A New Job
.
.
.Kira bersyukur mengetahui bahwa Jin memang sosok yang baik. Setelah dibuat terlonjak hingga jantungnya hampir saja berhenti berdetak tadi malam pada akhirnya ia tahu jika laki-laki itu hanya ingin membantu.
Kira membuka gorden jendela berwarna putih tulang yang berada di dekat meja yang terisi sebuah lampu tidur––dengan pakaian yang sama jaket hitam Jin yang kebesaran di tubuhnya. Seketika sinar matahari langsung mendesak masuk, menyilaukan pengelihatan. Hari sudah pagi kala matahari juga sudah meninggi.
Tadi malam ia menginap di sini dan mungkin sampai empat bulan ke depan. Kira tidur di kamar tamu yang berada di dekat pintu keluar sementara Jin tidur di kamarnya yang berada dibangunan utama. Ruangan yang didominasi warna hitam-merah itu memiliki satu pintu yang langsung menjurus ke ruang utama. Kira tidak tahu bagaimana rupa ruangan itu karena ia tak masuk sama sekali.
Kira menarik napas, berjalan keluar kamar. Seketika menemukan ruang tamu yang kosong tak berpenghuni tapi suara dentingan terdengar dari dapur yang pintunya sudah terbuka. Kira mendekat, apakah Jin tengah memasak rasanya ia ingin sekali membantu laki-laki itu. Mendadak berhenti di ambang pintu dengan mata melebar bersamaan satu degup menendang Kira refleks berteriak. "Heyyy ... kamu maling ya?!"
Laki-laki yang tengah memegang sutil itu terlonjak hingga benda yang di pegang nya terlempar ke sembarang arah. Ia berbalik dan dalam sekejap ia berubah panik. "Bukan ... aku bukan maling," katanya kelabakan.
"Aku tidak percaya. Maling ... tolong ada maling," teriak Kira menggema memenuhi ruangan. Laki-laki ber-hoodie abu-abu itu panik bukan kepalang, ia hendak berlari dan membekap mulut gadis itu tapi pikirannya justru menemui titik buntu. "Aku Vino. Aku berkerja di sini, kumohon percayalah." Vino menyatukan kedua telapak tangannya, memohon dengan penuh harap.
Sepersekian detik setelah mencerna kalimat yang ia dengar Kira akhirnya terdiam. Tatapannya masih menelisik, tak sepenuhnya percaya. "Benarkah?" tanyanya. Kira mendekat beberapa langkah.
Vino menghela, cukup lega melihat gadis itu berhenti membuat kegaduhan. "Vino tak berbohong. Bahkan Vino bekerja di sini hampir satu tahun, kamu pikir ada maling yang repot-repot membawa sutil dan menggoreng ikan pagi-pagi begini?"
Kira tersenyum canggung, agak malu karena ia sudah salah mengira dan asal menuduh. "Maaf, aku 'kan tidak tahu," menjeda sejenak dengan netra yang berkeliling mencari sesuatu lebih tepatnya seseorang, kira melanjutkan, "Oh ya ... Jin di mana?" lanjutnya.
Vino yang tengah membungkuk mengambil sutil di lantai itu mendongak. "Bos sedang keluar, katanya mau ke toko di samping rumah dan dia menyuruhku menjaga ikannya agar tak gosong."
Kira mengangguk kecil, lantas berjalan lebih dekat. "Mau ku bantu?"
Vino menggeleng, "Tidak perlu, aku bisa mengatasi ini. Oh ya ... bagaimana kamu bisa berada di sini?" Vino menaikkan sebelah alis. Saat pagi tadi ia datang untuk bekerja Vino justru dikejutkan oleh Jin yang sudah heboh layaknya ayam betina hendak bertelur, buru-buru pergi keluar rumah dan menitahkan sebuah perintah untuk menjaga masakan, tapi yang lebih mengherankan bagaimana bisa seorang gadis berada di rumah bosnya itu.
Kira yang bersender di sisi meja itu terdiam, memahami jika laki-laki di depannya itu tengah berpikir sesuatu. Ia paham bagaimana cara otak bekerja kala laki-laki itu menelisik penampilannya, dan mungkin lebih berfokus kepakaiannya. "Tidak perlu menelitiku seperti itu. Aku bukan wanita one night stand, jalang, pelacur, wanita simpanan atau apapun itu." Kira menarik napas sejenak lantas melanjutkan, "Kemarin sore aku tidak sengaja bertemu dengannya saat hujan turun. Ia sempat bertanya kala aku menangis di tengah jalan karena tak ada tempat berteduh dan ia merasa kasihan akhirnya Jin mengajakku untuk kerumahnya. Aku tak berniat ikut tapi mengingat hujan turun dengan deras jelas aku tidak mau mati kedinginan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNTU ✓
Fanfiction[ENDING] Bak terjebak dalam sebuah kotak persegi tanpa celah, Kira tak akan pernah bisa melarikan diri dari cinta dan akhir dari hidupnya sekalipun ia berusaha sekuat tenaga, karena hanya kata buntu yang masih tersisa. ↓ ↑ #2 Curse Series. 2- Start:...