bagian 29

19 2 0
                                    


Iklas untuk melepas
.
.
.



Sarla menoleh kesampingnya
Ia melihat Adrian yang sangat fokus dengan pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru

Sarla bukan tipe perempuan yang tidak peka, ia peka dengan perasaan Adrian padanya. Sarla tidak ada niat dekat dengan Adrian untuk membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya. Ia hanya ingin menjadi teman Adrian tapi kenapa malah ada perasaan lain selain pertemanan.

Apa benar? Sebenarnya laki-laki lah yang lebih baperan daripada perempuan. Baru perempuan menanggapi dikira suka dan sebaliknya kalau tidak merespon dibilang sombong.

Sarla ingin menegur Adrian tapi takut tidak ditanggapi.
Sarla yakin yang dikedai bakso kemarin itu Adrian.

"Gue nanti mau ngomong sama lo, cari gue di perpus" ucap Sarla yang entah di dengar atau tidak oleh Adrian

Sedangkan Adrian seperti tidak perduli, ia tetap dengan ekspresi wajah datarnya.

"Huh" Sarla menghela nafasnya

***

Jam istirahat sudah berbunyi. Sarla pergi sendiri ke kantin, kenan sedang latihan basket jadi tidak bisa menemaninya.

Sarla juga tidak lama di kantin karena ia akan ke perpus untuk berbicara dengan Adrian.

Setelah membeli dua roti dan dua air mineral Sarla langsung menuju perpustakaan.

Sampainya diperpustakaan Sarla tidak mendapati Adrian disana. Sarla memilih duduk disalah satu bangku yang disediakan.

Hampir Lima menit Sarla menunggu tapi Adrian belum juga datang. Mungkin Adrian tidak mau bertemu dengannya disini pikir Sarla.

Sarla lantas memilih pergi saja toh Adrian tidak akan datang.

Saat Sarla ingin berbalik pergi ada Adrian dibelakangnya.

Adrian dengan ekspresi datarnya hanya memandang Sarla.

"Duduk"

"Hah duduk?" Tanya Sarla

"Lo mau ngomong kan?" Adrian lalu duduk di samping bangku yang diduduki Sarla.

"Ouh ya" Sarla menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kenapa mendadak dirinya lemot.

"Dua menit"

Sekarang Sarla mengerti Adrian memberikannya waktu dua menit untuk berbicara.

"Lo marah sama gue?, gue minta maaf"

Adrian menghadap Sarla, Adrian menatap tajam Sarla. Sarla yang ditatap seperti itu pun sedikit takut.

"Gue nggak berhak marah dan lo nggak perlu minta maaf"

"Tapi-" Sarla menggantung kalimatnya.

"Tapi gue udah jadian sama Ken" Lanjut Sarla.

Adrian nampak menghela nafas
"Gue sebenarnya nggak berharap tau dan dengar la" Tatapan tajam Adrian mendadak luruh digantikan dengan tatapan kesedihan.

"Tapi gue seneng kalau lo bahagia, mungkin bahagia lo nggak gue" Ucap Adrian berusaha menerima kenyataan.

"Gue akan ada selalu buat lo kalau lo disakiti sama pacar lo itu" Setelah berucap panjang lebar Adrian memilih pergi meninggalkan Sarla yang menatap kepergiaanya dengan rasa sendu.

SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang