11. Love or Friendship?

571 139 48
                                    

🌻 Bagian Sebelas - Cinta atau Persahabatan? 🌻



"Jadi ... bagaimana kau bisa mengalami kecelakaan?"

Kyungsoo yang sedang mengunyah makanan terpaksa harus terhenti ketika sang ayah menanyakan kronologis kejadian kecelakaan. Sepasang matanya yang bulat menatap wajah Kris dengan serius.

"Janji dulu, setelah ini papi harus menuruti semua kemauanku."

Kris berdecak. "Baiklah, Papi janji."

Sudut bibir Kyungsoo terangkat membentuk senyum licik.

"KYUNGSOO!"

Suara Dean terdengar nyaring. Tubuh mungil itu melayang di udara selama beberapa saat sebelum akhirnya jatuh menimpa sebuah mobil yang sedang melaju.

Berguling, terpental, kemudian berakhir terkapar di atas aspal dengan kepala bersimbah darah. Kyungsoo merasakan sakit yang luar biasa. Sekujur tubuhnya kaku, pun dengan pandangan yang mulai memburam.

Samar-samar Kyungsoo mendengar suara Dean yang panik. Pria itu mendekap tubuhnya dengan sangat erat sembari membisikkan kata-kata, "Kumohon, bertahanlah."

Darah terus mengalir deras dari kepalanya. Kyungsoo merasa bahwa saat itu merupakan detik-detik di mana ia akan meregang nyawa.

Setitik air mata lolos dari ujung mata Kyungsoo. Orang tua, Chanyeol, Yuan, Baekhyun, Sejeong, dan semua orang yang sangat ia sayangi, seketika memenuhi pikiran. Kalau memang sekarang Kyungsoo harus mati, apakah orang-orang itu akan menangisinya?

Kesadaran Kyungsoo hampir hilang, matanya terasa berat. Dan pada saat ia benar-benar nyaris menutup mata untuk selamanya, tiba-tiba seorang wanita berpakaian serba putih menghampiri Kyungsoo.

"Pergilah, Kyungsoo, ini bukan tempatmu. Kau harus kembali pada mereka. Aku akan memberimu kekuatan agar kau bisa kembali. Namun, sebagai gantinya aku titipkan putraku kepadamu. Rawat dia seperti kau merawat darah dagingmu sendiri. Pergilah, Kyungsoo. Chanyeol sangat membutuhkanmu."

Sepasang mata Kyungsoo terbuka lebar. Ia memandang orang-orang yang sedang mengerumuninya dengan tatapan bingung. Dan pada saat mendapati wajah Dean begitu dekat dengan wajahnya, Kyungsoo refleks berteriak.

"Ya! Ngapain lo?!" serunya galak. Gadis itu segera mendorong tubuh Dean menjauh.

Beberapa pasang mata di sekitarnya memandang Kyungsoo tak percaya. Bagaimana mungkin gadis yang tengah sekarat tiba-tiba memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga bisa mendorong tubuh Dean dengan sangat kasar?

"Bau apa ini?" Hidung Kyungsoo mengkerut. Matanya mengerjap dua kali ketika setetes cairan berwarna merah pekat mengalir dari dahinya.

"D-darah? Hey, Dean, kenapa kepala gue bisa bocor? Lo pasti ngelempar batu ke kepala gue, 'kan?" tuding Kyungsoo kepada Dean yang masih diam mematung.

"Kyungsoo," Dean memanggilnya dengan suara bergetar. Tak lama berselang tubuhnya tiba-tiba sudah berada dalam kungkungan tubuh Dean.

"Hiii, kenapa lo? Menjauh gak!"

Tubuh kecil itu berontak hebat. Bagaimana tidak? Saat ini Dean sedang menindih tubuhnya di depan publik.

"Dean! Menjauh dari tubuh gue, Berengsek!"

"Syukurlah ... syukurlah kamu selamat, Kyungsoo. Aku kira kamu akan mati. A-aku sangat takut."

Kyungsoo tertegun. Ia merasakan sesuatu yang basah menembus bajunya di bagian bahu.

Mr. GalbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang