LLH - 15

2.8K 345 212
                                    

dear pembaca yg Ibell sayangi, diharapkan menekan bintang dipojok kiri paling bawah sebelum ataupun sesudah membaca. sisipkan beberapa komentar kalian sebagai bentuk apresiasi kepada author, sekaligus menjadi bentuk dukungan kalian pada author💜


×××


Lorong sepi yang didominasi dengan warna putih susu itu hanya diisi oleh dua orang lelaki saling duduk berjauhan dan saling diam seolah orang asing tak saling kenal. Pemuda Kim yang berusia lebih muda sedang menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi tunggu dengan mata yang terpejam, sedangkan Pria Kim yang lebih tua sedang menunduk dengan satu tangan memijat pangkal hidung.

Berkali-kali ia menghela napas berat, sesekali menengok kedalam ruangan sang gadis yang dibatasi oleh kaca. Kondisi Jisoo benar-benar kritis saat Taehyung datang, beberapa alat bantu sudah terpasang disejumlah tubuh gadisnya.

Dokter bilang irama jantung Jisoo sangat lemah bahkan mereka sempat menggunakan alat pacu jantung untuk mengembalikan irama jantungnya dan sampai sekarang kondisi Jisoo masih kritis. Tak ada yang boleh menemui Jisoo saat ini sehingga Taehyung dan Hyunjin hanya bisa menunggu dikursi tunggu.

Kedua Kim bersaudara sempat berdebat mengenai keberadaan Taehyung yang tak ada kabar bahkan tak dapat dihubungi, sejak tadi pagi Hyunjin berusaha menghubungi Taehyung namun tak kunjung mendapat jawaban. Taehyung baru bisa dihubungi malam hari dijam tidur orang-orang.

Pukul 2 dini hari Taehyung masih larut dalam pikirannya sedangkan Hyunjin sudah tertidur sambil duduk. Mata Taehyung terlihat lelah dan memerah, ia mencoba untuk memejamkan matanya namun tak bisa.

Taehyung tak akan memaafkan dirinya sendiri seandainya Jisoo tak dapat tertolong tadi. Ia yang sudah menyebabkan kondisi Jisoo seperti ini, Jisoo adalah tanggung jawab Taehyung sepenuhnya.

Tubuhnya berusaha untuk berdiri walaupun sedikit ringkih, ia menatap sang gadis lewat kaca pembatas ruangan. Taehyung mengepal kedua tangannya karena ia tak bisa menemani Jisoo disaat kondisi gadis itu sedang kritis, harusnya Taehyung selalu berada disisi Jisoo.

"Mianhae, Jisoo-ya. Aku pria yang buruk" gumam Taehyung dengan suara yang bergetar dan terdengar lirih. Bersamaan dengan itu, setetes liquid bening mengalir disudut matanya yang langsung diusap dengan kasar oleh pria pemilik suara berat itu.

Ia belum siap untuk kehilangan gadis cantik itu, berapa pun biayanya akan Taehyung sanggupi demi kesembuhan gadisnya. Kalau perlu ia akan mengirim gadisnya kerumah sakit terbaik dan membayar Dokter terbaik diseluruh penjuru dunia ini demi gadisnya.

"Aku belum siap kehilanganmu," Taehyung kembali berucap lirih, ucapannya terjeda lalu pria itu menarik napas panjang kemudian tersenyum "Aku akan mengabulkan keinginan terakhir mu waktu itu" sambungnya, hingga akhirnya Taehyung tak kuasa menahan tangisnya dan ia pun terduduk lemas dilantai keramik yang terasa dingin.

Taehyung menumpu dahinya diatas lutut yang sedang tertekuk, kemudian ia mengusap air matanya dengan kasar dan mencoba bangkit untuk duduk dikursi tunggu. Ia sangat lelah saat ini, semua pikirannya hanya tertuju pada Jisoo. Taehyung tak bisa memikirkan apa-apa lagi sebelum kondisi Jisoo membaik dan ia tak dapat meninggalkan Jisoo.

Pria tampan itu akhirnya memutuskan untuk bergabung kealam mimpi bersama sang adik yang sudah terlelap sejak 2 jam yang lalu.

Paginya menjelang, Taehyung sudah terbangun lebih awal dari Hyunjin. Tubuhnya terasa sakit karena tidur dalam posisi duduk semalaman, manik itu kembali menatap pada sang gadis namun tak ada perkembangan apapun.

Hingga tiba suara gemeletuk sepatu datang kearah dirinya berada. Seorang Dokter dan seorang Perawat datang membawa beberapa alat medis untuk memeriksa kondisi Jisoo saat ini.

Lim's Luxury Hotel | COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang