I LIKE YOU
.
.
.Sontak Kira tercekat, melongo beberapa saat. "Vino mau membakar kira?"
Vino terlonjak hingga mundur satu langkah. "Eh ... bukan begitu. Kira salah paham. Vino mau bikin perapian, seperti saat kita berkemah pasti akan terasa hangat."
Kira melongo, refleks menepuk jidat. "Lalu Vino mau bikin perapian di mana? Di tengah halaman? Emangnya di sini ada kayu bakar? Ada-ada saja sih." Sumpah demi apapun, Kira di buat gemas dengan perasaan meletup-letup.
"Oh ... iya. Ya sudah tidak jadi deh." Vino mencebik lucu.
Kira sukses dibuat tertawa lepas, menggeleng tak habis pikir lantas mengambil selimut yang masih Vino rangkul dengan kedua tangannya. "Vin, sini selimutnya. Aku bawa ke dalam dulu. Aku sudah hangat kok hanya dengan melihat senyummu." Sontak Vino membeku, tiba-tiba saja rasa panas kembali tanpa diminta bersamaan geleyar aneh yang terasa. Sementara Kira hanya menggeleng, melangkah melewati laki-laki itu dengan gumpalan selimut di tangannya. Setelah beberapa langkah, satu sentakan tiba-tiba menusuk hingga Kira tersenyum kecil sebelum akhirnya ia menggeleng dan melanjutkan langkahnya.
"Hey, nanana––" sontak Kira memekik hingga mundur satu langkah kala ia hampir saja menabrak Jin yang tiba-tiba saja muncul dari pintu toko bagian dalam, Jin sama terkejutnya hingga ia melotot lantas memegang dada––menghela napas lantas membungkuk, sebelum akhirnya menegangkan badan. "Kira, kamu membuatku kaget," katanya setengah terengah.
Kira mencebik. "Bukan cuma kamu, Jin. Hampir saja jantungku jatuh ke entah kemana, karena kamu muncul tiba-tiba seperti Jin dari lampu ajaib saja."
Jin menaikkan sebelah alis. "Aku 'kan memang Jin. Jika jantungmu jatuh karenaku, tanganku pasti akan tergerak lebih dahulu untuk menahannya." Jin bersedekap, masih di ambang pintu.
Kira terkekeh, "Kamu berlebihan. Sudah mau berangkat mengantarkan pesanan ya?"
"Iya."
Kira menghela, "Hati-hati di jalan." Kira melanjutkan langkah melewati Jin––menuju kamarnya. Sementara cowok itu, hanya mengangguk setengah tak sadar. Namun dalam beberapa detik Jin menarik lengan gadis yang baru menginjak beberapa langkah itu. Kira sukses dibuat terdiam dengan satu degup mambara kala Jin berkata, "Kir, jaga hatimu baik-baik ya."
Namun kala Kira hendak membuka suara, Jin telah melepaskan cekalannya lantas melangkah pergi tanpa aba-aba. Kira sontak terdiam sembari menaikkan sebelah alis. Mengapa? Apa kamu pikir aku menyukai Vino? Kira menghela dalam dengan perasaan bercokol, entahlah rasanya agak aneh karena pada faktanya Kira tidak menyukai siapapun atau mungkin belum benar-benar menyukai salah satu dari mereka.
Jin terus melangkah hingga ia sudah berada di luar dan mendapati Vino yang tengah menata pesanan bunga di sepedanya. "Vin."
Sontak Vino menoleh. "Oh ... Bos, bunganya sudah selesai di tata."
Jin mengangguk, lantas menaiki sepedanya kala Vino sudah menyingkir. Mangayuh pedal sepeda dengan sedikit gusar. Rasanya masih ada yang berbeda, setitik perasaan tak suka.
***
Jin, sebelumnya tak pernah merasa segusar ini hanya karena orang lain memberi perhatian lebih, tapi melihat Vino yang terlihat begitu perhatian ke Kira membuat ia agak marah, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNTU ✓
Fanfiction[ENDING] Bak terjebak dalam sebuah kotak persegi tanpa celah, Kira tak akan pernah bisa melarikan diri dari cinta dan akhir dari hidupnya sekalipun ia berusaha sekuat tenaga, karena hanya kata buntu yang masih tersisa. ↓ ↑ #2 Curse Series. 2- Start:...