11 - :)

1.2K 90 1
                                    

(emot.) sebuah emoticon dengan jutaan probabilitas arti. Hati-hati bila ini muncul di layar chat anda.
-(at)commaditya

***

Dua hari berlalu sejak Melody melihat Damar dengan perempuan lain hingga terjadi kesalapahaman diantara mereka. Itu menurut Damar. Lain halnya menurut pandangan Melody yang menganggap Damar mempermainkan kesempatan yang diberikannya.

Melody menjalani rutinitasnya seperti biasa, berbeda dengan Damar yang uring-uringan di kantor. Sejak kejadian dua hari yang lalu, Melody susah ditemui. Nomor teleponnya pun dialihkan hingga akhirnya Melody block. Pesan-pesan yang Damar kirim berisi permohonan maaf dan bertemu pun sampai saat sebelum nomornya terblokir, hanya ceklis satu alias belum dibaca.

Jika kalian bertanya, "kenapa nggak datengin aja kantornya?"

Jawabannya adalah sudah. Damar sudah mendatangi Melody ke kantornya, namun nihil. Melody begitu lihai untuk bersembunyi.

Tapi tidak untuk hari ini.

Sebelum menjadi genap 3 hari, Damar akan menjelaskan yang sebenarnya kepada Melody agar Melody tidak lagi membangun dinding pembatas tak kasat mata diantara mereka berdua.

Ting!

Satu pesan muncul di pop up ponsel Damar.

Kedua matanya membola. Terkejut dengan nama si pengirim pesan.

Ody❤
Ya ☺
13.00

Ya plus emot senyum? Dari semua pesan gue, dia hanya menjawab dengan satu kata? Dan kenapa harus emot senyum? Nggak mungkin kan dia baik-baik saja, batin Damar bertanya-tanya.

"Gue nggak bisa gini terus," Damar mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yang bisa memberinya jalan untuk bertemu Melody.

Bang Bara
Calling

"Halo,"

"Halo, Bang. Sibuk nggak?"

"To the point aja,"

"Hehe, tau aja lo. Bantuin gue ketemu Melody,"

"Dateng aja ke kantor,"

"Gue udah ke kantor lo, tapi Melody berhasil kabur,"

"Ya udah,"

Gitu doang? Dasar duda sompret, gerutu Damar dalam hati.

"Bantuin gue ketemu sama dia tapi pake cara lo. Ya, pura-pura meeting berdua kek, lo suruh lembur, atau apalah. Biar nanti gue yang samperin,"

"Oke,"

"Sekalian gue pinj-"

Tut.

"Wah, bener-bener nih abangnya Andra. Irit banget ngomongnya, ngalahin pesan hp es*a hidayah," Damar memandangi ponselnya yang kembali ke tampilan utama setelah panggilannya diputus oleh satu pihak.

Bang Bara yang dimaksud Damar adalah bos besar tempat Melody bekerja. Ya, Narendra Bara Prayudha.

"Pas banget, kerjaan gue udah beres. Sekalian ajak Melody lunch. Ya, walaupun udah jam kerja lagi sih," Damar melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya sembari membereskan dokumen-dokumen yang telah ia selesaikan. Mengambil jas yang tersampir di kursi dan memakainya.

Petrus Jakandor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang