Kyungsoo mendesah lega. Tubuhnya terbaring lunglai di atas sofa bersama dengan tas dipelukannya. Sebelum ia benar-benar memejamkan mata, Chanyeol membantu melepas stocking yang masih melekat di kaki Kyungsoo.
"Eh? Pak, ya ampun biar aku saja."
Kyungsoo merasa tidak enak hati ketika pria itu dengan tulus membantunya. Padahal saat ini Chanyeol sedang menggendong Yuan.
"Tidak apa-apa, kamu kelihatannya capek banget. Kalau mau tidur sebentar juga tidak apa-apa, nanti akan aku bangunkan setelah makan malam siap," sahut Chanyeol kalem.
Kyungsoo menggaruk pipinya yang sama sekali tidak gatal. Kalau begini caranya ia malah semakin terlihat membebani Chanyeol.
"Uh, tidak, tidak, aku gak akan tidur kok. Emm— habis ini aku mau mandi. Yah, mandi."
Hening. Sesekali mata bulat Kyungsoo memperhatikan wajah Chanyeol yang tenang ketika sedang menimang Yuan. Bayi itu sudah terjaga sejak mereka keluar dari tempat penitipan anak.
"Bisa tolong buatkan Yuan susu, Kyungsoo? Aku takut Yuan akan menangis kalau ditinggal membuat susu."
Kyungsoo masih terbengong. Matanya masih menatap wajah Chanyeol dengan ekspresi yang sulit terbaca.
"Kyungsoo?"
"Ah! Oh? Susu? Okay, okay, aku akan buatkan susu sekarang."
Setelah Kyungsoo tersadar sepenuhnya, ia pun segera melangkahkan kedua kakinya menuju dapur. Di sepanjang Kyungsoo melangkah, tak henti-hentinya gadis itu merutuk seraya menampar kedua pipinya sendiri.
"Sadar, Do Kyungsoo, sadar! Gak mungkin lo suka sama Pak Chanyeol, gak mungkin!"
Sementara itu, Chanyeol tampak mengulum senyum tipis kala melihat Kyungsoo melakukan tingkah yang konyol.
"Sabar sebentar ya, Sayang. Mamamu sedang membuatkan susu," ucapnya tanpa sadar.
Tunggu sebentar ...
Tadi Chanyeol mengatakan ... mama?
"M-maksudku ... kakakmu sedang membuatkan susu, hahahaha." Dengan cepat Chanyeol segera meralat ucapannya.
Wajah Chanyeol maupun Kyungsoo sama-sama memerah tanpa mereka berdua sadari.
"Gila! puyeng banget pala gua, Anying! Kek habis naik korsel," keluh seorang pria berkulit sawo matang begitu ia turun dari dalam mobil.
"Tolong jaga ucapannya ya, Bangsat! Dilarang berkata kasar selama berkomunikasi!" sahut pria lainnya. Yang membedakannya saat ini adalah warna kulit yang lebih terang dari pria sebelumnya.
"Itu lo barusan berkata kasar, Babi!"
"Ya kan gua cuma memberikan contoh, Anying."
"Berisik!"
Seorang pria bertubuh kekar lainnya menyela percekcokan antar dua umat manusia yang selalu membuatnya terserang tekanan darah tinggi setiap kali berada di dekat mereka. Dan sekali lagi, yang membedakan pria itu dengan kedua temannya adalah tinggi badan yangsedikit lebih pendek.
"Bukan gua yang mulai, Bang. Tuh si item," tuding Sehun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.