28 - Sayang

925 73 6
                                    

(n.) perasaan dekat, amat suka atau mengasihi seseorang. Biasanya disimpan sendiri, jarang diutarakan.
-(at)commaditya

***

Dering alarm mengusik tidur lelap Melody. Sepasang matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya temaram yang masuk ke dalam netranya. Badannya  menggeliat tak nyaman saat merasakan beban berat menimpa tubuhnya. Tengkuknya merasakan hangat akibat hembusan nafas seseorang.

Untuk memastikan, Melody menengok ke bawah dan mendapati lengan kekar yang selama ini selalu memeluknya. Badannya bergerak perlahan untuk mematikan dering alarm kemudian memutar ke belakang.

Tampak wajah rupawan yang selama ini digandrungi para perempuan diluar sana begitu polos seperti bayi saat tidur. Tatapan Melody menyusuri wajah damai Damar dan berakhir dengan kecupan di kening kekasihnya. Sempat menggeliat, Melody kembali menenangkan Damar dengan mengusap rambutnya.

Setelah dirasa lelap, Melody perlahan melepaskan belitan Damar yang cukup erat, meski sedikit susah payah namun tetap saja berhasil. Diturunkan kedua kakinya menapaki lantai kamar yang dingin karena terpaaan AC, Melody beranjak menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka, gosok gigi dan berwudhu. Tak lupa ia mencepol rambut dengan asal-asalan saat berjalan menuju kamar mandi.

Selesai menjalankan shalat subuhnya, Melody memilih menuju dapur dan membuatkan sarapan untuk mereka berdua. Membuka lemari es untuk melihat bahan apa yang bisa ia olah. Hanya ada telur 2 butir, sosis, fresh milk, dan air mineral.

Gini amat apartemen bujangan, batin Melody.

"Mending gue ke minimarket depan deh," monolog Melody.

Beruntung penampilannya masih layak untuk jalan keluar, begitu juga dengan wajahnya yang lebih segar. Bergegas ia kembali ke kamar Damar untuk mengambil dompet dan jaket milik kekasihnya jika ada.

30 menit sudah waktu yang dihabiskan Melody untuk berbelanja. Saat ini ia berada di dalam kotak besi yang membawanya menuju unit Damar.

Click!

Pintu apartemen terbuka setelah Melody memasukkan password yang sudah Damar beritahu sebelumnya. Kakinya berjalan masuk dan mendapati suasana apartemen yang masih sama seperti sebelumnya.

Bujangan gue belum bangun, batin Melody.

Kakinya terus melangkah hingga sampai dapur. Meletakkan kantong belanja (berisi beberapa sayur, buah, ayam fillet, bumbu dapur) dan dompet diatas meja makan, diikuti gerakan melepas jaket dan menyampirkannya di kursi makan. Bergegas ia mencuci tangan sekaligus sayur, buah dan ayam yang akan ia olah sekarang.

Sedangkan di kamar, Damar masih bergelung di dalam selimut. Tangannya meraba sisi ranjangnya. Mencari seseorang yang semalam dipeluknya.

Kosong.

Merasa jika tangannya hanya mengusap ranjang, membuat sepasang netra Damar terbuka lebar. Meraih ponselnya yang diatas nakas untuk melihat jam yang tertera di lock screen.

Pukul 5.30.

Setelahnya, Damar meletakkan kembali ponselnya dan mulai beranjak dari tidurnya. Sepasang netranya menyelidik ke sofa untuk memastikan barang-barang milik Melody masih ada disana atau tidak.

Fyuhh.

Barang-barang milik Melody masih berada ditempatnya dengan posisi yang sama seperti semalam. Setelah memastikan jika kekasihnya tidak pergi tanpa pamit lagi, Damar beranjak menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

Petrus Jakandor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang