holaa<3
***
Kalimat Janar masih terputar jelas di otak Anna. Suaranya diakhir percakapan, yang mengucapkan selamat malam. Kata-kata yang biasanya hanya dia dapat dalam bentuk teks, saat hal itu berubah menjadi suara yang bisa didengarkan, benar-benar membuat hatinya menghangat.
Gadis itu dikejutkan oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba ada dihadapannya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali. Melihat Geo yang menatapnya bingung. "Lo dari kapan disini?" tanya Anna.
"Mungkin satu menit? Lo kenapa bengong sambil senyum-senyum sendiri, sih? Serem, Na. Masih pagi gini."
Perkataan Geo membuatnya berdecak, "katanya mau damai, jangan nyari gara-gara, deh."
"Astaga, Anada Carissa. Gue nggak nyari gara-gara, gue tadi nanya lo kenapa? Ya Tuhan, sabar Geo, sabar. Masih pagi..." Geo mengelus-ngelus dadanya.
Anna terkekeh melihat ekspresi nelangsa laki-laki yang sekarang duduk disampingnya. Diperhatikannya Geo from head to toe, ia hari ini memakai celana jeans, kaus hitam dan dibalut jaket jeans yang warnanya agak pudar, juga dengan sepatu kets hitam.
Hari ini adalah hari H pensi sekolah. Anna sudah berada di sekolah, menunggu teman-temannya datang. Ini masih pukul 6 pagi, sebenarnya ada beberapa anggota OSIS yang sudah datang. Tapi Anna masih belum menemukan sahabat-sahabatnya. Untung ada Geo, jadi dia ada teman ngobrolnya.
"Ge, lo ngelihat Dira atau yang lain nggak?" Anna menatap Geo, bertanya.
Geo mengedip dua kali, lalu menjawab, "Kayaknya tadi gue lihat ada Salwa di parkiran depan. Mau gue temenin kesana?"
Anna lantas menggeleng, "Nggak usah deh, nanti dia juga pasti kesini. Btw, lo kenapa datang pagi banget, dah? Mau latihan sama anak-anak?"
"Asik, anak-anak. Kayak kita udah punya anak aja, nikah juga belum, Na." Geo terbahak melihat Anna yang melotot dan sedang menepuki pundaknya—yang tentu tidak terasa sakit sama sekali bagi Geo.
"Males ah temenan sama lo! Gue tarik omongan gue kemarin."
Laki-laki itu masih tertawa, "Yaelah, canda kali Nanaaa! Jangan cemberut, pipi lo tambah gede, tauk!"
"Ish, lo mah, Ge! Ngeselin banget." Anna semakin menekuk wajahnya.
Geo mengulum bibirnya untuk berhenti tertawa, "Iya iya iya, maaf maaf, sorry, okay? Nana cantiiik, jangan ngambek, nanti gue beliin milkita, deh!"
Gadis yang menggunakan t-shirt hitam bertuliskan 'MINE' dan dipadukan dengan celana kulot hitam serta sneakers putihnya itu, menatap Geo dengan binar kemudian mengangguk semangat. Anna sangat suka permen milkita, dan Geo paham betul akan hal itu.
Mudah sekali merayu seorang Anada Carissa.
***
"Nanti si Janar beneran jadi kesini, Na?" Dira bertanya sambil mengecek ulang tiket masuk.
Anna yang sedang merapihkan meja mengangguk kecil, "Iya, kemarin sih, katanya gitu. Tapi nggak tau deh kalau nggak jadi. Belum ngasih kabar soalnya."
"Cieee, yang udah pedekate, tinggal nunggu jadi resmi aja nih, ya kan?" Salwa datang dengan membawa satu kardus kecil minuman, untuk OSIS yang bertugas menjaga pintu masuk.
Anna mendengus, "Apaan sih, orang cuma teman."
Tiba-tiba saja Linda datang, entah dari mana, lalu menceletuk. "Iyaa, teman. Teman yang tiap malam ngucapin selamat tidur, selamat malam, pakai emot bunga mawar lagi. Itu yang namanya teman, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
venn
Novela JuvenilAnna bertemu dengan Janar di sebuah pentas teater. Saat berkenalan, Anna tidak pernah menyangka jika akan terus berhubungan dengan lelaki itu. Hingga rasa lain muncul dalam hatinya. Di sisi lain, ada Geo, teman sekelas Anna yang selalu mengganggunya...