BE FOR YOU
"Kita insan yang dirundung awan kegelapan, menyetak setitik perasaan untuk saling menguatkan."
.
.
.Semalam adalah hal yang terlalu acak untuk di jelaskan. Jin membuka pintu kamar mandi dengan pakaian lengkap. Ia terlihat segar meskipun ada setitik suasana muram dan wajah yang sedikit pucat.
"Jin, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Kira dengan raut khawatir tepat di depan laki-laki itu.
Jin mengangguk pelan lantas tersenyum kecil. "Aku terlalu lama berada di dalam dan sedikit kedinginan. Sebenarnya aku agak rindu dengan keluargaku, itu membuatku sedikit tak tenang," katanya sembari menggaruk tengkuk, malu-malu. Percakapan mereka hanya sebatas itu karena Jin buru-buru menukas ingin ke kamar untuk menghangatkan diri––sebelumnya ia sempat mengacak pelan surai Kira lantas melangkah pergi. Pada akhirnya gadis itu hanya bisa mengangguk dengan beberapa asumsi.
Rindu keluarga ya? Apa hanya sebatas itu, mungkinkah termasuk perempuan yang ia belikan jam beberapa hari yang lalu. Kira tak suka memikirkannya. Mungkin memang suatu kebenaran jika Jin sudah memiliki tambatan hati. Tentu Kira mencoba biasa saja ia tak mau berharap lebih untuk apa pun. Setelahnya Kira juga pergi ke kamar dan melanjutkan tidur, meskipun bayang-bayang ketakutan belum mengendur––mengikat kuat hingga terasa begitu ketat.
"Jin, pelan-pelan."
Surai coklat Kira terombang-ambing oleh angin. Rok hitam selutunya sedikit terangkat kala Jin dengan begitu bersemangat mengayuh pedal sepeda. Hingga Kira harus merapatkan pelukannya––lebih tepatnya berpegangan pada kaos abu-abu laki-laki itu. Kira sampai-sampai memejam beberapa kali, takut jatuh. Sementara laki-laki itu justru terkekeh, "Aku senang kamu mau menemaniku mengantarkan bunga." Benar, Jin merasakan kesenangan tersendiri.
Untuk pertama kalinya, Kira menemaninya mengantar pesanan bunga. Semuanya berawal pagi tadi saat toko sudah buka dan Jin siap mengantarkan bunga. Tiba-tiba saja laki-laki itu ingin Kira ikut bersamanya. Kebetulan Vino tidak mengantarkan pesanan pagi tadi, laki-laki dengan senyum ceria itu memiliki jadwal mengantar bunga pada siang hari untuk hari ini. Jadi, Jin memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mengajak Kira karena toko sudah dijaga oleh Vino–– yang paling menyenangkan Kira mengiyakan ajakannya. Meskipun gadis itu juga masih menyimpan tanda tanya di dalam benak.
"Jin, mengapa kamu ingin aku ikut?" tanya Kira, sembari menyelipkan rambutnya kebelakang. Jin menoleh sekilas hanya ingin melihat ekspresi Kira tapi tetap saja sulit untuk dilihat. Ia kembali menatap jalan setapak yang hanya muat dilalui motor dan sepeda pancal. "Hanya ingin, rasanya aku bosan bila harus mengantar bunga sendirian saja. Akuku juga butuh teman. Oh ya, kita berteman, 'kan?"
Kira terkekeh pelan. "Tentu saja, aku 'kan yang memintanya." Apa? Kira sendiri juga sama senangnya, ia cukup menikmati pagi ini, yah ... walaupun sekarang sudah hendak siang.
Mereka mengantarkan pesanan bunga lily, mawar, serta kamboja ke rumah ibu-ibu beranak satu yang hendak menambah koleksi bunga di taman bunga yang ia buat. Kira terpesona kala itu, karena tamannya begitu asri dan hijau. Ada kolam ikan koi dan air mancur di tengahnya sementara disekeliling taman ada banyak bunga dan jenis tanaman yang beragam. Kira menyukai taman itu.
"Suatu saat nanti aku juga ingin membuat taman yang indah juga," ucap kira dengan semangat 45.
"Memangnya kamu bisa merawat semua tanamannya?" tanya Jin dengan nada meledek. Sontak Kira mencebik, memukul pelan bahu Jin hingga laki-laki itu mengaduh dan tertawa renyah setelahnya.
Kira mendengus samar. "Tentu saja, aku pasti akan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang." Kurva Kira tertarik kala membayangkan ia akan memiliki taman bunga seperti itu. "Kalau tanaman Jin bagaimana? Mau dirawat dengan penuh kasih sayang juga atau tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNTU ✓
Fanfic[ENDING] Bak terjebak dalam sebuah kotak persegi tanpa celah, Kira tak akan pernah bisa melarikan diri dari cinta dan akhir dari hidupnya sekalipun ia berusaha sekuat tenaga, karena hanya kata buntu yang masih tersisa. ↓ ↑ #2 Curse Series. 2- Start:...