Epilog

1.6K 74 5
                                    

Aku belajar bahwa hidup ini menyenangkan kalau kita melihat dari sudut pandang yang tepat.
Bahagia cuma akan menjadi rumit kalau kita terlalu tinggi berharap.
-Fiersa Besari

***

HAPPY WEDDING

Damar Eka Wiratama & Melody Anjani

Begitulah berbagai macam karangan bunga dari beberapa kolega bisnis, public figure, atau keluarga besar dari kedua mempelai yang terpajang berjejer di depan pintu masuk sebuah hotel ternama di ibukota.

Ya, benar. Hari ini adalah hari bahagia bagi Damar dan Melody. Meski mereka menikah pada urutan terakhir karena Luna si sulung dan Nada yang notabene anak bontot menikah lebih dulu, namun suka cita tetap dirasakan oleh kedua keluarga besar mereka. Acaranya pun tak kalah meriah saat resepsi dan tetap intimate saat akad di pagi harinya.

Meski awalnya Melody menolak acara resepsi seperti kakak dan adiknya yang begitu meriah, ia lebih memilih yang biasa saja dengan alasan tidak ingin merepotkan banyak orang, over budget, dan tentunya capek yang luar biasa. Namun, pendapatnya ditolak oleh Damar, calon mertua dan kedua orang tuanya sendiri. Mereka menginginkan pesta sekali seumur hidup agar bisa menjadi kenangan terindah dan kelak bisa diceritakan pada anak cucu mereka.

Tepat pukul 09.00 WIB, seorang lelaki dengan setelan beskap putih khas adat Jawa berusaha menenangkan dirinya sendiri yang saat ini tengah duduk berhadapan dengan penghulu dan cinta pertama calon istrinya.

Ya, dia adalah Damar. Damar Eka Wiratama. Damar bucinnya Melody. Damar si pemilik stasiun tv W. Damar sohib lucknut Kenandra Erlangga, yang sebentar lagi akan menjadi iparnya.

Mengingat Andra.

Semalam sohib sesama bucinnya tersebut mengejek dirinya jika pernikahannya akan batal karena salah ucap saat ijab. Bukan karena tidak menghafal nama calon istrinya ataupun ayah mertuanya, itu sungguh tidak mungkin. Karena meski tampang Damar slengean, masalah IQ tidak diragukan lagi.

Damar sengaja menghubungi Andra bermaksud untuk menemani dirinya yang susah tidur. Meski dirinya mendapat umpatan dari Andra karena mengganggu waktu 'kunjungan malam' bersama istrinya.

Namun berkat bujuk rayu Nada, akhirnya Andra pun menuruti keinginannya. Eits, tentu saja itu tidak gratis. Andra adalah orang yang paling tidak ingin rugi jika berkaitan dengan Nada.

Kenapa Damar tidak menghubungi Bara saja dengan alasan meminta petuah sebagai yang lebih senior dalam hal berumah tangga?

Tidak. Selain merasa tidak enak, Bara juga tengah menemani istrinya yang saat ini tengah hamil dan sensitif. Oleh karena itu, Andralah yang mau tidak mau ia hubungi.

"Ndra, lo dulu nggak bisa tidur kayak gue gini nggak?"

"Ya. Tapi, bukan karena gue deg-degan mau jabat tangan ayah pas ijab. Nggak kuat nahan rindu sama bini gue,"

"Bucin dasar lo," Damar berdecak.

"Mar, di kamar lo ada kaca nggak?"

"Ada. Buat apaan emang,"

"Buat lo ngaca karena ngatain gue bucin sama bini gue,"

"Lah, kan emang bener?"

"Bener banget, Mar. Dan selamat, lo udah masuk club bucin istri,"

Damar terkekeh mendengar ucapan Andra.

"Beneran, gue serius Ndra. Lo deg-degan gini juga nggak?"

Petrus Jakandor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang