Kenapa rak?." Tanya Senja malas.

Hari ini hari pertamanya pms, jadi Senja sedang tidak mood untuk berinteraksi dengan siapapun.

"Jalan-jalan yuk." Ajak Raka sambil menggengam pergelangan tangan Senja lembut.

"Ke mana?." Tanya Senja.

"Kita ke sirkuit sentul terus lomba balapan mau ga? yang kalah harus turutin satu permintaan yang menang." Jawab Raka lalu tersenyum.

"Oke." balas Senja.

"Kamu bawa mobil ga?." tanya Raka.

"Bawa." jawab Senja.

"Aku bawa motor, motor aku titip di parkiran kita naik mobil aja." Ucap Raka.

"Terserah." Balas Senja melangkah menuju parkiran mobil di ikuti Raka.

Mobil melaju menuju sirkuit meninggalkan pekarangan sekolah dengan kecepatan tinggi.

Setiba di sirkuit, Raka dan Senja melangkah turun memasuki area balapan.

"Pake motor apa balapannya?." Tanya Senja.

"Sewa motor di sini aku yang bayar." Jawab Raka.

"Oke." Sahut Senja.

Raka dan Senja berjalan menuju tempat peminjaman motor. Senja memilih motor yang ia akan pakai lalu menaikinya.

"Kamu yang itu?." Tanya Raka.

"Iya." jawab Senja.

"Mas saya yang warna merah ya sama yang di naikin pacar saya." Ucap Raka lalu mengeluarkan dompetnya meraih 10 lembar uang berwarna merah memberikannya pada kasir.

Mas kasir menerima uang "Oke mas, silahkan di pakai." Ujar kasir.

Raka berjalan menuju motor sport berwarna merah lalu menaikinya.

Senja dan Raka menyalakan mesin motornya memanaskan terlebih dahulu.

"Ayo." Ajak Senja lalu melajukan motornya menuju area balapan di susul Raka.

Wanita berpakaian mini berjalan menuju tengah area balapan sambil mengibarkan bendera.

Senja dan Raka menarik pedal gasnya ke bawah menciptakan suara.

Brum

Brum

Brum

Senja melirik Raka dari kaca helmnya tersenyum smrik. Raka salah menantang orang. Senja memang tak pernah balapan namun jangan di ragukan lagi saat mengendarai motor Senja juara di jalanan. Bahkan dulu saat SMP Senja hampir menabrak tukang somey dengan motor maticnya. Hingga ia tidak di perbolehkan lagi membawa motor oleh kedua orang tuannya. Mamanya terlalu khawatir pada Senja saat itu hingga ia di belikan mobil.

Namun karena Senja masih SMP belum ada SIM dan belum bisa mengendarai mobil Senja di antar jemput oleh Supir saat sekolah, mobil yang di belikan orang tuanya di taruh di bagasi di gunakan saat Senja kelas 3 SMA, Alhasil sekarang Senja selalu menggunakan mobil. Mobil segalannya untuk senja tanpa mobil senja merasakan ada Yang kurang dalam dirinya dan ia paling malas ke mana-mana naik angkot. Terhakir senja naik angkot saat kelas 1 smp itu pun hanya sekali karena terpaksa. Jika bukan karena keadaam Yang mendesak Senja malas naik angkot Yang kumuh Dan bau. Memikirkannya Senja sudah pening apalagi mempraktikannya lagi. Katakanlah Senja sombong namun memang ia anti bau meskipun ia jarang mandi tapi badan Senja selalu wangi dua puluh empat jam. Pria mana Yang tidak klepek-klepek saat bersamannya?.

Wanita yang memegang bendera mengibarkan bendera ke atas. Senja melajukan motornya denga kecepatan tinggi meninggalkan Raka di belakang.

Tak mau kalah Raka menyusul Senja, namun Senja tak memberi celah untuk Raka. Senja menutupi jalan dengan motornya setiap Raka mau menyalipnya.

Senja menarik pedal gasnya hingga Mentok ke bawah membuat motor melaju kencang meninggalkan Raka hinggas Senja melihat garis finish di depannya lantas melajukan lebih cepat.

Senja melewati area finsih menyatakan bahwa ia menang.

Senja melepaskan helm full faceny menunggu kehadiran Raka.

Tak lama motor Raka tiba tepat di sampingnya lalu melepaskan hellm full face nya menoleh pada Senja.

"Kamu kalah aku menang." Ucap Senja lalu tersenyum cerah.

"Selamat ternyata kamu lebih jago dari pada aku." Balas Raka lalu tersenyum.

"Makasih rak, aku jago juga karena sering ngebut di jalan pas smp pake motor matic, kamu tau ga aku pernah hampir nabrak tukang somey. " Ucap Senja lalu terkekeh.

"Yaampun pacar aku pembalap gadungan ternyata." Ujar Raka lalu tertawa.

"Ih nyebelin." Ucap Senja lalu cemberut membuat Raka semakin tertawa melihat wajah Senja yang gemash minta di halalin.

"Oiya kamu mau minta apa?." Tanya Raka.

"Jangan sekarang deh rak nanti aku pikirin dulu ya." Jawab Senja.

"Oke." Balas Raka.

"Aku laper." Rengek Senja.

"Kita makan." Ucap Raka lalu melangkah turun dari atas motor.

Senja pun melangkah turun dari atas motor. Raka meraih pergelangan tangan Senja membawa Senja menuju foodcourt di sirkuit ini.

Senja hanya dapat tersenyum melihat tangannya di genggam oleh Raka ada sedikit debaran di hatinya namun cepat-cepat Senja menetralkan kembali detak jantungnya.

Sasampai di foodcourt sirkuit Senja dan Raka melangkah menuju kedai nasi goreng lalu memesan makanan kemudian berjalan menuju tempat duduk.

Tak lama pesanan datang, Senja dan Raka menyantap hidangan dengan lahap dan nikmat.

Sehabis makan, Raka membayar makanan menuju kasir lalu kembali menghampiri Senja.

"Yuk pulang takut kamu di cariin mama." Ajak Raka.

"Yuk." Sahut Senja beranjak berdiri.

Kedua sepasang kekasih ini, melangkah menuju parkiran mobil.

Mobil melesat pergi menuju rumah Raka yang di kendarai oleh Senja.

"Ini belok ke mana?." Tanya Senja.

"Ke kanan ja." Jawab Raka.

Mobil berhenti di depan rumah bercat putih bergaya eropa klasik.

Raka membuka seltbeat menoleh ke samping "Mau mampir dulu?." tanya Raka.

"Ga usah udah magrib kamu masuk aja." Jawab Senja.

Raka beranjak untuk keluar namun sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.

Raka menoleh "Berubah pikiran?." Tanya Raka.

"Engga, cuma mau bilang makasih untuk hari ini rak." Jawab Senja lalu tersenyum membuat Raka menelan salivanya. Senja sungguh sangat cantik di dalam mobil yang gelap namun wajahnya bersinar cerah.

Senja mendekatkan tubuhnya pada Raka lalu mendekapnya erat, Senja dapat mendengar suara debaran jantung Raka yang kencang Senja tersenyum simpul. Raka membalas pelukan Senja erat.

"Makasih rak udah balikin mood gue yang ancur." Ucap Senja sambil mendongak menatap Raka.

"Sama-sama." Ujar Raka sambil menghusap punggung Senja.

Senja melepaskan pelukannya "Kamu masuk gih." Ujar Senja.

"Iya aku masuk dulu, hati-hati di jalan kalau udah sampe kabarin." Pamit Raka lalu melangkah pergi.

Senja tersenyum, menatap punggung Raka yang menjauh.

Senja merasakan ada rasa bersalah dengan Raka kalau tau dirinya hanya pelampiasannya. Senja tak tau bagaimana sikap Raka nanti setelah mengetahui bahwa dirinya sudah mempunyai sumami. Cih bahkan Senja mau muntah menyebutnya sebagai suami.

Senja berharap semua akan baik-baik saja sesuai dengan rencananya.

*******

BAD GIRL ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang