Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf kalau enggak sesuai ekspektasi, Buatnya sama pas dikasih sakit jd ya apa adanya daripada gak up..
Love kalian.. 😘😘
🦋🦋🦋
Dengan satu tarikan nafas, radith berhasil mengucapkan kalimat sakral yg memang sudah semalam ia hafalkan. Mendengar ucapan sah dari berbagai pihak. Radith tersenyum bahagia.
Rasanya begitu haru, matanya pun berkaca kaca karena sekarang ia sudah bukan lagi pria dengan lebel anak manja mamahnya lagi, ia adalah pria pemegang tanggung jawab penuh dari seorang gadis yg sudah sah menjadi istrinya.
Tangan radith bergetar saat tangan kanannya dicium mesra oleh dinda untuk pertama kalinya sebagai suami, tak tau apa yg ia rasakan yg jelas radith begitu haru. Ia mendekat menarik kepala gadis itu lembut, dan mencium keningnya mesra.
" Mas Sayang, kamu Dek...... " lirih radith pelan, yg hanya bisa didengar oleh dinda saja. Dan dinda tersenyum bahagia. Kemudian radith mengecup sekilas bibir dinda lembut.
Tangan mereka terus saja bertautan, saat menunggu dokumen dokumen yg harus mereka tanda tangani. Dinda terus mengelus punggung tangan radith, karena sejak tadi prianya tak berhenti bergetar. Dinda juga mengelus dada radith, sebagai ucapan, udah... Mas udah berhasil melewati hal sakral ini...
Anya dan bimo memberi ucapan selamat, mencium keduanya dengan deru tangis. Eyang arunipun begitu, tak kalah dengan tangisnya, karena keputusan dinda meninggalkan Kerathon dan menutupnya setelah ini cukup membuat nenek sedih.
Prosesi akad nikah sudah selesai. Dinda dan radith berdiri, menerima ucapan selamat dari berbagai kalangan. Doa doa terus saja mereka tujukan untuk sang pengantin. Tidak lupa juga dinda membagikan sedekah untuk warganya.
Mata dinda tertuju pada sudut gerbang, dimana keributan terlihat dari pengawalnya. " dia lagi... " ucap radith.
" dia lagi?? Mas ketemu sama dastan?? " tanya dinda bingung.
" 2 hari yg lalu sempet ketemu mas didepan, mas usir, dianya nurut.. " kata radit langsung memasang tangan dipinggangnya.
Dastan dengan sedikit marah karena tidak diijinkan masuk oleh pengawal langsung menerobos. Ia mendekati arah pelaminan. Dan menuju dinda dan radith.
Mata dastan melotot tajam, ia merasa dikhianati. Terlebih dengan pria, " KAMU???? " kata dastan menunjuk radith, pria yg ia ingat menyuruhnya pulang tempo hari.