22 - Cukup Tau

697 76 10
                                    

Suatu kondisi dimana doi ke-gap 'jalan dengan yang lain', sedang pamitnya ke kamu 'masih ada urusan lain.'
-Yan

***

Setelah mengetahui siapa sosok yang dimaksud Andra, sontak saja membuat Damar terkejut. Menyebut nama panggilan Melody dengan tergagap pun, tak lepas dari telinga kelima orang tersebut. Sempat hening beberapa saat, sampai suara Andra memecahkan suasana canggung tersebut.

"Ekhem. Kalau gitu kita permisi dulu," pamit Andra dengan sopan pada Damar dan perempuan glamour yang duduk disampingnya.

"Bro," Andra menepuk bahu Damar bermaksud pamit. Dan tepukan tersebut berhasil menyadarkan Damar dari keterdiamannya.

Andra, Nada, dan Melody mulai melangkahkan kakiknya meninggalkan meja Damar. Dalam jarak yang terbilang dekat, langkah ketiganya terhenti karena Damar yang memanggil Andra. Andra pun menoleh saat mendapati Damar menghampiri dirinya, sedangkan Nada sedang mengobrol dengan sang kakak karena dirinya tahu ada hal yang disembunyikan oleh mereka- Damar dan Melody.

"Mending kalian gabung sama meja gue aja," tawar Damar saat dirinya berhadapan langsung dengan Andra dan membuat sang sahabat mengernyit.

Andra juga menangkap basah gelagat Damar yang resah setelah mendapati Melody ikut dalam acara makan siang adiknya, bahkan beberapa kali Andra menangkap Damar yang terus melirik ke calon kakak iparnya yang sedang mengobrol dengan sang adik sekaligus kekasihnya. Namun tetap saja, Melody tak membalasnya.

Perlu gue pancing dulu kayaknya, batin Andra.

"Eh, nggak perlu lah, Bro. Kita bisa cari meja yang lain. Lagian kita juga takut ganggu kencan lo berdua," Andra sengaja menekankan kata 'kencan' pada Damar.

"Santai aja lah, Bro. Sekalian gue mau ada yang diobrolin masalah kerjaan," Damar kembali menego Andra agar mereka bertiga menerima tawarannya.

"Masalah kerjaan, gampanglah. Lebih baik kita ambil meja yang lain. Selain takut ganggu kencan lo, gue juga ada yang mau diobrolin sama Kak Melody. Biasa, ada yang mau PDKT sama Kak Mel," Andra kembali menekankan kata 'kencan' dan 'PDKT' pada Damar. Sengaja memang ia lakukan.

"Apa??" Damar refleks berteriak dengan kedua mata melotot. Bahkan suaranya mampu membuat Nada dan Melody yang sedari tadi asyik dengan dunia mereka, sontak menoleh ke arah Damar.

Kena lo, batin Andra menyeringai.

"E-eh. Sorry, sorry," Damar tampak kikuk setelah mendapati dirinya ditatap oleh tiga orang, salah satunya kekasihnya- Melody.

"Buset. Ngegas amat lo," Andra berpura-pura berdecak dan menatap sinis Damar.

"Pokoknya kalian gabung meja gue," titah Damar hingga Andra pun geleng-geleng kepala.

"Gue tanyain Nada sama Kak Mel dulu," Andra pun pamit dari hadapan Damar, mendekati Nada dan Melody yang berdiri tak jauh darinya.

"Yang, kita disuruh Damar gabung mejanya," ucapan Andra membuat Nada mengernyit sekaligus melirik kakaknya yang berdiri disampingnya.

"Mending kita pisah meja aja deh. Nggak enak tahu," Nada menyahuti ucapan Andra karena mempertimbangkan suasana canggung akan kembali terjadi seperti sebelumnya.

Petrus Jakandor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang