(adj.) rasa kepemilikan yang sangat kuat, kadang berlebihan. Cikal bakal kalimat "aku gak suka kamu temenan sama dia."
-(at)commaditya***
"So, can I taste your lips now?"
Ucapan Damar tentu saja membuat Melody terkejut. Terlebih, mereka sedang berdua di mobil dengan posisi yang pas untuk merealisasikan tindakannya. Dirinya termenung dengan posisi yang sama, tanpa tahu Damar telah menjalankan mobilnya kembali.
Melody yang masih asyik dengan lamunannya, terpekik saat tangan kanannya digenggam oleh seseorang. Kedua iris mata indahnya menoleh ke samping dan mendapati Damar juga menatap dirinya dengan tersenyum.
"Udah ngelamunnya?" Damar bertanya dengan mata yang fokus kembali ke jalanan dan sebelah tangannya memegang kemudi.
"Hah?" Bukannya menjawab, Melody malah melongo.
"Jangan sering-sering ngelamun ya, meski badan kamu capek sekalipun," Damar menasehati Melody dengan ibu jarinya yang mengusap punggung tangan Melody digenggamannya.
Mulut Melody bungkam. Fokusnya belum 100% kembali. Kedua matanya kembali menatap hiruk pikuk keramaian ibukota.
Melihat jalanan mulai dekat dengan apartemen tempatnya tinggal, dirinya tersadar jika kebutuhan sehari-hari mulai habis. Mengingat jika di dekat apartemennya terdapat supermarket, sebaiknya ia belanja terlebih dahulu.
"Aku turun di supermarket depan," Melody menginterupsi fokus Damar setelah melihat plakat supermarket disisi jalan. Damar mendengar namun tidak menjawab. Setelah sampai di pelataran supermarket, ia menghentikan laju mobilnya.
"Thanks ya udah nganterin dan buat makan siangnya," Melody kembali menolehkan wajahnya ke Damar setelah berhasil melepas belitan safe belt. Senyum simpul tak lupa ia sunggingkan sebagai salah satu bentuk kesopanan. Setelahnya, ia membuka pintu mobil dan berjalan keluar, meninggalkan Damar yang sedari tadi tidak menjawab ucapannya hanya anggukan dan senyuman saja sebagai gantinya.
Memasuki supermarket, Melody segera mengambil keranjang belanja yang telah tersedia. Karena kebutuhannya tidak terlalu banyak, jadi ia tidak membutuhkan troli.
Langkah pertama, ia mengarah ke rak bagian kebutuhan dapur. Tangannya mulai mengambil minyak goreng refill dan memasukkannya ke dalam keranjang. Di rak sslanjutnya, terdapat deretan varian mie instan, saus botol, kecap dan bumbu-bumbu dapur instan. Tangannya memasukkan mie instan rasa soto, goreng dan mie ramyun pedas ala Korea.
Melody memang pecinta masakan pedas. Bukan hanya dirinya, tetapi seluruh anggota keluarganya. Ia juga tidak suka menggunakan rasa pedas dengan saus sambal (kecuali makan gorengan) atau bubuk cabe, lebih memilih cabai rawit meski hargnya yang sering naik.
Meninggalkan rak kedua, menuju rak ketiga yang berisi perlengkapan mandi yang berdampingan dengan kebutuhan wanita. Ia mengambil beberapa jenis pembalut sesuai kebutuhan, pantyliners, moutwash, sikat dan pasta gigi.
Setelah memeriksa barang-barang di keranjang komplit, ia segera menuju kasir. Tapi sebelum ke kasir, langkahnya berbelok ke lemari pendingin diseberang kasir. Mengambil jus buah ukuran large dan es krim cup berukuran medium. Selanjutnya, ia kembali melangkahkan kakinya menuju kasir untuk membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrus Jakandor ✔
ChickLit▪Spin-off Reuni SMP▪ Warning 🔞 (HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN) "You have to love through the bad times when things are complicated and messy, just like you love through the good times when things are easy" -Becca Martin "Love cannot be explained, yet...